Dendam

1501 Kata

"Keterlaluan kamu, May. Jangan memalukan papa di depan Huda dan keluarganya!" bentak Om Burhan kemudian. Wajahnya memerah karena malu melihat tingkah anaknya yang terlalu kemayu itu. Mayang hanya tersenyum tipis saat aku membulatkan kedua mata menatapnya. Benar-benar perempuan aneh. Terang-terangan mengucapkan kalimat itu di depanku. Istri Mas Huda sendiri. Gala dan Gina yang sedari tadi melihat foto-foto mereka di kamera papanya pun menoleh seketika saat Om Burhan membentak putri semata wayangnya. Aku dan ibu saling lirik, seolah paham apa isi hatiku ibu mengajak anak-anak keluar untuk cari jajan. Mereka pun tersenyum senang, pamit keluar setelah menyerahkan kamera itu pada ayahnya. Kuberikan selembar uang merah untuk ibu, memintanya untuk belanja di sekitar sini saja. Tak peduli lirik

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN