bc

Ibu s**u Untuk Sagara

book_age16+
612
IKUTI
18.5K
BACA
revenge
love-triangle
family
HE
opposites attract
dominant
boss
single mother
heir/heiress
bold
single daddy
city
office/work place
enimies to lovers
affair
polygamy
assistant
like
intro-logo
Uraian

#komediromantis || "Maaf, apa air su'su Anda banyak?"

.

'Plak!'

.

"Dasar me'sum!".

.

Wanita yang sedang berduka setelah kehilangan anak dan suami karena sebuah kecelakaan, menampar pria tampan yang bertanya tidak sopan itu kemudian berlalu.

.

Sang pria berdiri sambil menatap bingung. Meraba pipi yang terasa perih. Apa yang salah? Kenapa ditampar? Ia hanya bertanya.

chap-preview
Pratinjau gratis
1~ Dua Sisi
"Maaf, apa air su'su Anda banyak?" Plak! "Dasar me'sum!" Wanita yang sedang berduka setelah kehilangan anak dan suami karena sebuah kecelakaan, menampar pria tampan yang bertanya tidak sopan itu kemudian berlalu. Sang pria berdiri sambil menatap bingung. Meraba pipi yang terasa perih. Apa yang salah? Kenapa ditampar? Ia hanya bertanya. "Suster!" "Iya, Pak?" "Suster tadi bilang wanita tadi baru aja kehilangan anaknya dan pasti punya ASI. Tapi kenapa waktu saya tanya, saya malah ditampar?" protes sang pria. Suster itu tersenyum meringis. "Mungkin cara Pak Ervan bertanya kurang tepat," ujarnya yang melihat dan mendengar sendiri kejadian tadi. "Begitu, ya, Sus?" "Iya, Pak. Saya permisi." Pria bernama Ervan itu mengangguk kemudian menoleh pada pria lain yang ada di sana. "Adam, cari tahu tentang wanita itu. Saya butuh ASI dia," titahnya. "Baik, Pak." Sementara wanita tadi, pulang bersama saudaranya. Anak dan suami harus segera dimakamkan. Kesedihan tampak begitu jelas di wajah pucatnya. "Kamu tenang aja, Aluna. Aku akan bantu kamu cari tahu siapa yang udah menyebabkan kecelakaan itu. Dia harus tanggung jawab. Enak saja. Udah bikin orang meninggal malah kabur," ujar seorang pria yang sedang mengemudi. Wanita yang dipanggil dengan nama Aluna itu hanya menghela napas panjang tanpa mengatakan apa-apa. Tatapan lurus ke depan. Tetapi kosong. Sang pria tak lagi bicara. Mengerti bagaimana perasaan sepupu yang baru saja kehilangan dua orang yang disayangi. Tiba di rumah, suasana duka begitu terasa. Tangis keluarga terdengar memilukan saat jenazah anak dan suami Aluna tiba di rumah duka dengan menggunakan ambulan. Aluna duduk diam di depan dua jenazah yang sudah siap dimakamkan. Tak ada kata terucap dari bibir. Percuma bicara. Ribuan kata tak akan mampu menggambarkan bagaimana hancurnya hati saat ini. Suami tercinta dan putrinya yang baru berusia satu tahun, diambil secara paksa dan mendadak di waktu yang bersamaan. Hanya tetes air mata yang mampu melukiskan segala rasa sakit, penyesalan dan duka mendalam. "Yang sabar, Luna. Allah lebih sayang pada anak dan suami kamu," ujar seorang wanita sambil mengusap punggung Aluna. "Tapi Allah gak sayang sama aku, Bu. Dia udah ambil dua orang yang aku sayangi," lirih Aluna dengan suara tercekat di tenggorokan. "Istighfar, Sayang. Kamu gak boleh bicara seperti itu." Wanita paruh baya yang merupakan ibu dari Aluna, merangkul bahu putrinya yang masih menatap kosong dengan air mata yang masih berderai. Aluna bergeming. Tatapannya menyiratkan luka tak terperi. Kesedihan mendalam dan mengguncang jiwa. Rasa kehilangan begitu terasa. Dalam sekejap mata, dunianya hancur. Suami dan anak yang sebelumnya menjadi sumber kebahagiaan, kini hanya tinggal kenangan yang tak mungkin lagi bisa ia dekap. Setiap sudut rumah yang awalnya penuh dengan canda tawa dan kebahagiaan, kini hanya menyisakan kesunyian. Aluna merasa seolah-olah hidupnya berhenti bersamaan dengan kepergian dua orang terkasih. Cairan bening tak henti mengalir seakan hati tak lagi mampu menampung segala rasa sakit. Aluna mengedarkan pandangan ke sekitar rumah yang ia tinggali bersama anak dan suami. Kenangan indah saat bersama kembali menari dalam ingatan. Aluna seperti melihat suami pulang kerja dan anaknya yang sudah merangkak, dengan tawa riang menyambut. Bayang-bayang itu perlahan memudar hingga akhirnya menghilang bersamaan dengan gelapnya dunia yang ia pijak. "Astaghfirullah ... Aluna!" jerit sang ibu saat melihat putrinya terkulai lemas, tidak berdaya. "Aluna, bangun, Sayang." Air mata luruh semakin deras dari netra wanita paruh baya itu. Tak ada yang lebih menyakitkan bagi seorang ibu selain melihat anak yang ia lahirkan hancur seperti yang dialami Aluna—putri tercinta.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.6K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
187.7K
bc

TERNODA

read
198.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.3K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.5K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
31.6K
bc

My Secret Little Wife

read
131.8K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook