Met Again +++

1953 Kata
Sudah seminggu Anjani bekerja di Emperor Hyatt dan ia senang menjalani hari-harinya. Pagi hari sebelum bekerja ia akan jogging sebentar, menyiapkan sarapan untuk dirinya, bersiap ke kantor dengan pakaian biasa,dan memesan ojek online. Selepas shift di hotel, Anjani akan melanjutkan pekerjaannya di resto fastfood sebagai kasir, dan di hari liburnya Anjani akan bekerja sebagai kasir di minimarket tidak jauh dari apartemennya. Malah terkadang ia harus bekerja sebagai pramusaji di tempat karaoke ataupun club. Namun Anjani tidak merasa risih ataupun malu dengan pekerjaan yang dimilikinya, Dengan wajah cantiknya,rambut hitam panjang sepinggang,kulit putih dan tubuh langsing yang dimilikinya, tidak sedikit orang yang kadang menggodanya ataupun menjanjikan pekerjaan yang lebih. Tapi tentu saja Anjani menolak, ia tidak butuh uang yang banyak, dia hanya butuh makan dan tempat untuk tinggal dan keinginannya untuk mengembalikan biaya yang sudah Nala keluarkan untuknya. Meski tentu saja, Nala sama sekali tidak menginginkannya "Jan, hari ini jangan bikin seeeedddiiiikiiit pun kesalahan" kata Sandra di saat mereka makan siang. "Tentu aja sayangkuu. Eh tapi emang kenapa sih San?hari ini Pak Rio jg keliatan ribet banget,sampe smua di periksain satu-satu" tanya Anjani pada Sandra, sahabatnya yang jg menjadi Receptionist. "Bos baru mau datang. Pemegang saham terbesar sekaligus CEO yang baru, katanya sih orangnya guaaanteng Jan" ucap Sandra dengan sedikit berbisik dengan garpu yang di sodorkan ke wajah Anjani. "Trus kalau guaaanteng banget mo ngapain?emang mau gitu lirik kita?emang Dino mau di apain?Huh?!" tanya Anjani sambil mencubit pipi Sandra. " iiiih apaan sih..kan lumayan buat cuci mata.nih aku ada fotox,dikirimin anak PR,sini deh" Sandra mengibaskan tangannya memanggil Anjani agar mau melihat foto di ponselnya. Baru saja Anjani mengangkat sedikit kepalanya ingin melihat ponsel Sandra, tiba-tiba ponselnya berbunyi, yang membuatnya hampir tersedak "Halo pak Ryo,iya saya lagi di kantin,oke saya kesana pak" Dengan buru-buru Anjani meneguk air minum di tumbler miliknya dan membereskan bekas makanannya "Duluan ya San,pak Ryo nyuruh gue naik,nggak usah liatin yang di lantai atas,tuh di lantai 7 udah datang,urusin Dino gih"di ciumnya pipi sandra dan langsung berlari meninggalkan sahabatnya itu. Sandra langsung menoleh ke arah yang dimaksud Anjani " Kayaknya gue harus bersyukur sama ini aja. Diinn,Din...andai kamu seganteng dan sekaya pak Gerald" gumam Sandra pada dirinya sendiri dan mengangkat tangan lalu melambaikannya untuk memanggil Dino *** Dengan tergesa-gesa Anjani berjalan menuju ruangan pak Ryo. Belum sampai di ruangan tersebut,tanpa sengaja Anjani menoleh ke arah lift tamu yang pintunya hampir tertutup. "Apa itu dia?nggak mungkin. Tapi kok kayak dia. Tapi masa iya?, ah sudahlah". Anjani bicara pada dirinya sendiri untuk menanyakan apa yang baru saja dilihatnya. Tok tok Anjani mengetuk pintu ruangan pak Ryo, " Masuk" jawaban terdengar dari dalam. Setelah Anjani berdiri di depan mejanya, Ryo yang tadi sibuk memeriksa daftar room attendant nya,mengangkat kepalanya. "Jani, mulai hari ini kamu sm Rafa bertugas di president suite melayani CEO baru. Saya harap kamu tidak melakukan kesalahan, bos kita orangnya belum bisa ditebak. Dia tidak banyak bicara dan tidak suka diganggu. Jangan berencana iseng" ujar Ryo dengan tangan yang dilipat di dadanya. " Tentu saja pak...saya akan kerjain semuanya dengan baik" Dengan tatapan curiga, Ryo menganggukkan kepalanya dengan pelan. "Baik,kamu boleh kesana sekarang, saya nanti akan kesana nyusulin kamu" " Baik pak,saya kesana sekarang" Jawabnya lalu berbalik menuju pintu dan menyiapkan dirinya. CEKLEK Pintu president suite itu terbuka dan menampakkan isinya,seketika lampu-lampu yang ada didalam ruangan itu menyala dan membuat mata Anjani berbinar. "Astagaaaa, bagus banget...wowwww...viewnya bagus bangettt...kamarnya,pantry nya,kamar mandi,ya ampuuunn,kapaaan aku bisa tidur di kamar kayak gini" Anjani Flashback "Kamu suka pemandangannya?" Seorang pria yang muncul tiba-tiba membuat Anjani mengusap air matanya pelan. Dan kemudian dia hanya bisa mengangguk pelan tanpa menoleh sedikitpun. Dia tetap menatap laut didepannya dari balkon kamar hotel yang mereka tempati. Anjani sama sekali tidak menikmati kamar yang telah di set dengan tema honeymoon itu. Padahal ini adalah kamar yang bisa membuat orang terbawa suasana. Sang pria kemudian mendekatinya, berdiri di sebelah nya, memandang istrinya dari dekat, membuatnya semakin jatuh hati pada wanita yang baru dinikahinya 3 hari lalu. Setelah brbagai ritual adat, dan berbagai acara keluarga yang ada,ini pertama kalinya mereka berbicara dan hanya berdua. Ia memandangi istrinya yang terlihat sendu, ia tahu istrinya sedih,tidak menyukainya apalagi mencintainya. Ia tahu istrinya memiliki kekasih saat mereka menikah. Tapi saat ini ia hanya ingin menjadi teman untuk istrinya itu, dan ia percaya mereka akan bisa bersatu nantinya. " Aku minta maaf kalau semua ngga seperti kemauan kamu. aku ngga akan memaksa kamu nerima aku. aku akan tungguin kamu,sampai kamu bisa. kita jalani pelan-pelan aja" Tangisnya tidak bisa lagi ditahannya, air mata itu terus mengalir. Anjani membenci pria itu. Yang membuat semua rencananya menjadi sia-sia. Tanpa sadar dipukulnya d**a pria itu dengan kepalan tangannya. Pria itu diam saja, meski dia pun merasa teriris di hatinya. "Seburuk itu kah aku Anjani?" batinnya. Setelah merasa puas,Anjani menghentikan pukulannya,tubuhnya lunglai ke lantai dan menangis tersedu. Sang pria ikut terjongkok di hadapannya,mencoba menenangkannya. Di rangkulnya pundak sang istri. Anjani tidak merespon, ia tetap tersedu dengan kesakitannya. Setelah tangisnya sedikit mereda,tanpa sadar ia refleks mendongakkan kepalanya ke atas,bersamaan saat sang pria ingin mengecup puncak kepala sang istri. Tanpa sengaja bibir mereka bersentuhan. Saat sang pria akan menolehkan kepalanya, tiba-tiba kedua tangan Anjani memegang wajahnya. "Apa kamu bener-bener menginginkan aku?" "Aku jatuh cinta sejak pertama melihat kamu Anjani" Pria itu tersentak kaget saat sang istri tiba-tiba saja meraup bibirnya. Menciumnya dengan dalam. Ciuman yang hangat namun ia dapat merasakan kegetiran di dalamnya. Ia lalu membalasnya dengan lembut. Ditangkupnya wajah kecil sang istri,tanpa sadar tangan Anjani mengalung di leher sang pria. Ia menikmati ciuman lembut itu. Seakan terhipnotis ia membiarkan saja saat tangan suaminya berpindah ke dadanya. Meremasnya perlahan. Satu erangan kecil keluar dari mulutnya. Kaki mereka pun saling membimbing berjalan menuju tempat tidur besar mereka. Masih dengan bibir mereka yang saling bertautan. Perlahan ciuman sang pria turun ke leher putih jenjang istrinya. Dikecupnya dengan pelan,dan Anjani makin mengeratkan pelukannya di leher sang suami. Bahkan ia sedikit meremas rambut suaminya. Menikmati setiap sentuhan yang dirasakannya. " Anjani, may i?" Bisiknya disela kecupan-kecupannya di leher sang istri. Entah apa yang ada di pikiran Anjani saat ini,tapi ia hanya mengangguk dengan pelan. Tanpa menunggu lama, sang pria langsung meraup bibir sang istri dengan lahap. Disela permainan lidah mereka,sang pria membuka resleting panjang di bagian depan gaun hitam selutut sang istri. Dan apa yang dilihatnya kini membuatnya sangat terlena. Kini Anjani berdiri hanya dengan menyisakan pakaian dalam hitam berenda pada tubuhnya. Sangat kontras denga kulit putih mulusnya. Dibelainya rambut hitam panjang sang istri yang ditata sedikit bergelombang. Anjani yang merasakan kalau suaminya kini melihatnya dengan intens mencoba merapatkan tubuhnya agar tertutupi oleh tubuh suaminya. Namun tindakannya itu membuat suaminya malah makin b*******h. "Kamu cantik Anjani,semua yang ada di kamu,semuanya indah,sangat cantik" Lalu diangkat dan digendongnya tubuh istrinya ala bridal style menuju salah satu sisi tempat tidur. Setelah meletakkan Anjani dengan posisi terlentang,ia kemudian duduk di perut istrinya dan bertumpu dengan kedua lututnya sambil membuka satu persatu kancing kemejanya. Diciumnya kembali bibir sang istri perlahan. Mencium setiap inci bagian tubuh yang ada. Mencium puncak payudaranya yang berwarna merah muda, digenggamnya daging yang sintal itu dengan penuh gairah namun tetap lembut. "Emmpphh" Anjani mendesah dibuatnya. Sang pria semakin b*******h mendengarnya, lalu perlahan ciumannya turun ke perut rata sang istri. Menjilatnya pelan. Lalu diciumnya bagian inti sang istri. Anjani yang baru merasakan sensani ini tanpa sadar mengangkat sedikit tubuhnya, dan ditariknya rambut sang pria. Dengan senyum smirk,sang pria kembali melumat bagian inti sang istri,membuat pemiliknya menggelinjang menahan rasa nikmatnya. Yah, Anjani memang memiliki kekasih, Christian, mereka telah 4 tahun bersama, namun mereka tidak pernah lebih jauh dari sekedar making out. Bukan Christian tidak pernah mencobanya, hanya saja Anjani selalu merasa belum siap melakukan itu dengan Christian. "Anjani,you drive me crazy, kapanpun kamu mau aku berhenti,aku akan berhenti,aku ngga akan maksa kamu sayang" Ucapnya dengan lembut dengan tatapan yang tulus dan hangat di sela kecupan-kecupan yang diberikannya pada bibir sang istri. Ditatapnya mata sang suami yang berada tepat d depan wajahnya, kesungguhan dan ketulusan,itu yang dapat ia lihat. Lalu dengan pelan ia menggelengkan kepalanya. Digenggamnya sebelah tangan sang suami yang menangkup wajahnya "Jangan..i want it" jawabnya dengan suara yang serak akibat menahan erangannya tadi. Mendengar itu, sang suami langsung tersenyum merekah, lalu di kecupnya kening sang istri,lalu hidungnya, dan berkata " Istri yang baik" Entah sadar atau tidak tapi Anjani tersenyum kecil mendengar ucapan suaminya.Istri yang baik??? Di sela ciuman panas mereka, dan kecupan dan tanda cinta yaang dibuat pada tubuh istrinya,sang pria membelai bagian inti sang istri yang sepertinya sudah sangat lembab. Dan saat ini mereka sama-sama sudah tidak mengenakan apapun...Sang pria sangat memuja tubuh istrinya,ia sangat menikmati semua yang ada pada tubuh istrinya itu. Saat sang pria akan menyatukan diri mereka,Anjani menggenggam tangan suaminya dan berkata "Pe__Pelan-pelan" ucapnya gugup. Apa yang baru diucapkan istrinya membuat sang pria dapat mengerti maksudnya,seperti mendapat jackpot dan di hujani oleh confetti. Dia adalah orang pertama yang mendapatkan wanita di hadapannya. Istrinya. "Kamu bikin aku gila sayang,thank you" diciumnya bibir istrix dan menautkan kembali lidah mereka. Lalu perlahan sang pria memulai penyatuan mereka, memasukkan intinya dalam lubang inti sang istri yang hangat dan sangat sempit. Cakaran di punggungnya tidak lagi terasa olehnya,tergantikan oleh nikmat yang diberikan sang istri. Perlahan ia menggerakkan pinggulnya masih dengan bibir yang bertautan,berharap itu bisa mengurangi perih yang dirasakan istrinya. "Sayang kamu ngga kesakitan lagi kan?" Yang ditanya hanya menggeleng pelan,sambil meremas seprei dan apapun yg bisa di jangkau tangannya. Tubuhnya menggeliat dengan hebat. Terdengar suara hentakan dari kulit yang bersentuhan. Erangan demi erangan saling mereka keluarkan. Mereka berdua saling menikmati tubuh masing-masing. Menikmati malam pertama mereka sebagai suami istri. Anjani meraba pelan lengan sang suami yang terasa keras dan padat di sela pergulatan mereka. " Aku ,emmphh aahh,aku.." "Keluarin aja syg" Sang pria lalu semakin mempercepat gerakannya. Anjani mengangkat tubuhnya saat pelepasan pertamanya datang. Lalu sang suami kembali menjilati cairan yang keluar dari bagian inti istrinya,menciumi dan menggerakkan lidahnya ke dalam. Entah kenapa ia sangat menyukai mencium inti sang istri, menghirup aromanya dengan dalam.Sang pemilik lalu menarik rambut sang pria,ia tidak bisa lgi menahan nikmatnya dan mengeluarkan pelepasan selanjutnya. Lalu si pria kembali memasukkan kembali intinya ke lubang inti sang istri,setelah memaju mundurkan beberapa kali,ia pun akan melakukan pelepasannya,di remasnya d**a sang istri "Sayang,i wanna c*m,aaahh aahhh...Anjaniii". Dilepaskannya cairan cintanya ke rahim sang istri lalu ia ambruk di atas tubuh sang istri,lalu menciumnya lagi dengan lembut "Makasih sayang, we'll be just fine" Namun sang istri tiba2 saja membalikkan tubuhnya, ia menangis,mengambil pakaiannya lalu berlari ke kamar mandi. Flashback off CEKLEK Anjani yang masih sibuk melamun sambil menatap lautan di hadapannya tidak sadar kalau seseorang baru saja membuka pintu kamar yang di tempatinya itu. " Udah selesai Jani ?" tanya Ryo sang chief. Anjani yang merasa namanya dipanggil langsung menoleh dan merapikan sisa pekerjaanya. "iya pak sudah,saya baru mau keluar" Saat ia menatap pak Ryo, ia melihat ada 2 pria lain yang ikut masuk di belakangnya. Terkejut,jantungnya seperti terjatuh ke kakinya,tubuhnya seketika terasa lemas. Pria yang baru saja dilamunkannya,pria yang baru saja ada di pikirannya, pria yang ditinggalkannya 5 tahun lalu, kini berdiri dengan jarak tidak begitu jauh darinya. " Gerald Winata?Itu dia kan?apa yang dia lakuin di sini?apa jangan-jangan" tanya Anjani pada dirinya sendiri. "Kalian semua boleh pergi" ucap Gerald sambil berjalan tanpa menoleh pada siapapun menuju kamar tidurnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN