Chapter 25

1008 Kata

Tanpa menjawab Carmel langsung beringsut pergi, Bunga menatap punggung wanita itu jengah. Sepertinya ia tadi salah menilai Carmel. Wanita itu masih sama. Wanita yang tidak berperasaan. Di dalam kamar Carmel terdiam, ia sadar apa yang dikatakan Bunga benar. Ia harus meminta maaf kepada anak keduanya atas sikapnya terdahulu. Tapi hatinya begitu gengsi melakukannya, meski perlahan ia mulai menyukai Nena. Bunga masuk kekamar Nena, untuk sekedar mengecek tidur anak itu, ia mengusap dahi Nena sayang serta memberikan kecupan selamat tidur. "Nena mau jadi kakak, Nena seneng gak?!" tanyanya berbisik karena takut membangunkan Nena. Bunga juga mengelus perutnya yang rata. Ia seperti orang yang baru saja mendapatkan benda berharga, sehingga Bunga berusaha selembut mungkin mengelus perutnya. --- S

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN