“Nek terimakasih telah menjadi contoh wanita yang kuat bagi kami, terimakasih atas semua cerita yang disampaikan oleh nenek itu menjadi motivasi kuat bagi kami” Ujar Elmira dengan mata yang berkaca-kaca
Mereka pun kembali memeluk sang nenek karena mau bagaimanapun mereka tidak mau melewatkan sosok seorang wonderwoman yang sesungguhnya di dunia ini.
“Nek tunggu sebentar ya disini” Ujar Lang Buri sambil berdiri dan mendekat ke vespanya.
“Lang mau pergi kemana?” Adit.
“Sebentar saja tunggu ya!” Ujar Lang Buri menyalakan Vespanya.
Lang Buri pun pergi, 10 menit saat dia pergi dia pun kembali kepada mereka, dan tak disangka Lang Buri memberikan sebuah amplop berwarna coklat sangat tebal sekali, sepertinya uang tersebut cukup untuk menghidupi sang nenek dan bekal untuk menyekolahkan cucunya di masa depan kelak.
“Nek semoga uang yang tak seberapa ini cukup untuk menghidupi nenek dan membantu masa depan ade ini ya!” Ujar Lang Buri sambil memberikan amplop itu.
“Ya allah, ya allah, ya allah" Nenek.
Sang nenek sepertinya syok tak percaya dengan apa yang terjadi, karena selama ini dia tidak menginjak bumi tapi dia yang di injak-injak oleh bumi, keadaan bukan lagi memaksanya pada saat itu akan tetapi keadaan memang benar-benar seperti ingin membunuhnya, inilah kuasa tuhan, karena sang nenek melewati semua ujiannya dengan sabar.
Lang Buri yang kelihatannya tidak peduli dengan sekitarannya akan tetapi menunjukan sisi lainnya, siapa yang tidak akan tersentuh dengan perjuangan sang nenek ini, yang seharusnya sang nenek ini berdiam diri menikmati masa-masa terakhir hidupnya malah harus tetap menjalani kerasnya dunia.
Teman-temannya pun kaget melihat Lang Buri yang memberikan uang begitu banyak kepada sang nenek Tersebut.
“Nek, sepertinya uang ini juga cukup untuk nenek membuat usaha yang lain yang lebih ringan!” Lang Buri Sembari mengelus pundaknya.
Nenek berusaha berbicara meskipun dia dalam kondisi sesak dan isak tangis.
“Makasih banyak ujang, nenek doain semoga ujang diberikan keselamatan, dan teteh juga, pokonya kalian semua semoga selamat dunia akhirat” Nenek
“Gausah ragu nek memakai uang itu, karena itu uang pribadi saya” Lang Buri.
“Atuhh bukannya uang ini juga nanti ujang butuhin?, kalau nanti ujang tiba-tiba butuh ambil aja lagi uangnya jang” Nenek.
“Saya ikhlas, masih ada tabungan saya nek pakai aja” Lang Buri.
Sang nenek pun saking tidak percayanya dengan yang terjadi tangannya gemetar saat memegang uang tersebut amplopnya malah jatuh, karena mungkin sang nenek merasa bahwa dia sedang memegang masa depan cucunya yang mulai terlihat cerah.
Cucunya pun yang tadinya diam saja karena tidak mengerti dengan yang terjadi ikut menangis, entah saya pun bingung apa yang ditangisi oleh anak tersebut.
“Kenapa aa malah nangis?(sambil tersedu-sedu)” Nenek.
“Nenek gaboleh nangis, aa jadi sedih” Cucu sang nenek.
Mereka pun tersenyum melihat sikap anak tersebut dan berdoa agar anak tersebut kelak bisa menjadi seseorang yang dibanggakan oleh sang nenek yang membesarkannya walau pun tak tau umur si nenek sampai atau tidak namun mereka juga yakin sang nenek memikirkan hal yang sama yaitu kebaikan bagi anak tersebut.
Mereka pun berpamitan kepada sang nenek dan cucunya meminta izin untuk melanjutkan perjalanan.
“Eh sebentar sekarang udah mulai sore!, mira tempatnya masih jauh?” Hera.
“Iya lumayan sih soalnya kesananya jalannya jelek juga sepertinya sekitar 1 jam lagi” Elmira.
“Wah kalau gitu mending jangan kesana aja nanti malah kemaleman pulangnya belum ngobrol dll nya.” Adit.
“Iya juga sih!” Hera.
“Maap ya gara-gara aku minta berhenti terus” Elmira.
“Engga kok mira, kan kejadian tadi bisa kita buatkan laporan!” Adit.
“Iya juga yah ide bagus tuh!” Hera.
“Gimana kalo kita sekarang cari tempat bagus aja, itu liat ada jalan yang menuju bukit kayanya indah kalo liat senja soalnya sekarang langitnya juga cerah” Adit.
“Nah ide bagus lagi ayo-ayo!, Elmira mau kan?” Hera.
“Iya mau” Elmira.
“Lang gimana mau gak?” Hera.
Lang Buri.
Mereka pun berangkat menuju jalan perbukitan, tak lama 30 menit perjalanan mereka pun sampai di pucak bukit, pemandangan disana indah sekali karena bisa langsung melihat matahari yang tenggelam dan juga suasana yang masih terjaga kelestariannya, ternyata bukan hanya mereka saja yang pergi menuju puncak bukit, banyak orang-orang juga yang pergi kesana untuk sekedar melihat indahnya matahari tenggelam.
Lang Buri pun menyetandarkan Vespanya lalu duduk diatas rumput, Elmira yang tau bahwa Lang Buri tidak suka diganggu sedikit menjauh darinya.
“Kenapa duduknya terlalu jauh?disini saja biar bisa bersandar di vespaku” Lang Buri.
Elmira pun mukanya me-merah dan langsung duduk di dekat Lang Buri, mereka berdua menatap matahari yang akan tenggelam bersama dengan Vespa sebagai sandarannya.
“Lang tadi kamu ngasih uang banyak banget emang gak papa?” Elmira.
“Iya gak papa” Lang Buri.
“Ternyata kamu orang yang baik” Elmira.
“Tidak juga” Lang Buri.
“Itu buktinya kamu engga segan-segan nolong orang lain” Elmira.
“Memberikan uang yang banyak bukan parameter seseorang bisa dikatakan baik” Lang Buri.
“Kalau kamu bicara begini aku semakin yakin bahwa kamu orang yang baik” Elmira.
“Terserah kamu aja Elmira” Lang Buri.
Elmira.
Lang Buri pun melihat senyuman Elmira dengan kurun waktu yang cukup lama, entah apa yang ada dipikirannya ketika melihat senyuman seorang gadis cantik yang baik tersebut, namun dia tidak membalas senyuman tersebut dan malah berbalik melihat kembali matahari yang sebentar lagi akan terbenam.
Elmira pun melihat juga matahari yang akan terbenam tersebut bersama senyuman manisnya.