Bab I Helo Dek?
Pagi yang cerah Resya bangun pagi untuk membangun ibu tirinya berjualan.
Usianya baru 17 tahun terlihat seperti 20an. Sesampai ditoko sembako ibunya dia mulai membuka dan membersihkannya.
Ibu tirinya tidak jahat, malah baik tapi masalah ekonomi saat ayah kandung Resya tergila dengan judi membuat Resya mengalah tidak sekolah demi adiknya.
Adiknya sekarang sudah kelas 3 SMP.
Hari ini Resya hanya memeriksa beberapa barang yang akan di kirim ke langganan mereka. Saat ini mereka tinggal bertiga dirumah sedangkan Ayah Resya entah kemana perginya tanpa ada kabar sedikitpun.
"Bunda, Resya anatar barang ini ke tante Yasmin dan tante Cika ucap Resya."
"Ia nak, Hati-hati ya, jangan ngebut naik motornya ucap Bunda."
"Ia bunda ucap Resya."
Resya melajukan kendaraannya dengan hati-hati, lagian gimana mau balap dia saja baru belajar mengendarain motor.
Sesampai dirumah dengan pagar hijau Resya meletakan barangnya di depan pintu saja, karena sudah biasa seperti itu, tante Yasmin kalau pagi menemani anaknya di sekolahan, setelah itu dia kunci pagar kembali.
Dia melajukan kembali kendaranannya tidak jauh dari situ, sekitar 5 rumah, Rumahnya cukup besar 5 kali lipat dari rumahanya, tapi mereka tetap belanja ditoko kecil untuk kebutuhan sehari-harinya.
"Resya naik motor kamu sekarang, letakkan aja di Pos satpam ucap Usup satpam disana."
"Ia Pak, biar muda ucap Resya."
Resya melajukan kembali motornya kembali ke warung mereka.
Bunda sudah kasih saran buat Resya melanjutkan sekolahnya paket C karena ekonomi mereka sudah membaik, tapi Resya belum mau juga.
Sampai di simpang mau keluar gang Resya berjumpa pemuda yang nongrong, sepertinya bolos sekolah.
"syut cewek, Halo dek ucap Mereka serempak."
Karena terkejut dan kebingungan mereka halangin jalan Resya membelokan arah lain dan sebuah motor besar rem mendadak dan Resya terjatuh.
"parah kalian,ayuk bantuin cewek itu ucap Bima membuang rokoknya."
"ayuk ucap yang lain membantu Resya."
Motor besar itu berhenti dan melirik sebentar dan melajukan kembali motornya.
"kamu gapapa ucap Bima."
"gapapa gimana, buta mata loh pada Ucap Resya kesal."
"Jangan, galak-galak dong dek, rawww ucap Ifan."
Resya bangkit, tidak ada luka juga cuma memar disiku dan lutut saja.
"Maaf ulah temanku dan kami semua ya ucap Bima."
"Ok,lain kali jangan gitu lagi ucap Resya meninggalkan mereka semua."
Resya sampai diwarung sambil ngomel.
"Aku kesel Bun, digodaain bocah-boca tengil di gang, sampai jatuh aku dari motor ucap Resya."
"Jadi motornya gimana ucap Bunda."
"yang ditanyain anaknya dong bukan motornya ucap Resya memeluk Bunda."
"kan kamu sehat disini ucap Bunda tersenyum dan ambil balsa buat obati memar Resya."
"Bun motor yang senggol aku malah pergi gitu aja ucap Resya."
"mungkin syok dia nak, dilihatnya kamu bisa bangkit dan berjalan ucap Bunda."
"ia juga Bun, bukan salah dia 100% juga ucap Resya."
"sana makan, pulang kerumah, bunda sudah masak kesukaan kalian ucap Bunda."
Resya kembali kerumah untuk makan, terdengar motor adiknya pulang.
"cepat banget lu pulang ucap Resya ke Ikhsan adiknya."
"ini ujian akhir ucap Ikhsan masuk ke kamarnya."
"habis ganti pakaian kita bantu bunda ke toko ucap Resya."
"oke siap ucap Ikhsan."
Resya makan dengan lahap, ayam gule kentang makanan kesukaan mereka.
Resya segera mengambil beberapa bahan di gudang dirumahnya, ada beberapa yang habis di toko.
Selesai memindahkan ke kerdus-kerdus Resya meletakkannya dekat pintu rumah.
Rumah mereka lumayan besar juga, peninggal Almarhum ibu mereka, Ibu tiri mereka merupakan adik kandung ibunya, jadi mereka masih darah daging Bunda juga.
Bunda menikah dengan ayah terpaksa juga karena Ikhsan saat itu masih bayi saat ibu meninggal.
Keluarga takut ayah akan menikah dengan orang lain dan kami ditelantarkan nantinya, adahkah baiknya adik Mama saja.
Bunda juga sudah bercerai dengan Ayah sebelum meninggalkan kami semua.
Resya dan Ikhsan sudah sampai ditoko, terlihat Bunda sibuk mencatat beberapa belanjaan pesanan orang-orang. Tugas Ikhasan dan aku mengatarkan ke pemiliknya.
"San Bunda antar ke kota ya mau belanja yang habis di gudang, Om Iwan uda otw kemari ucap Bunda."
Om Iwan ini adik Bunda dan Mama paling kecil, tinggal di rumah Oma.
Mereka 4 bersaudara Mama anak kedua, yang paling besar tinggal di luar kota.
Resya bakal jaga toko hari ini, dia menata satu persatu barang yabg di bawah tadi.
Bunda dan Ikhsan sudah pergi kekota, tinggal Resya sendiri ditoko.
"Mbak rokok m satu ucap seorang Pria."
"kamu? ucap Rasya."
"kamu kerja disini ucap Bima."
"in toko aku ucap Rasya."
"aku beli rokok M sebungkus, ini uangnya ucap Bima."
"ini rokok dan kembalianya ucap Rasya."
"Saya numpang dulu duduk disini, nunggu jemputan teman ucap Bima."
"Sya beli gula dan teh? Ucak Lilis."
"Ia lis bentar ucap Rasya."
"itu temen,pacar atau pembeli, manis baget ucap lilis masuk toko dengan suara pelan."
"ini, pembeli dia lagi nunggu jemputan temannya, ada yang lain ucap Rasya."
"gak ada itu saja ini uangnya, kembalianya bayar hutang kemarin pas kan? Makasih ucap Lilis."
"Ia pas, makasih kembali ucap Rasya."
"Pamit dulu dan mkasih teman saya sudah jemput ucap Bima."
***
"Ma, aku buat kesalahan hari ini di meja makan ucap Gery."
"Kenapa kamu sayang? Kesalahan apa? Ucap Mama."
"Bayu nyengol motor cewek pas balapan denganku, jatuh dan Bayu panik kabur kami ucap Gery."
"Jadi gimana?kalau kenapa-kenapa gimana anak itu, kalian ada saja, mana Bayu ucap Mama."
"Bayu di kamar Ma, dia masih syok ucap Gery."
"Bayu turun nak, makan ucap Mama berteriak."
Bayu adik Gery usianya baru 15tahun, masih duduk di bangku SMA kelas 1.
"turun makan atau motor Mama sita ucap Mama."
Bayu turun kebawah dengan wajah lesu dan tentu saja selesai makan baru dapat ceramah dari Mama.
"Kalian cari gadis itu minta maaf, motor kalian Mama sita, jadi kalian di antar naik mobil dengan sopir ucap Mama."
"Ma, aku gak nyenggol, aku juga ucap Gery."
"Sama aja, Kamu ajak adik balapan ucap Mama."
"Ia ma nanti kami kesana cara gadis itu ucap Gery melirik adiknya yang menunduk saja dari tadi."
Gery menyudahin makan dan segera naik kekamarnya.
Merebahkan tubuhnya di kasur, sambil menonton film kesukaannya.
"aku minta bantuan ajudan Papa saja untuk temukan wanita tadi ucap Gery segera menelpon ajudan Papanya."
"Halo Om, Om baca chat saya butuh bantuan, emegency banget ucap Gery."
"Oke, siap Tuan muda ucap Predi."
Gak berapa lama Predi mengirimkan alamat lengkal gadis itu."