Kemarin saat makan siang Igra lupa niatnya akan membatasi pertemuan dengan Mita. Dia lupa kalau hanya akan sekali itu bertemu Mita, sebab dia suka dengan Mita yang cerewet.
“Ayo,” itu sebabnya sekarang tanpa ragu Igra menjawab tantangan Mita.
Mereka janjian siang nanti akan makan siang dan lokasi juga mereka sepakati.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Kangeeeeen,” Mita lari memeluk Igra duluan saat mereka bertemu, padahal baru kemarin mereka makan siang, hari ini Mita sudah bilang kangen.
Igra membalas peluk erat, kembali Mita memberi kiss singkat di bibir, singkat, tapi lebih lama dari yang kemarin.
“Kamu!”
“Enggak apa-apa Kak.”
“Tenang saja.”
Igra jadi bingung, tapi dia suka juga, bahkan ingin lebih.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Kamu balik ke mana?”
“Mau ke kampus ambil berkas wisuda.”
“Kakak antar.”
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Eehmm, Kak, emmmm,” di mobil tadi Igra pura-pura mau pasangin seat belt padahal dia mencuri civman sebab penasaran dengan perlakuan Mita tadi. Di rumah makan tak ada touch sama sekali, tapi Igra terus memandangi bibir Mita saat bicara, dia membayangkan bibir itu ada dalam lvmatan bibirnya.
Mita membalas civman itu dengan senang, Igra tak membuang kesempatan, mereka terus saja melakukan hal itu, sesekali tangan Igra merem4s p4yudara Mita membuat Mita menggelinjang.
“Aah kamu, bikin Kakak malas mengantar,” Igra terus saja m3lvmat bibiir Mita dengan rakus.
“Seharusnya enggak begini,” kata Igra menyudahi perang bibiir mereka.
“Kenapa?”
“Karena ada kak Echa?”
“Iya, kamu kan tahu, Kakak sudah ada istri. Tak baik mendua.”
“Ya enggak apa-apa kita cuma peluk dan civm saja koq,” balas Mita santai tanpa merasa bersalah mengganggu rumah tangga perempuan lain. Perempuan yang jadi kakak ipar sahabatnya sendiri.
“Kakak jangan kebawa hati biar enggak kebeban,” saran Mita.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Aku enggak antar sampai kampus ya, takut Anin lihat mobilku,” Igra sudah melajukan mobilnya.
“Iya, berhenti agak jauh dari halte saja,” balas Mita tak keberatan.
Saat berhenti sebelum Mita turun kembali perang civm.
“Jangan pancing,” tolak Igra saat sedang perang bibiir Mita mengelus jagoannya. Walau dari luar bikin Igra jadi tak tahan.
Tanpa pikir panjang Igra kembali beraktifitas, dia beri banyak kissmark di leher Mita tak peduli gadis itu mau ke kampus.
Bukannya marah, Mita malah mend3s@h saat proses membuat kissmark terjadi. Rasa nikm@t yang berbeda dengan nikm@t civman, dia makin keras menggenggam jagoan Igra, bahkan sesekali dia remas seimbang dengan kenikm@tan yang dia peroleh di lehernya.
Igra menghentikan aktifitasnya, dia langsung menjalankan mobilnya.
“Kakak marahnya?” Mita jadi tak enak sebab Igra hanya mengemudi dalam diam. Dia mengusap pipi Igra lembut. Sesekali dia kecvp agar Igra tak marah.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Kak koq ke sini?”
“Kamu yang mulai, mau turun atau kita enggak ketemu lagi?” ancam Igra.
“Ayo turun,” jawab Mita tanpa ragu.
“Kamu seriusan?” kata Igra pas sudah masuk kamar yang dia sewa.
“Kakak aneh, sudah buka kamar baru nanya serius,” balas Mita terkekeh.
“Tapi risiko lho buat kamu.”
“Sudah ayo Kak, aku pengen tahu rasanya.”
“Pengen tahu?” Igra memandang wajah gadis itu.
“Berarti kamu masih vir6in?”
”Kakak pikir aku perempuan nakal gitu?” kata Mita sambil mencivmi Igra tanpa ragu. Akhirnya tanpa bisa ditahan terjadilah peperangan seru.
“Aaah, kamu nikm@t banget.”
“Sakit Kak, sakiiiiiiit,” rengek Mita, tapi dia pegang erat belakang p4ntat Igra biar terus mompa.
“Enaaaak kan? Enaaak kan?”
“Iya Kak, terus, uuugh enak Kak, enaaak,” balas Mita tak malu.
Cukup lama pertempuran pertama usai. Mereka terlelap naked.
Mereka terbangun sebab telepon Mita bunyi berkali-kali.
“Aku enggak bisa datang,” balas Mita saat menjawab telepon masuk itu.
“Kenapa enggak kasih tau,” sela suara diujung telepon.
“Ngedadak, antar nyokap ke rumah Tante.”
“Ok, besok datang kan?”
“Iya besok datang, biar sekalian aku selesai berkasnya sekalian ambil toga.”
Igra yang ikut terbangun meliat Mita masih naked dan p4yudaranya berdiri tegak menantang tentu kembali tergoda, dia mulai menyerang Mita padahal gadis itu belum selesai bicara dengan kawannya.
P4yudara yang sudah kayak macan tutul sebab banyak bercak merah hasil karyanya.
Dengan tak sabar Igra memakan puncak mahameru dan mengulumnya seperti makan lolypop membuat dia dijambak oleh Mita
Igra melepas lolypop, dia merunduk dan memainkan da6ing segitiga dalam hutan amzone.
“Kaaaaak, aku keluar lagi, Kakak gituin sih,” ucap Mita terengah.
“Enak kan kalau keluar?”
“Iya enak, tapi enakan kalau lontong masuk ke panci saja Kak, lebih nikm@t,” pinta Mita agar senjata Igra kembali menghujamnya.
“Gimana kalau lontong masuk ke mulut dulu?”
“Gimana caranya?”
Igra menyodorkan lontong ke mulut Mita.
“Kamu emut seperti makan es cream,” ajar Igra.
Dia memaju mundurkan p4ntatnya.
“Uhhh, aaah,” kata Igra seperti kepedesan makan sambal level tujuh.
“Sudah Kak, aku mau lontong masuk panci,” pinta Mita.
Maka peperangan kedua pun terjadi lagi
“Enak? Kamu merem melek gitu?”
“Enak enggak?”
“Uuh Kak.”
“Jawab enak enggak?”
“Iya enak Kak, enak banget, uuuh mau terus Kak.”
Igra kaget dan bingung waktu Mita bilang mau terus, dia ingat dia punya istri.
“Ya enggak bisa sering-sering, kamu tahu kan aku ada istri.”
“Jadi aku cari orang lain saja ya Kak?”
“Apa kamu niat mau jualan?” Igra langsung keluarin lontong dari panci.
“Kak jangan gitu dong, aku kepengen banget, tanggung Kak mau keluar, lanjutin dulu,” rengek Mita.
“Jawab dulu, kamu mau jualan, koq bilang mau cari lelaki lain.”
“Enggak, tapi kalau aku kepengen Kakak enggak ada gimana?” balas Mita. Dia sangat ketagihan akan peperangan walau baru saja merasakannya.
“Kamu masih vir6in tapi koq mahir?”
“Aku suka nonton film Kak, aku jadi pengen ngerasain.”
“Kamu suka nonton, berarti sekarang kamu prakteikin ilmu yang kamu sudah tahu, kamu yang diatas,” tantang Igra.
Tanpa ragu Mita melakukan women in top dengan sangat mahir membuat Igra sangat senang.
“Kamu hebat, kamu hebat, uhhh terus,” Igra ikut memompa dari bawah.
“Kak aku lemes sudah keluar lagi, kita coba standing up yok Kak,” ajak Mita.
“Kalau lemes ya susah standing up,” jawab Igra.
“Jangan yang berdiri dengan dua kaki Kak, kaki aku satu naik ke ranjang, kata si perempuan berdiri dengan 1 kaki di ranjang dan tubuh mereka mepet tembok.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Besok-besok aku pengen coba doggy style ya Kak,” Mita terus meminta gaya lain sehabis permainan ketiga di kamar mandi sebelum mereka check out.
“Makan malam dulu ya,” ajak Igra.
“Inget kalau ketemu lagi jangan peluk kalau aku belum shirtless, biar parfummu enggak nempel di jass atau kemejaku.”
“Iya Kak, tapi sebelum keluar aku mau kecvp lontong dulu, tanpa bisa dicegah Mita ngerogoh celan4 Igra, dan dia kvlum sebentar lontong, bikin lontong jadi kaku minta masuk panci.
Tak mau rugi sebelum keluar Igra ngajak standing up dan mereka malah berperang kembali di balik pintu kamar hotel.
Satu jam kemudian baru mereka usai berperang. Tanpa mandi lagi mereka merapikan pakaian untuk keluar kamar.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Ngapain Kak?”
“Minum ini sekarang, aku enggak mau kamu hamil dan bikin rusak rumah tanggaku,” Igra berhenti di apotik besar setelah mereka makan.
“Besok-besok kamu suntik KB saja biar aman.”
“Kapan kakak antar aku suntik KB?”
“Nanti aku cari waktu, kamu sudah pesan taxi online?”
“Sudah,” mereka berpisah tanpa peluk lagi.
Igra lupa, tadi dia memperingatkan Mita jangan peluk kalau dia masih mengenakan pakaian, tapi dia mepet tu perempuan buat standing up di belakang pintu penginapan sebelum mereka check out.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
“Gilaaaa …!”
“Setengah hari bisa lima kali, bener-bener buaya tu ceweq.”
“Kalau enggak liat darah p3rawannya, enggak percaya dia masih vir6in.”
“Nikm@t banget, perawan tapi pakar, Echa saja dua tahun lebih nikah masih konvensional saja.”
“Gila tu ceweq, mabok film, prakteknya ke aku.”
“Untung banget aku kuat.”
“Gilaaaaaaaaaaaaaa.”
“Nikm@t bangeeet, enggak nyesel,” Igra mengusap lontongnya sambil mengingat semua peperangan mereka sejak awal.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
‘Inget, enggak usah kirim-kirim pesan atau telepon, aku di zona merah.’
‘Kalau bukan aku yg kirim pesan atau yg telepon duluan kamu jangan main-main.’
Igra mengirim pesan, dia menghapus semua pesan kecuali pesan awal dulu saat si perempuan bilang terima kasih dan salam untuk istrinya.
Igra juga selalu hapus riwayat panggilan telepon dari Mita.
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈