bc

MY Love Big Brother

book_age0+
291
IKUTI
1.3K
BACA
possessive
like
intro-logo
Uraian

Keduanya sama-sama tersenyum saat melihat matahari terbenam.

"Terima kasih untuk waktu luang ini Oppa!" Ujar Aliya lembut dan memperhatikan laki-laki yang lebih tua darinya. "Apapun untuk untukmu Little Princess. Lagi pula kau adik kesayanganku!" Balas Jimin yang mengusap sayang pucuk kepala Aliya. Tanpa Jimin sadari Aliya tersenyum miris. "Adik?" Monolognya dalam hati.

chap-preview
Pratinjau gratis
I Love Him.
Revisi. Happy Reading. Aliya Pov. Rambut Orange itu tampak bersinar terkena sorotan matahari. Aku tersenyum saat dia melambaikan tangannya padaku. Bukannya aku langsung menghampiri Pria itu aku justru sibuk memandangnya. "Kenapa kau lama sekali?" Aku terkekeh saat mendengar nada kesal yang terlontar dari bibirnya. "Orange? Lebih baik kau ganti dengan warna hitam saja. Aku lebih suka melihat rambutmu yang hitam" pendapatku sambil menyentuh rambut terangnya. "Ini Style yang baru Lilttle Princes" cetusnya sambil menarik tanganku dari rambutnya. "Kita mau kemana?" Tanyaku padanya. "Jalan-jalan" aku tersenyum saat mendengar jawaban riang dari bibirnya. "Apa Jin Hyung dan Taehyung ada dirumah?" Aku menggeleng saat mendengar pertanyaanya. "Jin Oppa pergi dengan Jihyo Eonni pagi tadi. Sedangkan Taehyung Oppa kuliah pagi" dia ber Oh ria saat mendengar jawabnku. "Baiklah ayo kita berangkat" aku hanya pasrah saat ia menarik tanganku. ° "Ini cantik" pujiku pada sebuah kalung berbentuk bintang. "Kau mau?" Aku menoleh saat mendengar suaranya. "Oppa mau membelikanya untukku?" Rayuku manja sambil bergelanyut mesra dilenganya. Dia tampak menggela nafas. "Bungkuskan yang ini untukku" "Yey Oppa memang yang terbaik" pujiku sambil mencium pipinya dan dia hanya geleng-geleng kepala. "Kalian serasi" kami sama-sama menoleh saat mendengar ucapan seseorang. "Apa Bibi berbicara pada kami?" Tanyaku sopan. Aku mencoba berfikir positive penampilan Bibi ini sedikit aneh dia memakai pakaian serba hitam dan tampak bukan seperti orang biasa. "Kau cantik" aku hanya menatapnya bingung. Bahkan saat Bibi ini menyentuh wajahku. "Penderitaan memang terasa sakit tapi yakinlah bahwa kebahagian akan menanti-mu. Keputusan bijak-mu akan membawa makna tersendiri bagi seseorang. Kadang mengalah adalah hal yang terbaik saat kau tidak bisa menentukan pilihan. Tetap pada pendirian-mu dan nikmati kabahagian-mu pada akhirnya" Aku hanya menatap bingung Bibi ini dia langsung pergi begitu saja setelah berbicara panjang lebar tadi. "Apa yang dia bicarakan?" Aku terkejut saat mendengar suara lembut Jimin Oppa. "Entahlah aku sendiri masih bingung. Tapi masabodoh lah. Sekarang Oppa bayar kalung ini dan kita segera pergi. Kita sudah terlambat dan aku tak mau terkena amukan Taeng Eomma" kataku padanya. "Baiklah kajja" Aliya pov end. * Suara gaduh mulai terdengar dari taman belakang rumah keluarga Park. Bebarapa orang tampak sibuk dengan panggangan dagingnya dan ada juga yang sibuk memata hidangan dimeja makan. "Yakh jangan kau makan terus, itu bisa habis sebelum acaranya dimulai" Aliya hanya menatap polos saat Nida menegurnya. "Aku ini sedang dalam masa pertumbuhan Eonni jadi harus makan banyak" ucapnya mengelak. "Kau sudah setinggi ini masih mau tinggi lagi. Mau melebihi tinggi Chanyeol Oppa eoh?" Aliya hanya tersenyum manis dan memperlihatkan gigi kelincinya. "Mungkin Eonni kurang makan jadinya pendek" Nida mengeram saat mendengar ejekan bocah yang lebih muda darinya ini. "Yakh kalian bawa Aliya menjauh dari sini. Dia bisa menghabiskan makanan jika kalian terus membiarkanya disini" Aliya cemberut saat mendengar teriakan Nida. Bibirnya maju beberapa centi tapi justru terlihat imut. "Ada apa Eonni? Kenapa kau teriak-teriak?" Tanya Hani pada Nida. "Hani-ya bawa adik kecil kita kesana. Aku tak yakin jika makanan ini akan tersisa jika kita membiarkan dia disini" ucap Nida sambil tersenyum manis. "Kajja kita kesana Maknae" Aliya hanya cemberut saat Hani menariknya menjauh dari masakan Nida. "Makananku" gumanya sedih. * "Saenggil chuka hamnida, Saenggil chuka hamnida saranghaeneun Taeng Eomma, Saengil chuka hamnida" "Eomma cepat tiup lilinya" ucap Chanyeol antusias. "Make A Wish dulu" protes Lisa. "Baiklah Eomma Make A Wish dulu eoh" Taeyeon langsung memejamkan matanya untuk beberapa saat. Setelah selesai ia kembali membuka matanya dan meniup lilin pada kue yang ada didepanya. "Yeyeyeyeyeyeey" "Saengil Chukae Eomma. Tambah cantik dan tambah sayang padaku Eoh" semua orang terkekeh saat mendengar ucapan polos yang terlontar dari bibir Aliya. "Seharusnya kau meminta Eomma-ku agar lebih sayang pada Appa dan padaku bukan padamu" ucap Jimin keberatan. "Apa urusanya lagipula ini mulutku jadi terserah aku ih" balas Aliya sambil mengejek. "Dasar menyebalkan" "Sudah-sudah kita potong kuenya saja" intruksi Sooyeon. "Benar potong kue nya Taeng" Taeyeon hanya menangguk saat Jungsoo memintanya memotong kue. "Ini untuk Jungsoo Oppa, ini untuk Chanyeollie, ini untuk Jiminiee, ini untuk Nida dan ini untuk Aliya" semua tersenyum senang saat melihat Taeyeon memberikan kuenya pada Aliya. "Hah sepetinya kau akan berbesan dengan Jungsoo Hyung, Hyung" ucap Donghae sambil menyenggol Jungwoon. "Apa yang Eomma minta tadi?" Tanya Aliya kepo pada Taeyeon. Taeyeon tersenyum lembut pada gadis bermata bulat itu. "Eomma hanya ingin melihatmu setiap waktu, memastikan kau bahagia dan mendapatkan apa yang kau inginkan dalam hidupmu" Aliya tersenyum manis saat mendengar ucapan Taeyeon. "Aku tidak yakin jika aku anak kandung Eomma. Bukanya mendoakan agar putra tampan-mu ini bahagia Eomma justru mendoakan bocah ini" semua tertawa saat mendengar ucapan kesal Jimin. "Kau akan menjadi nomor 100 dihati Eomma jika ada 100 Aliya didunia ini" "Hyunggggggg" "Bwahahahahahah" tawa mereka pecah. *-*-*-*-*-*- Aliya Pov. Tidak ada seorangpun yang sempurna didunia ini. Itulah ucapan yang terus kuingat sampai saat ini. Menjadi adik paling kecil bukanya mudah, kadang aku harus merasa bosan saat kakakku memperlakukan-ku seperti anak kecil. Tapi aku tahu jika itu adalah bentuk kasih sayang mereka. "Ini bukan hal yang mudah. Aku sulit tidur jika terus memikirkan-mu. Apakah suatu saat nanti aku bisa mendapatkan apa yang kuinginkan? Atau justru sebaliknya? Mimpi tidak selalu berjalan sesuai keinginanku. Tapi bolehkan aku berharap" aku terus mengamati bintang yang bersinar dan sebelah tanganku kugunakan untuk memegang kalung yang dia berikan. "Kenangan manis yang Oppa berikan saat ini akan terus ku ingat. Tapi jika suatu saat Oppa memilih gadis yang Oppa cintai bolehkah aku berharap bisa memiliki-mu. Walaupun itu hanya sesaat?" Mataku terpejam saat merasakan angin yang berhembus membelai wajahku. "Saranghae Park Jimin" angin yang mendengarnya. T.b.c

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Alpha Nox

read
100.1K
bc

The Thunder Wolves MC - Clara (Book #3)

read
61.8K
bc

Year of Goodbyes

read
3.2M
bc

The Thunder Wolves MC - Lizzy (Book #5)

read
46.1K
bc

The Thunder Wolves MC - Blair (Book #2)

read
62.7K
bc

The Prince's Rejected Mate

read
550.5K
bc

Revenge

read
736.6K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook