Emosiku seketika meluap. Beraninya Alena mengatakan wanita ul*r. Sepertinya selama ini aku terlalu baik padanya. Milla bukan wanita sembarangan, aku sudah mengenalnya jauh sebelum menikah dengan Diana. ”Alena benar. Aku akan coba memberikan bukti di depan matamu siapa itu Karmila Pratama!" desis Dion yang saat ini menatapku penuh dengan kebencian. ”Itu tidak perlu! Siapa kau berani-beraninya mencurigai istriku?" Aku pun menatap matanya dengan sinis. ”Aku berani melakukan ini karena hatimu sudah tertutup Burhani! Andai saja kau pintar sedikit saja, maka kau sudah bisa melihat semuanya," ucapnya berapi-api. "Ini rumah sakit! Perhatikan tingkahmu!" ucapku memperingatkan Dion. Sebentar lagi masuk waktu kerja, aku pun tidak ingin membuang-buang waktu dengan omong kosongnya. "Aku mengingat

