Bulan purnama menerangi jalanan yang minim penerangan, Permaisuri Zhang sangat bersyukur karena merasa tuhan benar-benar mempermudah semua jalannya. Dia tak memiliki penerangan dan akan beresiko tertangkap jika dia menyalakan obor, terpaksa Zhang Zhenan hanya menggunakan nalurinya saat menginjak semak-semak belukar. Menembus rimbunnya hutan belantara ditengah malam tanpa senjata apapun, Permaisuri Zhang berat-berat hanya mengandalkan keberanian dan tekad besar untuk datang kesini. Zhang Zhenan bahkan takjub dengan semua yang dilakukan Permaisuri Zhang, wanita ini benar-benar tangguh batinnya. Dia tak lagi memikirkan keberadaan ular, kalajengking atau binatang berbahaya lainnya yang sewaktu-waktu bisa membuatnya celaka. Baginya itu bukanlah hal berarti, hanya satu hal yang ada dipikirann

