bc

Red Thread

book_age18+
162
IKUTI
1K
BACA
murder
revenge
reincarnation/transmigration
manipulative
popstar
drama
bxg
others
coming of age
enimies to lovers
like
intro-logo
Uraian

Mereka membenci satu sama lain, mengutuk cinta yang diagung-agungkan, tidak pernah mengharapkan cinta itu datang dalam pernikahan mereka. Mereka menikmati rumah tangga yang setiap hari membenci dan memaki namun Tuhan begitu adil, Tuhan mengirimkan cinta diwaktu yang tepat, disaat dua jiwa ingin melepas benang merah yang menghubungkan kelingking mereka.

"Jadi apa yang kamu inginkan? Perpisahan?"

"Bukankah kamu senang? Untuk apa pernikahan berlangsung jika hanya saya yang mencintai tapi orang lain tidak."

chap-preview
Pratinjau gratis
Prolog
Dijaman sekarang siapa sih yang tidak ingin berkeluarga, semua pasti mengharapkan mempunyai keluarga sempurna yang harmonis, bahkan saat ini banyak anak-anak muda yang sudah berumah tangga diusia mereka yang masih belia. Namun siapa sangka di saat orang-orang ingin mendirikan rumah tangga ada segelintir orang yang tidak berminat sama sekali menginjak kehidupan baru yang digadang-gadang menjadi titik awal kebahagiaan sebuah kehidupan. Zhang Zhenan contohnya, Wanita bermarga Zhang yang berusia hampir 30 tahun itu merasa sudah bahagia dengan apa yang dicapainya selama ini. Sedikitpun tak pernah dia memikirkan statusnya sebagai 'Perawan tua' atau 'Perawan berkarat'. Ya, semua julukan itu tak halnya dibuat oleh neneknya sendiri, neneknya yang berusia 80 tahun itu sepertinya mulai jengah dengan kebiasaan Zhenan yang selalu bergonta-ganti pria setiap minggunya. Dari ratusan pria tidak ada satupun yang dikenalkan kepadanya, tidak ada satupun yang bertahan sampai satu bulan. Bagaimana wanita tua itu sanggup melihat cucunya yang mantap dengan keputusan untuk tidak menikah dan menjadi perawan tua disaat cucu-cucunya yang lain sudah punya dua momongan. Dari sekian cucu yang dia punya jujur saja dia sangat menanti cicit dari Zhang Zhenan, setiap wanita itu datang kerumah besar Zhang nenek tak ada habisnya membuat sindiran-sindiran yang ditujukan untuk cucu kesayangannya itu. Tapi memang Zhenan bukan manusia, dia adalah batu giok hidup. Zhang Zhenan adalah tipe wanita keras kepala dan bermulut keras, setiap kata-kata yang keluar dari mulut neneknya hanya akan masuk kuping kanan keluar kuping kiri, wanita renta itu sampai bosan dan kesal sendiri dengan kelakuan cucunya satu ini. Dari ketujuh cucu yang nenek punya enam diantaranya sudah menikah saat umur mereka belum sampai menginjak 25 tahun, dan dari ketujuh cucu itu hanya Zhang Zhenan yang belum menikah diusia hampir berkarat, hampir 30 tahun. Kadang nenek merasa cemas dan kasihan pada ibu Zhehan, menantu dan putrinya hanya memiliki putri tunggal, namun rasanya seperti mengurus 10 anak. Zhang Zhenan anak yang sangat keras kepala, sejak kecil anak itu susah diatur sampai usianya yang hampir menginjak 30 tahun tabiat anak itu tidak berubah. Kedua orang tua Zhenan sudah pasrah, terserah bagaimana anak itu mau berjalan di jalannya sendiri. Jangan katakan orangtua Zhenan tidak ikut campur, nyatanya hampir setiap bulan mereka mencoba menjodohkan putrinya itu dengan beberapa pria namun lagi-lagi wanita itu menolak. Dengan alasan pria-pria yang dijodohkan tidak sesuai dengan kriterianya, mereka hampir menyerah untuk mencari pria yang sesuai dengan tipe bocah itu, ibu Zhenan sampai hapal dengan tipe pria seperti apa yang diinginkan putrinya namun setiap dia membawa pria yang menurutnya cocok lagi-lagi Zhenan menolaknya. Mereka bahkan beberapa kali menjebak putrinya dalam acara kencan buta, tapi tak ada satupun dari pria-pria itu yang Zhenan terima. Sungguh menyedihkan, rasanya sudah satu kota mereka mencari pria yang sesuai gambaran putrinya tapi tetap tidak berhasil meluluhkan hati batu seorang Zhang Zhenan. Genap setahun ini mereka mencari pria yang sesuai tipe Zhang Zhenan, tujuh belas pria yang mereka datangi namun ketujuh belas pria itu ditolak secara mentah-mentah oleh Zhang Zhenan. Hal itulah yang membuat ayah Zhenan beberapa kali masuk rumah sakit karena serangan jantung, rasa malu dan sungkan selalu pria tua itu rasakan ketika bertemu dengan kolega yang anak-anaknya telah ditolak mentah-mentah oleh putrinya. Mereka sudah menyerah, hingga suatu malam ibunya merenung sembari melihat foto putri semata wayangnya yang saat itu masih berusia 17 tahun. Anaknya begitu cantik, hampir semua pria akan terpesona dengan fotonya saja. Dia ingat saat dulu anaknya masih remaja, banyak pemuda yang mengantri didepan rumah untuk berebut mengantar Zhenan kesekolah, tidak salah jika pemuda-pemuda itu begitu menggilai putrinya tapi sayangnya kenapa putrinya masih perawan sampai tua. Jika tahu begini dia sudah menjodohkan Zhang Zhenan dari usia 17 tahun dulu, mungkin dia sudah memiliki banyak cucu. Wanita paruh baya itu tergelak sendiri dengan pemikiran bodohnya, bayangan saat dia menggendong 10 cucunya membuat dia terlihat sangat tua, huft... sayangnya semua itu tidak akan terjadi, bagaimanapun usia Zhang Zhenan sudah tua untuk memiliki banyak bayi, dia sendiri juga sudah tidak sekuat dulu, mungkin satu bayi saja sudah membuatnya kewalahan, tapi sebenarnya itu bukan masalah besar dia bisa merawat 10 anak Zhenan sekaligus, yang menjadi masalah besarnya sekarang adalah Zhenan saja belum menikah bagaimana dia bisa menggendong sepuluh cucu?. Huft, menyebalkan. "Tsk, aku tidak tahu bagaimana cara dia berpikir. Dia cantik, tapi keras kepala. Kalaupun ada seseorang yang menikah dengannya aku tidak yakin pasangannya itu akan betah, mungkin baru semalam pria itu sudah kabur." Desah wanita itu merana. "Ziyi...." Wanita itu mengangkat kepalanya ketika sang suami yang terbaring diatas brangkar memanggilnya, pria itu sudah tua dan beruban namun tidak meninggalkan jejak lemah sedikitpun. Justru pria itu terlihat berwibawa meskipun jarum infus masih menancap ditangannya. "Ada apa? Apa kau haus?" Tanyanya pelan sembari mengusap lengan suaminya. Namun alih-alih terenyuh pria itu malah mendengus, dia menepis tangan istrinya yang sedang membelai lengannya membuat wanita itu berdecak alih-alih tersinggung, dia sudah terbiasa diperlakukan seperti ini oleh suaminya. "Kau ini, jangan memperlakukanku seolah aku akan mati saja... Lihat!! Aku masih bisa memarahi putrimu jika dia ada disini." Pria tua itu berucap menggebu-gebu sembari menunjuk-nunjuk angin didepannya seolah-olah putrinya ada disana dan siap untuk menerima amukannya. Wanita itu mendengus geli, dia tak pernah memarahi Zhang Zhenan ataupun membenci tabiat anak itu karena dia sendiri tahu darimana anaknya mendapatkan tabiat keras kepala, ayahnya. Sayangnya suaminya itu tak sadar diri, selalu mengatakan anaknya keras kepada dan tak berkaca pada dirinya sendiri se-betapa keras kepalanya dia. Dengan lemah lembut dia membelai lengan suaminya lagi, untungnya kali ini tak ditepis. "Iya, iya.... Istirahatlah, setelah ini mungkin kita tidak akan berpergian jauh lagi untuk mencari pria yang diinginkan Zhenan." Keheningan menyelimuti mereka, pria paruh baya itu juga sudah tenang, mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing. Mungkin benar kata istrinya, tak ada gunanya lagi mereka menjodohkan Zhang Zhenan dengan pria manapun karena hampir seluruh pria dikota ini sudah mereka datangi. Kedua pasangan paruh baya itu menghela nafas bersama, seolah d**a mereka sesak oleh tali yang mengikat d**a mereka dengan tugas orang tua. Apalagi usia mereka tak muda lagi dan ayah Zhenan berpenyakitan, tinggal menunggu ajal, tak perlu memikirkan kehadiran seseorang cucu. Pikir pria tua itu. Pria itu melihat kelangit-langit putih rumah sakit, seolah mencari pencerahan dari plafon bercat putih itu. "Artis x*** terciduk menghabiskan malam bersama gadis yang diduga kekasihnya disebuah bar. Namun setelah berita beredar luas artis x*** akhirnya mengkonfirmasi jika gadis itu kekasihnya, namun kabar semakin memanas saat media mencurigai mereka tak saling mencintai dan gadis itu adalah anak dari rekan bisnis ayahnya yang dijodohkan untuknya bla bla bla...." Suara berita gosip sayup-sayup terdengar, Zhang Zilong membenci acara tak berfaedah seperti itu namun lain halnya ibu-ibu, pasti istrinya lupa mematikan TV. Tapi entah kenapa kali ini dia ingin memeluk istrinya dan mencium istri yang sudah menemaninya puluhan tahun itu, baru kali ini dia merasa terberkati dengan sebuah berita gosip. Dengan senyum lugas dia memiringkan kepalanya untuk melihat istrinya yang berwajah lesu. "Kau kenapa? Apa sakit jantungmu juga mempengaruhi kinerja otakmu? Kenapa kau tersenyum seperti itu?!!" "Bodoh..." Tukas pria itu membuang mukanya, memang istri sialan. Tahu suaminya tersenyum malah dikira gila. "Iya, iya jangan marah... Lagian kamu tiba-tiba tersenyum" "Aku tersenyum karena aku memiliki otak yang lebih encer darimu..." Alis wanita itu menukik tajam, kenapa mendadak suaminya mempermasalahkan otaknya. Jika pembahasan sudah menyangkut otak bisa dipastikan suaminya ini memiliki rencana sesat, sejak mereka bertemu ide suaminya selalu berujung sesat, tidak-tidak dia tidak akan membiarkan anak semata wayangnya terkena rencana sesat suaminya. "Kau tahu?! Setiap kali kamu mengatakan otakmu lebih encer dariku entah kenapa perasaanku jadi tak enak. Kau itu keras kepala bagaimana otakmu bisa encer..." Plakk Wanita itu mengaduh sembari memegang kepalanya. "Kau jangan sembarangan bicara, aku punya rencana yang lebih bagus darimu. Apa kau tidak pernah berpikir, anakmu itu selalu menolak pria-pria tampan yang kita tawarkan. Bahkan sampai anak Gubernur pun ditolak, apa kau tidak berpikir jika anakmu itu mempunyai kelainan?" Plakk Sekarang giliran pria itu yang mengaduh, sambil mengusap dahinya dia memelototi istri kejamnya itu. "Jadi kau bilang anak kita punya kelainan begitu?" Sungut wanita itu tak terima. Berdiri setelah menendang kursinya, wanita itu melipat tangan sembari melotot tajam. "Enak saja kau bilang, begitu-begitu dia punya banyak mantan. Hampir setiap minggu dia gonta-ganti pacar asal kau tahu." "Kau terlalu naif, pria itu hanya dipermainkan. Apa kau tidak melihat mimik mukanya ketika bertemu pria? Mukanya hanya datar dan datar bahkan asam.... Apa kau tidak berpikir bahwa anakmu punya kelainan?" Dan seketika vas diatas meja pecah, wanita itu tersandung kakinya sendiri akibat ucapan suaminya yang tak manusiawi. Bagaimana suaminya itu mengatakan jika anak mereka punya kelainan. "Kau!! Benar-benar butuh pendeta untuk membersihkan pikiranmu... Astaga..." "Bukankah aku benar? Kenapa kau tidak berpikir untuk mencarikan dia pria yang cocok?" Pria itu berujar santai sembari mengamati jam limited edition yang baru dibelinya 3 hari lalu. Wanita paruh baya itu terdiam, dia menarik kursinya yang dia tendang tadi lalu mendudukinya kembali. Wanita itu tampak frustasi bahkan hampir menangis ketika memikirkan kembali ucapan suaminya. "Kau tidak tahu saja, aku sudah mencari berbagai pria yang sesuai dengan tipe Zhenan tapi anak itu selalu menolaknya." Pria paruh baya itu memiringkan kepalanya lalu tersenyum lugas, dia mengelus kepala istrinya pelan seolah menenangkan pikiran istrinya yang sedang kalut. "Kau jangan pusing memikirkannya, kita saja bisa mencari ratusan pria untuk putri kita. Masa satu pria yang cocok saja kita kesulitan?!..." "Apa maksudmu?" Wanita itu nampak bingung. "Mungkin sedikit sulit karena rata-rata anak kolegaku wanita semua, aku hanya punya sedikit kolega yang anaknya laki-laki dan hampir semua sudah menikah. Tapi.... Sepertinya aku punya calon yang cocok untuk putri kita yang keras kepala, anak itu pendiam dan ramah mungkin bisa untuk mengimbangi Zhang Zhenan. Seperti Yin dan Yang...." Wanita tua itu mencoba mengingat beberapa anak kolega milik suaminya, beberapa nama melintas seperti Zhang Yu, Li chen, Wang hua, Huang Jun dan beberapa lainnya namun ketika mencocokkan dengan kata-kata suaminya hanya ada satu nama yang cocok. "Emm... Maksudmu anak keluarga Huang? Xi Meng Huang Jun?" Pria itu menjentikkan jarinya membenarkan ucapan sang istri, namun hal itu justru menjadi beban tersendiri untuk sang istri. "Tapi bukankah kita sudah pernah kerumah keluarga Huang untuk menjodohkan Zhenan dengan anak kedua keluarga itu?! Huang Zhou." "Lalu apa masalahnya? Yang mau kita jodohkan anak pertama mereka bukan anak kedua mereka. Lagi pun tidak akan merugikan kita, Huang Jun sudah punya perusahaan majalah sendiri, dan dia juga mendirikan beberapa cabang restoran miliknya sendiri. Dia mandiri tak seperti anakmu..." "Anak kita..." "Iya, itu maksudnya." Ucapnya sewot. Lagi-lagi dengusan keluar dari hidung wanita itu, memutar matanya malas ketika suaminya lebih sering menyebut 'anakmu' daripada 'anak kita'. Beberapa penjelasan yang diungkapkan Zhang Zhilong membuat Liu Ziyi sedikit tertarik dengan anak kolega suaminya itu, terlebih pria itu juga tampan menjadi nilai lebih tersendiri. "Emm... Apa dia sering keluar kota mengurus bisnisnya?" Senyum pria itu mengembang kala melihat istrinya mulai tertarik dengan sosok Huang Jun. "Iya, dia sering keluar kota tapi mungkin beberapa bulan lagi dia akan menetap di Beijing." "Ohh, aku jadi iri dengan keluarga Huang. Usia Huang Jun dan Zhang Zhenan sama tetapi jalan hidup mereka berbeda." "Siapa bilang usia mereka sama?!" Pernyataan Zhang Zilong membuat kerutan di dahinya semakin tebal, bukankah Huang Jun kakak dari Huang Zhou, eh... Tapi mereka kan bukan saudara kandung. Tapi, tidak mungkin jika Huang Jun memiliki usia yang lebih muda dari Zhang Zhenan, beberapa kali dia pernah bertemu anak kolega suaminya itu di acara-acara perusahaan tapi siapa yang tahu jika Huang Jun terlihat lebih dewasa dari usianya dibawah setelah jas gelap. "Memang berapa usianya? Perasaan wajahnya terlihat sama mudanya dengan Zhang Zhenan." "Siapa bilang anakmu masih muda? Dia hampir berusia 30 tahun dan kau masih menyebutnya muda." Liu Ziyi melebarkan matanya dan tak berapa lama mendaratkan pukulan di bahu suaminya. "Kau gila?! Aku sedang sakit dan kau malah memukulku dari tadi." "Aku serius, jangan menggodaku!!" "Aku juga serius!! Anakmu itu sudah tua, wanita 30 tahun belum juga menikah itu namanya apa kalau bukan perawan tua?" "Enak saja, Zhenan hanya dewasa bukan tua. Lagi pun jika Huang Jun lebih muda aku rasa hanya satu atau dua tahun dari Zhenan." Pria pesakitan itu tertawa renyah hingga menumpahkan air diatas nakas. Bagaimana bisa tebakan istrinya melesat jauh, Zhenan dan Huang Jun bukan lagi berjarak dua atau tiga tahun tetapi.... "Anak itu berusia 24 tahun, tahun ini-" "Apa kau gila??!! Kau mau menikahkan anakmu dengan bocah?!!"

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.2K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.5K
bc

TERNODA

read
198.4K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
47.7K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook