* * *
Selama berhari - hari Rané dan seluruh anggotanya disibukkan dengan seluruh kegiatan mereka sebagai group. Semua anggota mulai kelelahan dengan segala jadwal grup.
Para anggota Shining Star berkumpul di gedung agensi untuk melakukan penjadwalan acara pribadi milik anggota masing-masing. Namun Sangat disayangkan Rané tidak mendapatkan jadwalnya karena beberapa keadaan yang tidak bisa di sebutkan alasannya oleh agensi dan lainnya juga tidak ingin tahu alasannya karena ia tahu apapun yang dikatakan oleh agensinya adalah omong kosong semata.
“bagaimana denganmu, kak? ” tanya Naomi yang baru saja menyelesaikan rapat bersama staff pribadinya, membicarakan beberapa jadwal pribadi miliknya.
Rané tersenyum kecut, “aku akan akan menghabiskan waktuku menonton drama setibanya di dorm..” ungkapnya.
Naomi melihat kearahnya dengan wajah penuh sesal. Ia tidak bermaksud membuat sang kakak bersedih. Untung saja Rané sudah terbiasa jadi ia langsung merangkul, “drama akhir - akhir sangat menyenangkan tahu! ” ungkapnya.
Setelahnya, Rané dan Naomi pun memilih kembali ke asrama secara bersamaan karena telah menyelesaikan jadwal mereka. Sedangkan kedua member lainnya sepertinya belum menyelesaikan kegiatan mereka.
* * *
Pagi itu adalah hari normal lainnya untuk Rané. Ia bangun, membersihkan tempat tidurnya, mandi, dan berpakaian. Setelah meraih sebuah snack dari kamarnya. Ia melangkah keluar dari dalam kamarnya dengan santai. Rané menyalakan televisi di ruang santai lalu melangkah ke dapur, ia tersenyum saat semua makanan ada diatas meja. Sepertinya manager member lain telah menyiapkan makanan itu, tentunya karena para member memiliki jadwal sehingga para manager itu diharuskan untuk memastikan member menjaga pola makan mereka dengan baik.
“apa aku boleh memakan ini? ” pekik Rané. Semua anggota groupnya masih berada di kamar masing - masing, tetapi Rané tahu bahwa para anggotanya itu sudah bangun.
“ ya! ” jawab dua diantara tiga orang bersamaan.
“ kenapa harus bertanya ? ” tanya seseorang dengan nada ketus yang jelas mengejek Rané itu. Mereka sangat tahu Rané adalah penggila makan.
Rané terkekeh pelan mendengar ucapan ketus yang tentunya dari princess ice, Fany. Ia pun memilih beberapa makanan, dan mencicipnya. Semua makanan tampak nikmat, Rané tebak member belum sempat menyentuhnya, dan tidak akan menyentuhnya, Rané sudah sangat hafal itu. Daripada buang - buang makanan, lebih baik dia yang memakannya, bukan?
Setelah puas menyicipinya, Rané pun kembali ke ruang tengah masih dengan membawa snack keripik favoritnya, ia pun duduk disana seraya menonton televisi dengan tenang.
Tidak berapa lama beberapa anggota group yang sudah selesai bersiap pun berdatangan, “kak, kau tak memiliki jadwal ? " tanya member termuda Shining Star itu kepada Rané.
Rané mendongak dan mendapati Naomi menghampirinya, dia lalu menganggukkan kepalanya membenarkan. “hm, kau memiliki jadwal? " tanya Rané kembali.
Naomi mengangguk, “ ya, aku akan terbang ke Paris untuk peragaan busana, ingin sesuatu ? " tawar Naomi.
Rané menggelengkan kepalanya. " sepertinya tidak. " jawabnya menolak.
Naomi lantas duduk dan memeluk Rané erat. "bye - bye, kakak bayi tersayang! " ucapnya dengan panggilan uniknya untuk Rané.
Rané terkekeh lalu membalas pelukan Naomi. Sesaat setelah itu Naomi bangkit untuk meninggalkan akan meninggalkan asrama, ia harus segera pergi bukannya hanya meninggalkan asrama, tetapi juga negara itu untuk kegiatan pribadinya yang berlangsung di Paris.
Rané hanya melihat kepergian Naomi yang tampak kesulitan karena adik kecilnya itu membawa banyak barang sehingga manager pribadinya kewalahan. Lucu sekali melihat mereka berdebat. Setelahnya mereka menghilang dibalik pintu. Ia lalu kembali menonton televisi itu dengan suara backsound dari Fany dan Sunny. Tidak berselang lama seseorang melewati Rané berulang - kali sehingga menarik perhatian Rané. “Fany, apa kau memiliki jadwal? ” tanyanya.
Fany – yang sibuk mencari sesuatu benda di ruang tengah itu mengangguk. “Ya, aku pergi ke London untuk pemotretan. ” jawab wanita itu lalu berlari setelahnya karena barang yang ia cari telah ia temukan. Entah berapa lama Rané berada di ruang santai itu. Ia bahkan tak mengingat berapa kali sudah ia mengganti posisinya untuk sekedar menikmati drama yang tengah ditayangkan.
Sampai sebuah bunyi koper diseret membuat Rané menoleh. Ia melihat Sunny membawa koper miliknya dengan tangan yang sibuk ponsel ditangannya. Tidak berselang lama seseorang masuk ke dalam apartemen mereka yang tidak lain adalah manager pribadi Sunny. Pria itu langsung mengambil alih koper Sunny, dan segera membawa barang - barang Sunny yang lain. “Kak, aku akan pergi ke Marlyn untuk variety show, ingin ikut? " tanya Sunny menawarkan kepada Rané.
Rané mendecih malas, " Ck, kau ingin aku menjadi penggemar setiamu? " komentar Rané. “berapa kau berani membayarku? ” tambahnya bercanda.
Sunny tertawa pelan. " ayolah, kau akan bosan sendiri disini! " Ucap Sunny.
Rané menggeleng untuk menolak. "Tidak, aku memiliki janji bersama Amy. " jawab Rané yang sudah jelas mengada - ada.
Sunny mendengus, berakting seolah ia kesal. “baiklah, aku pergi, kak! ” ucap Sunny berpamitan, ia lalu memeluk Rané dengan erat, mencium pipi kakaknya itu berulang kali sampai ia puas baru ’lah ia bangkit dan pergi dari asrama mereka itu bersama managernya. Rané hanya tertawa pelan meningkahi perilaku absurd dari Sunny.
Hanya tinggal Rané dan Fany kini di asrama. Rané tebak sebentar lagi hanya tersisa dirinya, karena ia tahu Fany memiliki jadwal bahkan lebih banyak dari milik Sunny. Padahal Rané berharap salah satu anggota groupnya itu bisa tinggal dan menemaninya, tetapi tentu saja itu omong kosong karena mereka semua sibuk kecuali Rané.
Tidak berselang lama, orang terakhir pun datang. Fany mendekati Rané dengan membawa es krim cup ditangannya yang baru saja ia ambil dari kulkas mereka. Ia lalu memberikan es krim cup itu kepada Rané, Rané tentu saja tidak pernah mengatakan tidak untuk sebuah makanan langsung mengambil es krim itu.
Fany lalu duduk di sebelahnya. “ Aku akan membawakan semua yang kau suka dari London, jangan bosan, ya? " ucapnya.
Rané membalas pelukan itu, dan tertawa. “jam berapa kau akan pergi? ” tanyanya.
Fany lalu melihat jam yang berapa pada pergelangan tangannya, “setengah jam lagi. Aku akan menemanimu! ” ungkap Fany lalu memeluk manja kakaknya yang termanis menurutnya itu.
Mereka lalu menonton drama dalam televisi itu penuh penghayatan. “bukan kah itu illegal? ” gumam Fany mengomentari salah satu adegan.
Rané mengangguk setuju, ia dan Fany kini berbagi makanan. “adegan itu tidak masuk akan, ” ucap Rané menimpali komentar Fany.
Mereka terlalu asik dengan dunia mereka sehingga melupakan waktu, dan tidak terasa tiga puluh menit telah berakhir. Pintu apartemen pun terbuka dan menampilkan seorang pria yang jelas itu adalah manager pribadi Fany. Pria itu langsung memeriksa segela kelengkapan Fany.
“bagaimana dengan passportmu, Fany? ” tanya sang manager memastikan.
Fany mengangguk lalu mengangkat passport miliknya untuk membuktikan, sang manager lalu mengangguk. Fany pun berbalik dan kembali memeluk Rané sampai mereka tertawa pelan.
“tolang bawa makanan lezat dari London! ” ucap Rané mengingatkan.
Fany mengangguk, “aku akan memenuhi satu koper penuh untuk makanan yang dikhususkan untukmu! ” ungkap Fany .
Rané menatapnya tajam, “kau akan membuat aku dibunuh oleh boss kalau begitu! ” sungutnya yang dihadiahi tawa oleh Fany.
Mereka lalu melepaskan pelukan itu, “hati - hati dalam perjalanan! ” ucap Rané melambaikan tangannya.
Fany membalasnya dengan senyuman. “jaga dirimu baik - baik, aku mencintaimu! ” ucapnya.
Lalu Fany berjalan keluar dari asrama mereka, sama seperti Naomi. Ia harus pergi ke bandara dam segera meninggalkan negera Amber itu menuju ke London untuk sebuah pemotretan bersama brand yang mengangkatnya menjadi seorang brand ambassador.
Klek
Saat pintu apartemen yang menjadi asrama mereka itu tertutup Rané menghela nafasnya pelan seketika ia menjadi bosan , apartemen itu juga seketika berubah menjadi sepi setelah orang - orang sibuk itu pergi untuk memenuhi jadwal mereka.
TBC