Chapter 2

482 Kata
Pukul 11.00 Matahari begitu terik. Suasana siang Kota New York City sangatlah panas hari ini. Dengan banyaknya suara pesawat diatas langit. Serta banyaknya puluhan suara burung-burung gereja. Joana masih berjalan, dengan mendengar musik dari ipod miliknya. Mendengar lagu-lagu kesukaannya. Joana menghela napas panjang. Dirinya berjalan setelah keluar rumah hari ini hanya untuk bermain ke Taman Arabelle Garden. Perjalanan menggunakan kereta menuju 47–50 Sts –NYC. Joana mengunyam permen karet. Mengembungkan balon permen di mulutnya. "Ah apa ini? Kenapa penuh sekali Taman Arabelle, Jika saja tahu begini aku tidak jadi bermain kemari!" Joana kesal ketika mendapatkan Arabelle Garden penuh. Joana membuka tas kecil dipinggangnya. Dekat dengan Arabelle Garden dirinya menemukan bangku kosong. Bangku di dekat danau dengan banyaknya bunga mawar. Joana mengernyitkan dahi. Menyipitkan mata. Membuka kembali tas miliknya, mendengarkan musik sembaring melihat pemandangan taman tersebut. Sembaring dirinya memainkan ponsel, Joana mengucak matanya. Melihat pohon besar yang rindang menutupi panasnya matahari. "Jonathan sangat lama," ucapnya sembaring memukul-mukul pohon yang ada di belakangnya, Joana menengadah ke pepohonan. Seseorang menepuknya dari belakang. Jonathan. Joana memang janjian dengan Jonathan untuk pergi bersama ke Taman Arabelle Garden ini. "Apa kau dari kampus? Dimana yang lain?" Tanya Joana sembaring memainkan ponselnya. "Aku ingin berbicara denganmu. Hanya empat mata," Jonathan menimpali dengan memegang tas ransel miliknya. Joana memang masih kuliah, tetapi dirinya cuti dari perkuliahan karena saat ini ia bekerja menjadi penjaga Toko Bunga Joana, kepemilikan Kenellyn. "Aku memiliki kekasih, Maafkan aku Gled. Tapi memang aku memiliki kekasih. Apa kau akan marah kepadaku?" Jonathan duduk dengan bersender di kursi taman. Di sisi Joana. Joana hanya diam termangu. "Lalu? Aku tidak marah." Jonathan mengecak kedua mata, "Apa yang lalu? Dia dijodohkan oleh keluargaku. Kau kekasihku Joana. Aku tidak dapat menolak apa yang keluargaku inginkan. Kau kekasihku. Aku tidak ingin berpisah denganmu Gled!" Joana menunduk. Hatinya kembali bersedih, lagi dan lagi dirinya harus merasakan mengalah. "Apa kita bisa berpisah? Jadi lebih baik kita berpisah saja hingga detik ini." Jonathan memegang tangan Joana. Ia tentu saja tidak menginginkan hubungannya rusak. Jonathan hanya berusaha jujur, "Jadikan saja dia itu simpanan. Kau adalah kekasihku. Bagaimanapun kau itu kekasihku. Jangan bilang berpisah. Ayo kita pulang." Joana mendengarkan Jonathan. Jonathan yang masih bersihkeras memaksa Joana untuk tidak memutuskan hubungannya bersama Jonathan. Jonathan memegang tangan Joana. Joana pun menepis tangan Jonathan. Ia kesal ketika Jonathan berkata jujur kepadanya perihal memiliki tunangan dari keluarga. Kembali lagi Jonathan memegang erat tangan Joana. Sangat erat hingga Joana mengalah. Di perjalanan Joana masih saja kesal dengan Jonathan. Mereka berjalan keluar dari Arabelle Garden. Masih melihat kekasihnya marah, Jonathan terpaksa mencium bibir Joana di tengah keramaian Arabelle Garden. "Kau curang!" Teriak Joana setelah Jonathan sudah mencium bibirnya di tengah keramaian. "Kau memang kekasihku. Lalu apa?" Jawab Jonathan dengan terkekeh menjawab kesalnya Joana. Ia tahu pasti Joana akan kesal dengannya. Justru Jonathan juga ingin semuanya jujur mulai sekarang. Semakin Joana mengetahui segala kekurangan Jonathan, rasa cinta Jonathan semakin besar kepada Joana.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN