Chapter 6

1133 Kata
Dari jauh Jonathan masih memikirkan Joana, terlebih Jonathan yang selama ini membohonginya. Tidak ada cara lain selain menuruti keinginan kekasihnya tersebut, sayangnya rasa sayang Jonathan sudah sangat terlalu dalam sehingga ia berat melepaskan Joana. "Bagaimana kalau aku jodohkan saja kepada Austin, bagaimanapun aku sudah memiliki istri. Salahku mempermainkan Joana," ucap Jonathan kepada dirinya sendiri. Melihat beberapa foto yang dilihat Joana tadi siang membuatnya kesal. Jonathan pun mengambil jaket kulit miliknya, Jonathan berjalan dengan pakaian rapi, kemeja berwarna biru garis kotak dan juga t-shirt berwarna putih, dirinya menyalakan motor kesayangannya untuk menuju Austin. Jonathan sangat tampan dengan postur tubuhnya saat ini, siapapun wanita yang melihatnya pasti akan merasa tertarik untuk menyukainya. Sayangnya bertemu dengan Austin sangat susah. Ia sangat sibuk dengan urusan pekerjaannya yang saat ini menggemari fotografi, menemuinya harus melakukan perjanjian terlebih dahulu. Tak lama suara motor Jonathan pun terdengar di depan rumah, rumah mewah berwarna putih dengan Austin yang sedang menyetel kamera kesayangannya. "Kau sudah datang rupanya, kupikir perjanjian kita batal. Kau ingin bertemu denganku dan kau sendiri yang sering menggagalkan pertemuan," ucap Austin dengan lekukan pundaknya yang saat ini masih memeriksa kamera miliknya. Cekrek ... Suara kamera terdengar beberapa saat setelah percobaan Austin dengan lensa baru. "Aku ingin berbicara penting terhadapmu, kau tahu Joana bukan? Aku berpisah dengan Joana." "Joana? Kekasihmu? Nikahi saja jika kau menyukainya. Lagipula ia sangat setia kepadamu." "Kau belum mengetahuinya?" Tanya Jonathan saat ini di hadapan Austin. Jonathan ingat disaat pernikahan dirinya bersama istrinya ia tidak mengundang Austin, Austin tidak mengetahui pernikahannya saat ini. Tak berselang lama, Jonathan menceritakan kembali keluh kesahnya kepada Austin. Terlebih Austin seseorang yang fokus dengan pekerjaan. Mungkin jika bersama Joana ia akan bahagia. "Aku bertanya kepadamu, kenapa kau diam saja, aneh." "Maksudku, apakah kau tidak ingin berkenalan dengan Joana? Siapa tahu kau menyukainya. Lagipula ia sekarang sendiri." "Kau melemparkan Joana kepadaku? Memangnya Joana itu percobaanmu hingga kau memberikannya cuma-cuma kepadaku? Dia wanita baik. Kau tahu kan ibunya bekerja di toko bunga. Aku saja tidak ingin menyakitinya. Hanya menjadi sahabat untuknya, selebihnya aku berpikir ulang. Menjadi kekasih itu harus ada prosesnya, tidak secepat itu. Kau tahu kan aku memiliki perusahaan. Aku yakin Joana bukan seseorang yang serakah akan uang," ucap Austin dengan memotret kembali tanaman yang ada di perkebunan miliknya. "Jadi intinya kau ingin dekat dengannya atau tidak? Karena kebetulan aku akan fokus meninggalkannya. Aku berharap kau mau dekat dengan Joana," ucap Jonathan kepada Austin kali ini. Austin hanya tertawa dengan menggelengkan kepala miliknya, dari jauh Darius membawa minuman jus strawberry untuk Austin yang saat ini sedang memotret. "Kau apa kabar? Sudah lama kita tidak berkumpul seperti ini." "Darius, kau berada disini? Memangnya kau tidak bekerja?" "Maksudmu bekerja? Bukankah aku mendirikan perusahaan bersama Austin, tumben sekali kau disini. Bagaimana kabar istrimu? Apakah baik-baik saja?" "Jadi kalian sudah mengetahui aku sudah memiliki istri?" Tanya Jonathan spontan dengan mengambil salah satu biskuit yang di berikan Darius saat ini. Austin hanya tertawa sedikit dengan melihat hasil foto pribadinya. Memeriksa lensa kameranya kembali. Darius datang ke acara pernikahan Jonathan. Pernikahan Jonathan dilakukan di belakang Joana, selama ini tidak ada satupun orang yang memberitahu Joana bahwa Jonathan sudah menikah. Darius pun tersenyum dengan melihat Jonathan kali ini. Dirinya duduk dengan memakan biskuit dan juga jus buah strawberry miliknya. Di bawah pohon mereka berkumpul dengan mengobrol, tidak hanya obrolan tentang pekerjaan bahkan mengajak obrolan tentang Jonathan yang akan pindah untuk lebih fokus bersama istrinya. Di tempat duduk bangku taman, Darius hanya tertawa melihat Jonathan. Baginya kehidupan Jonathan sangatlah lucu, bahkan harus membohongi Joana. "Jadi sekarang sudah rela melepaskan Joana?" "Kalau di lepas, apakah kalian mau menjaganya untukku?" "Di jaga apanya? jelas-jelas Joana sudah dewasa. Dia wanita dewasa dan sudah bekerja. Kau mungkin tidak akan di maafkan oleh Joana karena kau memilih wanita lain daripada dirinya," tutur Darius dengan memakan biskuit cokelat. Dirinya mengambil kamera dari tangan Austin saat ini. Austin pun tak menyangka bahwa Jonathan akan memberikan wanita kepadanya, terlebih Joana adalah seorang wanita yang setia kepada Jonathan selama ini. "Kau saja tidak berani membohonginya, apalagi aku. Begini saja. Aku akan mendekatinya tetapi hanya sekedar sahabat untuk Joana. Urusan kekasih aku masih berpikir ulang, apalagi hubungan serius. Kau tahu aku banyak sekali pekerjaan, berikan saja kepada Darius. Lagipula selama ini Darius menjadi duda." "A-aku katamu? Kau yang di suruh oleh Jonathan kenapa kau melimpahkannya kepadaku." "Anggap saja ini jodoh untukmu, kau sudah lama menjadi seorang pria duda. Jadi Joana dekati saja." "Dia baik tidak? Aku ingin wanita baik-baik." "Jelas-jelas dia baik, justru Jonathan menikah diam-diam dibelakang Joana. Jika kau menginginkannya mungkin kau akan mendekatinya secara perlahan." Darius pun terdiam sesaat, dirinya menghabiskan minuman jus strawberry dengan perlahan. Sepertinya hadiah dari Jonathan untuknya tidak main-main. Memang sudah sangat lama Darius tidak pernah memiliki kekasih setelah ia bercerai bersama istrinya. "Dimana alamatnya? Siapa namanya? Apakah dia cantik?" Austin yang mendengar pertanyaan dari Darius langsung menarik tubuh Darius saat ini. Dirinya menarik tubuh Darius menjauhi Jonathan yang saat ini melihat isi kamera Austin. "Kemarilah, kau sudah lama tidak memiliki kekasih, sudah waktunya kau mendekati wanita. Joana mantan kekasih Jonathan, jika kau ingin mendekatinya jangan pernah melihat yang lain-lain. Belajarlah untuk kesempatan kedua. Aku percaya padamu Darius, kau tahu kan bahwa aku memiliki banyak pekerjaan. Tidak ada waktu untuk berkencan memiliki kekasih. Takdirku pasti di jodohkan oleh keluarga. Jadi jika kau menginginkan wanita itu kau bisa mendekatinya secara perlahan." "Kau yakin Jonathan tidak ada niat apapun datang kepada kita? Apalagi dia berbicara tentang mantan kekasih." "Tidak ada, dia hanya ingin menitipkan mantan kekasihnya kepadaku. Tapi aku banyak kerjaan, kuberikan Joana padamu. Ini sudah waktunya mau memiliki seorang kekasih. Kau sudah lama menjadi seorang duda. Lagipula kau memiliki anak, memangnya anakmu tidak ingin memiliki seorang ibu?" Obrolan Austin dan Darius begitu serius dengan Darius yang masih berdiri memegang pinggang dirinya. Austin pun kembali menyusuli Jonathan saat ini yang melihat isi kamera milik Austin. "Fotomu bagus-bagus, aku baru pertama kali melihat hasil fotomu. Austin, aku percaya Joana di tanganmu akan bahagia. Aku akan pergi untuk fokus menjalani rumah tangga bersama istriku. Tapi Joana aku sangat khawatir, terlebih ia akan bekerja." Austin pun terdiam sesaat, dirinya duduk di bangku taman miliknya saat ini, "Bekerja katamu? Aku akan menjadi seorang teman untuknya, mungkin aku akan mendekatinya perlahan. Kemarikan alamat nya. Aku akan menjadi teman untuknya tetapi kau jangan pernah mengatakan kepadanya bahwa aku adalah temanmu." "Baiklah, aku mempercayaimu Austin. Aku akan pergi. Kebetulan besok aku akan mengurus beberapa kepindahanku bersama istriku. Aku akan mencoba menghubungi Joana kembali jika ia tidak ingin bertemu denganku lagi yasudah tidak apa-apa." Jonathan pun kembali ke rumah miliknya, menaiki motor besar menuju rumahnya yang dekat dengan Joana. Ketika motornya menuju jalan pulang, Jonathan membelokkan motornya ke arah rumah Joana saat ini. Kini Jonathan berada di depan rumah Joana, dirinyanya pun menelepon Joana hingga beberapa kali panggilan. Panggilan teleponnya sia-sia. Jonathan pun turun dari motor besarnya untuk mengetuk pintu rumah Joana malam ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN