Chapter 2

2036 Kata
Chaper 2 Ramalan yang Menjadi Nyata ​"Ramalan itu akhirnya datang," Desponia, wanita tua dengan tudung hitam menjauh dari area hutan, darah kedua mate itu akhirnya menyatu, hutan merah menyala-nyala, aungan serigala terdengar bersahutan, menggambarkan kegelisahaan, pertanda si makhluk terlarang siap berkuasa. ~~~ "Sekarang, kau adalah b***k ku," Allerick memasang jubahnya, mengabaikan Avyanna yang terdiam kaku, tubuhnya telanjang di dalam selimut, satu jam lalu, adalah kenangan terburuk dalam hidup Avyanna, Allerick menyiksanya, pria itu begitu kasar, mencekik lehernya ketika ia memberontak, tak segan melempar dan menamparnya, emosi pria itu meledak-ledak, Mor bawahan Allerick mengadakan sebuah ritual pernikahan, menyatukan aroma darah Allerick dengan Avyanna sebagai tanda bersatunya raga keduanya. Avyanna masih tak mengerti, apakah yang ia alami sekarang adalah sebuah ramalan. Ramalan itu terjadi? Avyanna mengumpati Allerick dalam hati. ~~~ "MOR!" Allerick berteriak di tengah kediamannya. Mor datang dengan wujud serigalanya, Mor telah mengabdi dengan Allerick sejak Allerick bayi, Ibunya membesarkannya hanya untuk menjadi pengabdi Allerick, seluruh keluarganya berhutang kepada orang tua Allercik, Mor menyaksikan betapa gelap hidup Allerick, diasingkan sejak bayi, hanya Mor yang ditugaskan mendampingi Allerick. Ibu Allerick adalah seorang Serigala bernama Cassandra, anak dari Raja Zafron dan Admir. Sedang ayahnya Cassian adalah Fallen Angel terkuat yang mawarisi sayap Black Giant Wings ​sayap terkuat dengan ukuran lebih besar, kekuatan sayap itu luar biasa, ketika sayap hitam besar di buka, dikepakan dengan kencang, kepakannya bisa meruntuhkan satu tempat secara bersamaan, terlebih sayap itu bisa mengeluarkan duri dengan racun yang bisa menewaskan sasarannya. Cassandra mewariskan Istana dan kekuatannya sebagai serigala yang akan hidup abadi, mata pelacak, taring kuat, kecepatan berlari dan naluri perlindungan diri tinggi. Sementara sang ayah, Cassian mewariskan sayap miliknya, membuat Allercik menjadi makhluk setengah Fallen Angel paling ditakuti, tak akan ada makhluk yang mampu mengalahkan Allerick. Namun semua itu tak berarti, keluarganya telah di bantai, Allerick di bawa oleh keluarga Mor ketika bayi, di sembunyikan sejauh mungkin sebab ketika kelahirannya terdengar di seluruh negeri, hal itu mampu membuat bangsa imortal tidak terima, Allerick dianggap merusak tatanan keturunan, membuat kotor kaum mereka, setelah membinasakan seluruh keluarganya Allerick target selanjutnya, maka Cassandra dan Cassian yang saat itu sekarat mempercayakan Allercik pada keluarga Mor yang telah mengabdi sepanjang hidup mereka pada kerajaan. Begitulah Mor menjadi b***k Allerick. "Ya Tuan?" "Aku ingin kau mengumumkan pernikahanku dengan makhluk itu, pastikan seluruh negeri tau ramalan itu telah datang," Allerick menyeringai senang " Dan katakan, jangan macam-macam denganku, atau kuhancurkan mereka." Mor membungkuk hormat, cukup mengerti, hari dimana sang Mate datang dan menjadi pembersih raga Allerick yang selalu dikatakan kotor menjadi hari yang paling dinantikan. Allerick telah dipenuhi dendam, ia membenci bangsanya sendiri, baik bangsa Werewolf dan Fallen Angel yang telah membantai keluarganya, Allercik tidak tau siapa yang telah membantai keluarganya sebab orang tua Mor tidak memberitahunya, meninggalkan Mor sendiri bersamanya sebagai pengganti mereka. Allerick hanya diceritakan berasal darimana ia. Hingga yang Allerick tau, ia dibenci seluruh negeri sebab terlahir dari kaum Werewolf dan Fallen Angel, dua-duanya dianggap makhluk hina dan buas, kaum Werewolf adalah makhluk pemangsa, sedang Fallen Angel adalah makhluk kotor pemberontak, penuh kerakusan, iri dan tipu daya. ~~~ "Selamat malam nona, Tuan Allerick meminta saya melayani anda." Avyanna menoleh ketika menemukan seorang wanita paruh baya membawa sebuah baju di tangannya, kini memandang Avyanna hormat. "Dimana si b******k itu?" Avyanna menatap tajam kearah wanita paruh baya itu dengan sebal. Tidak terima setelah membuat tubuhnya remuk redam dan membuat emosinya naik pria itu pergi begitu saja. Layla yang mendengarnya bergerak panik mencari keberadaan Allerick yang mungkin mendengar perkataan Avyanna yang mengatainya b******k. "Nona, saya sudah menyiapkan air hangat dengan aroma mawar, ini baju anda, tuan Allerick ingin anda keluar dan makan malam dengannya." Jelas Layla sopan, ia cukup tau Avyanna harus ia hormati seperti ia menghormati Allercik. Avyanna mendengus, ia berdiri melilitkan selimut ke tubuhnya kemudian berjalan ke kamar mandi dibantu Layla. Kondisi istana Allerick jauh berbeda dengan istana milik orangtuanya, jika istana Pure Angel sangat terang dengan semua hal berwarna putih. Maka istana Allercik terlihat suram didominasi warna hitam dnegna ornamen kayu menguasai patung-patung menyeramkan terpajang di sudut ruangan, banyak lukisan hewan-hewan menyeramkan dan kepala binatang tergantung di dinding. Avyanna tiba-tiba bergidik, membayangkan apa yang akan pria itu lakukan dengannya. Apa ia akan di bunuh. Terlalu lama memikirkan akan diapakan ia oleh Allerick, Layla ternyata telah menyelesaikan tugasnya. Kini Avyanna mengenakan gaun berwarna biru gelap dengan rambut yang dibiarkan tergerai. Penampilan Avyanna begitu sederhana namun mampu membuat Layla takjub. ~~~ Avyanna tidak mengerti kenapa Allerck memintanya makan malam bersama jika mereka hanya duduk berjauhan dan tak membahas apapun, bukan maksud Avyanna menginginkan obrolan dengan pria berdarah dingin itu, tapi Avyanna perlu tau apa yang akan mereka lakukan selain makan. "Nanti setelah kau hamil, kau akan kubunuh." Avyanna terbatuk hebat mendengarnya, Layla yang sejak tadi berdiri di samping Avyanna dan melayaninya segera menyodorkan air minum yang langsung di teguk Avyanna hingga tandas. Kenapa di sepanjang hidup Avyanna orang selalu berbicara ingin membunuhnya, yang lebih parah Allerick bilang dengan wajah tak berdosanya ia akan membunuh Avyanna setelah melahirkan benihnya. "Kau tidak diijinkan menolak," Ujar Allercik lagi. Avyanna menatap Allerick dalam diam, namun dalam hati ia mengumpati pria itu habis-habisan. "Aku mau pulang." Avyanna mungkin bisa mengumpati Allerick sesuka hatinya di dalam hati, namun untuk mengeluarkan isi hatinya yang akan didengar Allerick, Avyanna takut, Allerick menguarkan aura mengintimidasi yang sanggup membuat Avyanna tak berkutik, berbicara saja Avyanna tak sanggup. Allerick meletakan gelas berisi anggur merahnya dengan pelan, lalu memandang Avyanna dengan sorot dalam. Ini aneh, apa setiap mate marasa menghangat ketika saling memandang? Avyanna memutuskan oandangannya dengan Allerick. "Layla, pergi." Layla mengangguk patuh, meningglkan ruang makan segera. Satu perintah dari Allerick adalah mutlak, tidak ada bantahan jika ingin tetap hidup. "Kemari." Allerick berdiri, mengulurkan tangganya pada Avyanna, dengan ragu Avyanna menerima uluran itu, tangan besar dan kasar langsung menggengam tangannya. Allerick sangat tinggi dengan badan tegap, otot-ototnya menyembul dibalik bajunya. Avyanna dibawa keluar istana, ada banyak srigala berjaga di luar ketika pintu dibuka, serigala-serigala itu membungkuk ketika melihat Allerick. "Tuan." Rush mengepakan sayap hitamnya menghampiri Allerick. "Buka gerbangnya Rush." Rush mengangguk patuh, berteriak pada si penjaga gerbang untuk membuka gerbangnya atas perintah sang tuan, Allerick mengeluarkan sayap hitamnya, membawa Avyanna kedalam gendongannya, lalu mereka melesat terbang keluar dari gerbang yang sangat tinggi. "Mor, kurasa Mate tuan Allerick melakukan kesalahan." Rush menatap Mor yang kini dalam wujud manusianya. "Biarkan saja Rush." ~~~ "Pulanglah," Allerick menurunkan Avyanna di tengah hutan, suara auman serigala terdengar bersahutan, disusul dengan kepulan asap hitam yang tiba-tiba datang di segala sudut. Allerick mengepakan sayapnya menjauh. Meninggalkan Avyanna sendirian di tengah hutan yang tak setenang sebelumnya. Avyanna mundur ketika 6 serigala menerjang kearahnya, mengepungnya, lalu kawanan Fallen Angel dengan topeng gelap, mengepakan sayap di atas kaum serigala. Seolah memperebutkan Avyanna. Avyanna mundur, kakinya menginjak batang pohon lalu terjatuh, satu serigala mencakar lengan Avyanna, lengannya yang berdarah seolah semakin membuat makhluk-makhluk itu menggila, dengan kekuatan yang masih tersisa, Avyanna berlari sekuat tenaga, ia berkali-kali jatuh hingga kaum serigala itu kadang menarik gaunnya hingga koyak, Avyanna berteriak histeris ketika belahan gaunnya robek, menampilkan bahu Avyanna yang begitu putih. "Allerick!" Akhirnya nama itu keluar dari mulut Avyanna. Dalam sekejap kepakan sayap yang begitu hebat meruntuhkan kawanan serigala, duri beracun menancap di tubuh mereka, makhluk-makhluk itu tewas seketika. Allerick mengepakan sayapnya rendah, menatap keadaan Avyanna yang kini mengenaskan, ia tersenyum menyeringai "Katakan kau ingin pulang lagi?" Avyanna terhenyak, lalu perempuan itu menggeleng pelan, menahan isak. ~~~ Avyanna hanya diam ketika Layla mengobati luka-lukanya, gaunnya telah di ganti dan ia telah mandi. Sosok Allerick menakutinya tanpa sadar, dia tenang namun mematikan, Avyanna merasa bodoh ketika ia dengan polos mempercayai Allerick yang seperti begitu rela mengantarnya pulang. Harusnya ia ingat kata Aillard, sosok Allerick itu kejam, meski Avyanna adalah matenya itu tidak menjamin Allerick akan melindunginya. Layla keluar dari kamarnya setelah memastikan luka Avyanna telah diobati. ~~~ Allerick tengah berlatih memanah siang itu, dilapangan luas istana, sayapnya yang besar dikepakan sementara matanya fokus membidik titik sasarannya. "Tuan." Mor membungkuk hormat. Allerick menarik busurnya yang tapat mengenai sasaran yang dia inginkan. "Ada apa?" "Saya sudah menginfokan pernikahan anda dengan nona Avy, bangsa werewolf, Fallen Angel akan menghadiri pernikahan anda minggu depan." Allerick tersenyum puas "Bagus Mor, ada lagi yang kau infokan?" "Bangsa Pure Angel tengah berjaga di perbatasan, berniat menerobos hutan kita Tuan." "Perkuat keamanan, jangan sampai lengah, aku tidak mau makhluk sok suci itu masuk, mereka boleh masuk setelah nyawa gadis itu melayang." Mor mengangguk "Baik Tuan," ~~~ "Nona, Tuan Allerick datang." Layla membukakan pintu untuk Allerick, pria dengan jubah hitam itu menatap Avyanna yang hanya diam dengan puas. "Pernikahan akan dilangsungkan satu minggu lagi." Avyanna mendelik, menatap Allerick tajam, namun ketika Allerick menatapnya balik, nyali Avyanna menciut. "Layla, keluar." Allerick mendekati Avyanna ketika Layla telah keluar "Kita telah ditakdirkan sebagai mate, kemanapun kau lari, kau akan tetap kembali padaku." Tangan Allerick menyentuh luka cakaran serigala di lengan Avyanna, gadis itu meringis ketika Allerick sengaja menekan lukanya "Diam." Allerick mengelus lukanya, memjamkan matanya lalu lengannya yang terluka tiba-tiba terasa sejuk, Avyanna menoleh, terkejut ketika lukanya perlahan menutup, mengembalikann apa yang telah rusak. Allerick menatap Avyanna "KIta ditakdirkan bersama, aku menyembuhkanmu, dan aku akan menyembuhkanmu." "Luka ini karena dirimu." Avyanna tersenyum manis, menyindir Allerick. Pria itu mengangkat alisnya "Sepertinya kau tidak tau apa yang kusuka dan tidak, tanyakan itu nanti pada Layla." "Aku sangat sensitif, jadi jangan lakukan kesalahan lagi." ~~~ Avyanna bertanya-tanya apa tak ada seorangpun yang mencarinya? Gadis itu keluar menuju balkon, dari atas sana ia bisa melihat Allercik tengah berlatih menggunakan sayapnya tanpa baju menutupi tubuhnya. Pandangan mereke bertemu, dalam sekejap Allerick sudah terbang di hadapannya, berdiri di balkon kamarnya sembari menatap Avyanna dalam. "Ingin terbang?" Tawar Allerick. Tanpa sadar Avyanna mengangguk, dalam sekejap tubuh Avyanna dibawa kegendongan Allerick, karena terkejut Avyanna mengalungkan tangganya di leher Allerick. Allerick membawanya terbang keperbatasan. "Apa yang terjadi?" Avyanna bisa melihat cahaya hitam memantul ketika ada seorang bangsa Angel mencoba menerobos perbatasan hutan merah. Allerick mengikuti arah pandang Avyanna "Kaum mu yang bodoh, lihat mereka tidak tau aku menaruh perlindungan yang kuat disana, mereka menerobos, dan mereka mati." Jelas Allerick enteng. "Allerick itu keterlalun." Allerick terkekeh sinis mendengarnya "Jadi baik bukan keahlianku." Pandangan Avyanna terus tertuju pada kaumnya yang terus berusaha masuk, Avyanna mengerjap pelan, menyadari satu fakta kalau mungkin dunia manusia akan lebih baik untuknya. Setidaknya dia tak merepotkan siapapun. Allarick membawa Avyanna turun, Avyanna bisa melihat istana Allerick di kelilingi makhluk-makhluk aneh, bukan satu makhluk seperti negeri Puru Angel, Avyanna bisa pastikan pengabdi Allerick tidak hanya berasal dari kaum serigala dan fallen angel, namun makhluk gelap lainnya. Avyanna menghembuskan nafas pelan, memikirkan cara untuk kabur, mungkin akan sedikit mudah jika setidaknya Avyanna memiliki sayap, Ailllard pernah bilang sayapnya akan tumbuh jika ia bertemu matenya, lalu sekarang Avyanna bertemu Allerick, bukankah harusnya sayapnya keluar, namun kenapa belum? Avyanna memandang Allerick, mungkin pria itu tau alasannya? “Tuan!” “Aaa!” Avyanna berjenggit kaget, wanita itu mencengkram lengan Allerick ketika sosok serigala Mor berlari dengan mata merah menghampiri mereka, Avyanna jadi teringat kawanan serigala yang mengincarnya malam itu. Mor segera berubah kedalam bentuk manusianya ketika sadar ia menakuti Avyanna “Maafkan saya nona.” Avyanna gelagapan, tidak tau harus berbuat apa. Wanita itu melepaskan cengkramannya dari lengan Allerick kemudian pergi begitu saja. “Ada apa Mor?” “Persiapan sudah hampir ssiap, saya fikr anda perlu memeriksanya.” Allerick menggeleng “Tidak perlu, aku tau kau bisa diandalkan.” ~~~ “Anak terkutuk itu telah lahir, kita harus membunuhnya segera.” “Bagaimana dengan Cassian, dia berbahaya, kita harus membantainya lebih dulu. Cassandra sedang lemah karena baru melahirkan, kita harus membunuhnya segera.” “Serang mereka, dua negeri terbesar menentang kelahiran bayi mereka, dia makhluk terkutuk, anak itu sangat menjijikan.” “Baik, kita siapkan penyerangan mala mini, kita habisi anak itu segera.” Avyanna terbangun dengan nafas terengah, ia kebingungan, mimpi itu terasa sangat nyata, Avyanna tidak bisa melihat wajah orang-orang yang berbicara, ada nada takut sekaligus kemarahan disana, Avyanna hanya melihat sebuah lorong gelap, kastil kecil yang diterangi lampu dari obor. “Mimpi buruk?” Kepulan asap hitam muncul dihadapan Avyanna, sosok Allerick muncul dari sana. Avyanna hanya diam. Allerick menghampirinya, membawanya kedalam dekapannya “Ingat, kau harus segera mengandung anakku,” Allerick mengendus leher Avyanna dalam, membuat Avyanna tak nyaman. Avyanna tau apa yang terjadi setelahnya, Allerick memaksanya kembali melayani nafsu bejatnya hanya untuk tujuannya, mendapatkan keturunan suci dari seorang pure angel.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN