Chapter 3

1046 Kata
                                                                                        Chapter 3                                                                          Pernikahan Sang Mate “Aku tidak mau!” Avyanna menjerit. Ia menatap Allerick dengan keberanian yang telah ia kumpulkan sepenuhnya. Allerick mencengkram leher Avyanna, merasa marah karena perempuan itu berani berteriak dihadapannya “Jangan sampai aku membunuhmu,” Desis Allerick tajam, ia rasa cukup bersikap baik pada Avyanna agar gadis itu luluh di hari pernikahan mereka seperti kata Mor, namun sial, perempuan itu melunjak. Membantah Allerick dan dibantah adalah hal yang paling Allerick benci. Avyanna menahan nafas ketika tubuhnya di dorong kuat ke tembok “Aku tidak mau mmenikah denganmu,” Avyanna benar-benar tidak mau hidup dengan makhluk bengis seperti Allerick, demi Tuhan, tidak bisakah ia mendapat seseorang yang lebih baik. “Siapa yang perduli sialan, apa aku perduli?” Allerick tertawa sinis “Tentu tidak.” “Kemari.” Allerick menarik Avyanna “Menikah denganku adalah alasan kau dilahirkan, jadi diam dan turuti apa kemauanku.” Avyanna merasakan panas menjalar di tubuhnya ketika Allerick menatapnya dengan mata merah menyalanya, semakin merah mata itu maka akan semakin panas tubuhnya. “Allerick, panas…” Avyanna merintih lirih “Berhenti!” Avyanna menjerit ketika panas itu sudah tak tertahankan, Avyanna menatap mata Allerick yang semakin merah, hampir seperti darah. “Awh,” Avyanna menelan ludah kasar “Baik, aku akan menikah denganmu, tolong hentikan.” Allerick meredam amarahnya, ia memalingkan wajahnya, tubuh Avyanna langsung luruh ke lantai, bola mata Allerick berubah menjadi hitam, kembali seperti semula. “Sekarang berdiri, dan persiapkan dirimu.” Allerick keluar dari kamar Avyanna, diluar Layla sudah menunggu. Ia segera masuk dan menemukan keadaan Avyanna yang merintih dengan wajah memerah. Layla meringis “Sudah saya katakana untuk turuti kemauan Tuan Allerick nona.” Avyanna tidak menjawab, wanita itu hanya diam, ia tak pernah bertemu orang sekejam Allerick. ~~~ Allerick berdiri dengan gagah di atas altar dengan pakaian serba hitam, sayapnya membentang, matanya menatap tajam pada Avyanna yang berdiri dihadapannya dengan gaun seputih tulang, sangat kontras dengan Allerick yang berpakaian serba hitam. “Dua darah telah disatukan, sang mate telah ditemukan, mate mensucikan darah yang tak seharusnya ada, Tuan Allerick dari dua kaum berbeda, setengah serigala dan Fallen Angel. Kini dinyatakan telah bersih sebab darah sang pure angel telah menyempurnakan.” Sang pembawa sumpah pernikahan membawa tangan Allerick dan Avyanna yang telah di lukai kea rah wadah berisi air berwarna putih, tetesan darah mereka mengalir disana, lalu dalam sekejap darah keduanya lenyap. “Dengan ini, keduanya telah resmi menjadi satu!” Tak ada sorakan kebahagiaan di atas pernikahaan itu, yang ada hanya raut gelisah dan ketakutan. Allerick mengundang musuh-musuhnya yang bersembunyi dalam selimut, Allerick hanya ingin tau keturunan siapa yang ikut serta malamm itu untuk membantai keluarganya. Dan orang-orang itu, adalah target pertama yang Allerick musnahkan. “Silahkan nikmati acara pernikahan kami!” Allerick mengangkat gelas anggur miliknya, menyeringai menampakan taring kekuasaanya. Karena setelah ini mereka tau kekuatan Allerick akan sempurna, berkat mate yang menyempurnakan. Avyanna menatap satu persatu tamu Allerick, makhluk setengah serigala dengan mata merah sebagai tanda mereka adalah kaum srigala, fallen angel dengan pakaian serba hitam dengan sayap yang ukurannya lebih normal dari Allerick. Lalu ada kaum dengan ular di atas kepala, ada  juga makhluk bertanduk. “Awh,” Avyanna memegang kepalanya ketika ia tidak sengaja bertatapan dengan salah satu makhluk dengan mata merah, kaum srigala. “Nama anak itu Allerick, kita harus segera memusnahkannya.” Avyanna menatap makhluk itu penuh tanya, namun makhluk itu segera mengalihkan pandangannya darinya. Avyanna bertanya-tanya, kenapa tadi seolah ia bisa masuk kedalam memori seseorang. Avyanna menoleh pada Allerick yang ternyata juga melihat orang itu. “Allerick.” Panggilnya lirih. “Siapa orang itu?” Avyanna menunjuk manusia srigala itu penasaran, kini ia tengah meneguk segelas anggur sembari bercengkrama dengan kawanannya yang lain. “Grek, kaum srigala, dari keluarga Marald.” Jelas Allerick. “Apa kau dekat dengannya?” Allerick menggeleng. “Apa jika aku menikah denganmu aku bisa masuk ke memori seseorang?” Avyanna tidak tahan, memori mereka kadang berputar tanpa ia mau. Allerick menegakan tubuhnya, menatap Avyanna lamat “Apa yang kau lihat?” Avyanna menggeleng “Kadang aku bisa melihatnya tapi sebagaian, kadang aku hanya bisa mendengar.” Jelasnya. “Sial,” Allerick menghampiri Mor segera, ada seseuatu yang tak berjalan sesuai keinginannya. ~~ “Kekuatan membaca memori menjadi miliknya.” Jelas Allerick berbisik pada Mor. Mor menatap Avyanna yang masih duduk di tempatnya, kini memandang mereka penuh tanya “Tidak semua kekuatan itu bisa menjadi milik anda tuanku, ada sebagian yang memang menjadi miliknya.” “Semuanya harus menjadi miliku!” Desis Allerick tajam. Mor paham, alasan Allerick mati-matian mencari matenya sebab akan semakin banyak kekuatann yang akan menjadi miliknya jika raga mereka telah jadi satu, Mor juga sudah memprediksi kekuatan yang akan menjadi milik Allerick, termasuk kekuatan membaca memori, namun entah kenapa kekuatan itu menjadi milik Avyanna. “Akan saya fikirkan cara memindahkan kekuatan membaca memori.” Mor menunduk hormat, kemudian berlalu pergi. ~~ “Kita perlu pembaca memori untuk mempermudah pencarian anda.” Jelas Mor, pesta pernikahan telah usai, Mor dan Allerick tengah berada di ruang kekuasaan Allerick, membahas siapa yang telah merencanakan pembantaian pada keluarga Allerick. “Aku tidak ingin Avyanna dilibatkan,” Bukan karena Allerick perduli, hanya saja Allerick tak ingin Avyanna tau bahwa ada kekuatan yang kini Avyanna dapatkan. “Anda sudah melibatkan nona Avy tanpa anda sadar tuan.” Jelas Mor. “Kau bertanggung jawab atas dia, aku tidak perduli.” Mor mengangguk mantap “Baik Tuan.” ~~ Tengah malam Avyanna terbangun karena mendengar kepakan sayap di balkon, lalu pintu balkon kamarnya di buka, wanita itu duduk dengan waspada. Sosok Allerick menampakan diri, kepulan asap hitam menelan sayapnya, Avyanna bernafas lega, setidaknya itu bukan orang lain yang berniat membunuhnya. “Apa memori yang kau tangkap pada Greg?” Allerick menarik kursi lalu duduk dihadapan Avyanna. Avyanna menghembuskan nafas pelan, pria dihadapannya menganggu tidurnya dengan ccara tak sopan hanya untuk menanyakan itu tengah malam. “Tidak bisakah kau menunggu besok?” Ketus Avyanna. Allerick hanya diam, malas menjawab. Lagi Avyanna menghembuskan nafas jengah “Sesuatu seperti, namanya Allerick, kita harus segera memusnahkannya.” Allerick tersenyum sinis “Jadi keluarga Mallard yang harus pertama kubantai.” Allerick mengeluarkan sayap hitamnya, pria itu menatap Avyanna sesaat kemudian terbang membelah kesunyian malam melalui jendela balkon yang terbuka. Sementara Avyanna dalam ketidaktahuannya, bertanya-tanya. Apa maksud kalimat terakhir Allerick.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN