Langit cerah, matahari yang bersinar serta hembusan angin yang lembut adalah suasana yang paling disukai oleh para angel. Semilir angin berhembus mengenai kulit putih mereka. Sejauh mata memandang hanya ada para angel dengan paras cantik dan sayap berwarna putih tanpa noda sedikit pun.
Mereka sangat suka bercengkrama satu sama lain, membahas hal-hal tentang kehidupan termasuk dengan kehidupan para manusia yang 180 derajat berbeda dengan para angel. Angel tidak memiliki nafsu, mereka juga tak memiliki hasrat berkeinginan untuk hidup, mereka tidak makan dan juga minum. Kesukaan mereka hanya satu, mengamati perilaku manusia.
Bagi para angel, manusia adalah makhluk luar biasa. Manusia bisa melakukan apapun dan bisa hidup dalam istilah benar atau salah. Sedangkan para angel, hanya dibumbui dengan kehidupan monoton dengan kata mereka tak pernah bersalah dan tak pernah berdosa. Bosan? Mungkin saja iya. Tapi mereka tentu tak boleh mengeluh kan? Bahkan kodrat para angel berada di atas manusia yang terkenal sebagai makhluk suci di atas segalanya.
Odette Adelaide adalah salah satu angel kebanggaan yang dimiliki oleh Meira Heaven. Ia memiliki paras cantik, kulit seputih s**u, dan senyuman yang indah. Hewan manapun yang melihat Odette, pasti akan terpana dan jatuh hati padanya. Odette bukanlah satu-satunya angel yang sering ditugaskan untuk mengamati manusia, masih ada beberapa angel lain yang sering turun ke bumi untuk mengamati manusia dan sedikit memberi sentuhan kehidupan di bumi.
"Hai, Odette," sapa seorang angel lain.
Odette yang sedang duduk di depan sebuah mata air menolehkan pandangannya, ia tersenyum pada seorang angel yang datang menghampirinya. Di tangannya ada sebuah burung kecil yang menatap mata Odette seolah terhipnotis dengan kecantikan Odette.
"Oh, hai," balas Odette.
"Apa kau hari ini mau pergi bertugas denganku?" tanya nya.
"Tentu saja, Neira," jawab Odette singkat tanpa pernah memikirkan jawaban lain selain menerima ajakan yang ditawarkan kepadanya.
Odette mengulurkan telapak tangannya dan mempersilakan burung kecil itu untuk melompat ke tangannya. Burung kecil itu seolah mengerti, dan segera melompat ke telapak tangan Odette.
"Apa dia akan dilepaskan hari ini?" tanya Odette pada Neira.
Neira menganggukan kepalanya, "Dia akan lahir hari ini."
"Satu kehidupan akan lahir ke muka bumi. Selamat untukmu, burung kecil," ujar Odette pada sang burung.
Burung kecil yang masih belum memiliki sayap itu terlihat tersenyum. Walau Odette tak mengerti perkataan yang diucapkan dari kicauan burung itu, tapi Odette yakin jika kicauan kecil itu menandakan sebagai ucapan terima kasih atas ucapan selamat yang baru saja diberikan oleh Odette.
Odette dan Neira berjalan beriringan menuju sebuah gerbang yang menghubungkan antara surga tempat para angel dengan muka bumi.
"Tunggu!" teriak salah seorang angel lainnya yang berhasil membuat langkahan kaki Odette terhenti.
Odette menolehkan kepalanya dan melihat ke arah sumber suara.
"Azura?" sapa Odette.
Angel bernama Azura itu berhenti tepat di depan Odette dan Neira.
"Aku ikut," ujar Azura," ujar Azura.
Odette tersenyum mendengar penuturan Azura, "Wah, benarkah? Jarang sekali Libitina mengizinkan tiga angel turun ke muka bumi. Kalau begitu, ayo!" ajak Odette.
Odette meraih pergelangan tangan Azura dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya masih ia gunakan untuk memegang tubuh burung kecil yang akan lahir hari ini.
Yesfir Azura atau yang akrab disapa dengan Azura adalah kembaran Odette. Meski mereka kembar, namun wajah keduanya sangat berbeda. Para angel bahkan mengakui jika Odette memiliki paras yang lebih cantik dibandingkan Azura.
Odette bersama dengan Neira dan Azura akhirnya melewati gerbang yang menghubungkan antara surga dan muka bumi. Beberapa detik kemudian mereka sudah tiba di sebuah pegunungan dengan pemandangan yang indah. Hamparan hijau membentang luas.
"Inilah yang selalu kurindukan dari dunia manusia," gumam Neira.
"Kau benar, Neira. Disini juga tak kalah indah dari tempat kita," sahut Odette.
Azura sedari tadi memperhatikan wajah Odette. Ia bahkan tak bergeming atas pujian Odette tentang dunia manusia.
"Azura?" panggil Odette membuat Azura tersadar dari lamunanya.
"Ayo," ajak Odette.
*
*
Mereka bertiga pun pergi menuju sebuah pohon yang berada di pekarangan rumah manusia. Odette meletakkan burung kecil tersebut dan burung itupun melompat ke dalam sebuah cangkang telur.
"Semoga kehidupannya di muka bumi akan bahagia," ujar Odette.
"Aku yakin dia akan bahagia tumbuh di sini," ujar Azura.
Odette tersenyum menatap cangkang telur yang akan segera menetas. Sesaat kemudian induk burung itu datang seolah mengetahui jika anaknya akan segera muncul ke alam bebas.
"Mau kemana kita sekarang?" tanya Odette.
"Entah, apa ada ide?" tanya Neira sembari melihat Odette dan Azura secara bergantian.
"Bagaimana kalau kita ke pusat kota? Sudah lama kita tidak pergi ke sana," usul Azura.
"Oke, ide yang bagus," jawab Odette menyetujui saran yang diberikan oleh kembarannya.
Odette bersama dengan Neira dan Azura pun pergi ke pusat kota. Mereka berdiri di atas sebuah gedung dan melihat kegiatan yang dilakukan oleh para manusia.
Sebagai angel, mereka memiliki kemampuan untuk mendengar dan bahkan mengamati objek dengan fokus bahkan dari kejauhan sekalipun. Biasanya mereka akan menghabiskan waktu 3-5 jam hanya untuk mengamati kegiatan manusia. Usai melakukan pengamatan, para angel akan membuat laporan tentang kegiatan yang dilakukan manusia. Entah itu kemajuan peradaban di kehidupan manusia atau sekedar kesalahan kecil yang membuat para angel merasa terhibur akan manusia.
"Hei lihat yang disana," ujar Azura sembari menunjuk sebuah kerumunan manusia yang sedang asik melihat pertunjukan di tengah taman.
"Wah," gumam Odette yang terpana melihat kegiatan manusia yang terasa asing.
"Bagaimana jika kita melihatnya dari dekat?" ajak Azura.
"Azura, jangan main-main. Kita tidak boleh melakukan itu," sahut Neira.
"Loh, kenapa tidak? Kita kan hanya mengamati mereka saja," jawab Azura.
"Ya sudah, ayo kita ke sana. Lagipula kau juga sudah cukup lama tidak mengamati manusia, kan?" jawab Odette.
Azura dengan semangat menganggukan kepalanya. Mereka bertiga pun turun ke bawah dengan menggunakan kekuatan teleportasi mereka dan bersembunyi di balik pohon yang tak jauh dari pusat keramaian.
"Apa kita tidak boleh dekat ke sana?" tanya Azura.
Neira menatap Azura, "Yang benar saja, Azura?" ujarnya.
Azura melangkahkan kakinya dan mendekati kerumunan manusia.
"Lihat? Mereka tidak akan bisa melihat kita! Tak ada salahnya jika mengamati mereka dari dekat," ujar Azura sembari membentangkan sayap dan kedua tangannya seolah membuktikan jika manusia di sana tidak akan melihat dan bahkan tidak menyadari akan keberadaan para angel yang sedang memperhatikan kegiatan mereka.
"Aku takut jika kita dalam masalah karena hal ini," ujar Neira pada Odette.
Namun sepertinya Odette sama sekali tak menggubris ucapan dari Neira. Ia justru memperhatikan Azura dan dalam mode siaga, berjaga-jaga takut Azura melakukan kesalahan. Bagaimana pun juga, Azura tetaplah kembarannya.
"Odette, kemari lah!" ajak Azura sembari mengangkat tangannya dan mengajak Odette agar berjalan ke dekatnya.
"Aku disini saja," ujar Odette yang masih berada di balik pohon.
"Temani aku, ayo!" ajak Azura lagi.
Odette pun mengalah, ia memutuskan untuk berjalan mendekati para manusia itu dan menghampiri Azura.
Bruk!
Tiba-tiba saja seorang manusia menabrak Odette dan membuat Odette tersenyum. Sayap Odette seketika terbentang dan membuat manusia lain yang berada didekatnya terjatuh.
"Odette!" pekik Neira setelah melihat kekacauan yang disebabkan oleh Odette.
Odette melihat sekitarnya. Beberapa manusia berjatuhan secara tiba-tiba dan karena Odette tak terlihat, otomatis para manusia itu justru mendekat ke arahnya. Odette pun menjadi kerumunan para manusia dan beberapa orang berusaha menyentuh tubuh Odette yang tak terlihat.
Odette menerobos manusia yang mengelilinginya dan sontak para manusia itu langsung tersingkir. Odette kebingungan kenapa tubuhnya bisa disentuh oleh manusia. Ia pun menggunakan kekuatannya dan melakukan teleportasi menuju gerbang yang menghubungkan antara surga dan bumi.
Neira khawatir dengan keadaan Odette, ia pun segera menyusul Odette. Dan setelah Odette dan Neira pergi, tak lama kemudian Azura juga pergi meninggalkan kerumunan manusia yang tampak kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi.
*
*
Odette masuk ke dalam gerbang penghubung terburu-buru. Perasaannya kacau. Sedangkan Neira dan Azura berlarian di belakangnya berusaha menyusulnya.
Mulut Odette gemetar, ia masih kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi dan ia yakin ia sudah melakukan sebuah kesalahan sebagai seorang angel.
"Odette Adelaide!" pekik seseorang dengan suara lantang setelah melihat Odette masuk ke Meira Heaven dengan langkah terburu-buru.
Odette sontak berhenti setelah mendengar namanya dipanggil dengan lantang. Para angel lain yang mendengar nama Odette disebutkan dengan lantang pun ikut menoleh mengikuti arah sumber suara. Langkahan kaki Neira dan Azura terhenti ketika ia mengetahui siapa yang baru saja memanggilnya.
Itu adalah Libitina Ruzena. Ratu para bangsa angel yang kini dengan wajah murka menghampiri Odette dan menyentuh tubuh Odette.
"Kau telah membuat sebuah kesalahan fatal," ujar Libitina.
Seluruh angel menatap Odette. Mereka seolah tak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar. Bagaimana mungkin sosok angel seperti Odette melakukan kesalahan?