bc

MAHARANI (Mutiara Dibalik Debu)

book_age18+
438
IKUTI
2.9K
BACA
fated
badgirl
drama
sweet
like
intro-logo
Uraian

Maharani, seorang yang menjadi primadona di kalangan wanita malam. Siapa sangka ia tiba-tiba menikah dengan ustadz muda yang terkenal tampan di kotanya.

Lalu apa yang membuat seorang ustadz mau menikahi seorang wanita malam yang notabenenya di pandang kotor dan hina.

Dan bagaimana juga pandangan masyarakat jika ada ustadz yang dihormati lalu ternyata menikahi seorang wanita malam.

Simak kisahnya di sini ya! Perjanan seorang wanita malam menuju kesuciannya.

Jangan lupa klik tombol ❤️ untuk memasukkan buku ke berandamu!

Happy reading😀

chap-preview
Pratinjau gratis
Awal Cerita
Maharani, mahasiswa yang datang dari kampung ke kota kecil yang tidak terkenal namun di akui dalam peta negara untuk belajar sebelum akhirnya terjebak dalam cinta buta Alexander yang ternyata adalah anak dari seorang gigolo tersohor di kota kecil yang terkenal dengan para ustadz-ustadz muda. Kota kecil ini memang banyak melahirkan ustadz-ustadz muda yang terkenal dengan suara merdu ketika membaca qalam Allah dan juga ceramahnya. Namun sayang seribu sayang, di kota yang terkenal dengan para ustadz muda ia malah terjebak dengan anak seorang gigolo yang katanya mencintainya namun membawanya dalam lubang hitam yang menjadikan sesak dalam hidupnya. Cinta namun menuntunnya ke jalan setan yang tak pernah diduga akan ia tapaki sebelumnya. Maharani yang kuat kini harus pasrah, ia tidak bisa kemballi ke kampung halamannya hanya untuk sekedar melepas rindu pada kedua orang tuanya. Di kampungnya Maharani bukan orang sembarangan, ia adalah anak dari Bapak Haji Suhendro yang terkenal kaya dan dermawan yang mampu mendidik anak-anaknya dengan baik. Akan jadi apa nama keluarganya yang besar dan terhormat jika kelak ia pulang ke kampung halamannya dalam keadaan kotor penuh noda ini, bahkan membayangkannya saja ia tak mampu. Ditengah hingar bingar Bar yang kini menjadi tempat tinggalnya selama beberapa bulan ini ia selalu tampil ceria di hadapan teman-temannya yang tak lain di sebut seoarang p*****r oleh kalangan luar, namun tidak bagi mereka. Bagi mereka, mereka pejuang hidup yang keras, ibarat pelaut mereka adalah penerjang badai dan ombak namun tidak akan hilang menjadi buih, bukan anak manja yang meminta-minta pada orang tua, begitulah mereka berpikir. Terlepas dari itu mereka tahu jika mereka adalah orang-orang pendosa yang hidup berlagak nyaman memijakan kaki pada bumi ciptaan Allah yang tidak pernah mereka sembah, jangankan menyembah menyebutpun mereka sudah lupa. "Wooohhhh," para gadis yang entah harus di sebut gadis atau bukan sedang berjoget ria menghibur para pendatang di Bar yang kelak akan memilih dengan siapa mereka akan berkencan. Satu persatu teman-teman Maharani telah masuk kedalam tempatnya bersama p****************g yang haus akan seksual yang katanya tidak bisa di penuhi oleh para istri mereka yang mereka bilang orang yang kuper. Entahlah, istri mereka yang kuper atau mereka yang terlalu naïf. Maharani masih berjoget ria memegang sebotol anggur di tangan kirinya, sampai sesekali menyesapnya. "Hey kau, aku mau berkencan denganmu malam ini." Pria tua dengan tampilan ala Boss kaya yang sebenarnya tidak sedikitpun menarik di mata sang Primadona. "Hahaha, begitukah tuan? Anda mau bayar berapa?" jawabnya. Momy Sen ibunya Alexander tersenyum melihat anak kesayangannya dan juga calon menantunya yang teramat pintar baginya. "Berapapun yang kau minta." Perkataan penuh keyakinan dengan mata setajam elang, siap menerkam mangsa yang berada dihadapannya. Memang hanya kalangan elit yang di perbolehkan mengincar sang Primadona. "Sungguh?" Maharani mengedipkan mata pada Momy Sen, Momy Sen menganggukkan sedikit kepalanya. "Aku bersungguh-sungguh Nona, kau teramat cantik." "Baiklah, keluarkan semua uangmu!" pria itu mengeluarkan seluruh isi dompetnya dan ia serahkan pada Maharani. Maharani mengambil sebagian uang itu dan memberikannya sebagian pada Momy Sen. "Baiklah saya akan urus." Ucap momy Sen mengedipkan mata. Maharani menghilang, Momy Sen mempersilahkan Pria itu masuk kedalam ruangan untuk menunggu Maharani datang kesana. "Tuan tunggulah sebentar, primadona kami sedang bersiap-siap. Kami akan menjamin kepuasan anda Tuan." ucap Momy Sen di depan pintu ruangan. Momy Sen menutup pintu. Tidak lama seorang wanita dengan tubuh yang seksi masuk ke ruangan. "Sayang kau sudah datang, hidupkan lampunya." "Aku ingin b******u terlebih dulu," p****************g itu mulai membelai. Lampu hanya bisa di hidupkan dari luar ruangan Sayang. Ayo kita langsung bersenang-senang saja. Bisik sang wanita lembut. ********************** "Yai, saya minta izin untuk mahabbah pada keluarga Yai. Saya punya seorang anak gadis yang sudah selesai kuliah tahun ini. Bisakah dia menjadi menantu Yai?" ucap Pak Hasan, seorang yang juga terpandang di kota kecil yang di kenal dengan sebutan kota para Ustadz. Pak Hasan menjadi pewakaf paling besar nominalnya pertahun pada pesantren Kiyai Hasbi, itulah yang membuat hubungan mereka menjadi akrab. Kiyai Hasbi punya pesantren yang tersohor di kotanya. Pak Hasan ingin anak gadisnya menikah dengan salah satu anak dari Kiyai Hasbi. Ustazd Sholeh dan Ustadz Fatih adalah anak laki-laki Kiyai Hasbi, dua anak perempuannya masih sekolah di pesantren. "Kalau saya, terserah pada Sholeh dan juga Fatih. Apakah mereka sudah mau menikah atau belum?" suara yang tenang dan lembut namun berwibawa, mendengar suaranya saja orang-orang bisa tahu kalua ia bukanlah orang sembarangan. "Iya saya mengerti Yai. Fitri anak saya katanya sudah siap untuk menikah. Ia tidak masalah yang mana anak Yai yang mau menikah dengannya. Sebuah kebahagian katanya jika bisa menjadi menantu Yai." Pak hasan menunduk hormat, yang ia hadapi memanglah kiyai besar di kota ini, jadi ia benar-benar harus terlihat sopan. "Baiklah, sebentar ya, saya panggil anak-anak saya dulu." Kiyai Hasbi mengetuk kedua kamar anak laki-lakinya yang bersebelahan. Membawa mereka berdua ke ruang tamu. Begitulah cara orang-orang berilmu, bukan berteriak memnita anak-anaknya untuk segera keluar dan duduk di sana dengan kepala tertuntuk, bukan, bukan itu. Meskipun jika Yai berteriakpun mereka akan segera hadir dan duduk dengan penuh hormat. Tapi bukan begitu cara Yai Hasbi mendidik anak-anaknya. Kita memang perlu sopan dulu untuk mengajarkan apa itu kesopanan. Sholeh, Fatih. Pak Hasan ingin menikahkan anak gadisnya kepada salah satu dari kalian. Adakah kalian berdua yang sudah siap untuk menikah?" "Abi, Kak sholeh sudah lulus kuliah mungkin ia sudah siap untuk menikah." Ustadz Fatih mendahului menjawab. “Baiklah Sholeh, apa tanggapanmu?" Pak Hasan menunggu penuh harap. "Begini Bi, pernikahan bukan sebuah jangka waktu pendek atau panjang. Pernikahan adalah tentang dunia dan akhirat, Abi pasti tahu itu sebelum menikah dengan Ummi dulu. Dan Sholeh tidak bisa menikah begitu saja tanpa meminta petunjuk dari Allah.” "Ya. Abi setuju. Pak Hasan biarkan anak saya istikhoroh terlebih dulu sebelum ia memutuskan untuk menikah dengan siapa. Karena untuk jodoh memang bukan wewenang saya meskipun saya adalah ayahnya." Senyum Yai Hasbi yang Nampak bersahaja. "Baiklah Yai, saya akan menunggu sampai Ustadz Sholeh punya keputusan." Pak Hasan pulang, dengan harapan beberapa hari kedepan akan mendapat jawaban yang memuaskan.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.8K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.7K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.4K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
59.8K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook