Cap. 5

1041 Kata
. . jam 21.00 dirumah besar Agrisa. "bapak satpam yang ganteng, saya mau keluar dulu ya, dikunci aja pintunya nanti mau pulang saya hubunge bapak ganteng." ucap Lola pada Satpam rumahnya. "lah, non Lola mau kemana malam malam begini???" tanya pak satpam. "mau seneng seneng dulu pak ama temen temen. bye bapak ganteng??!" jawab Lola dan langsung pergi meninggalkan satpamnya dengan menaiki motornya. "pokoknya malam ini gue harus bahagia, lainnya dipikir besok." tekad Lola dalam hati . . . Di Lintasan Balap Sudirman. "gila.. yang main modelan kayak gini gimana nasib gue ntar." gerutu Lola pada dirisendiri. "lo juga sih sok sok an ikut balapan lagi, udah tau jiwa pembalap lo udah pensiun." timpal Sila "gak usah menang juga, pokok selamet sampe finish aja udah cukup." ucap Tara yang tiba tiba berada disamping Lola. "apa lo mau mundur aja??!" tawar Rena. "enak aja, nanggung banget gobl*k udah mau mulai juga." jawab Lola. "Ana mana??? dia kagak nyasarkan??" tanya Lola pada sahabat sahabatnya. "dia masih kerja beg*. Lo gugup banget ya sampe lupa jam kerja temen lo?? tanya Sila. "ya udah sana ke garis start, gue nonton dari atas ama kakak gue." ucap Tara. "ati ati lo." pesan Sila dan Rena Lola hanya mengangguk menunjukkan jempol sebagai jawabannya. . . . Malam hari jam 10 disirkuit balapan Sudirman. Dideretan kursi penonton diisi kelima cowok most wanted universitas Karya Merdeka dan Tara beserta sahabatnya, minus Lola yang udah stanby di garis start dan Ana yang masih diperjalanan katanya. "Tar, Ana kemana???" tanya Rena "katanya tadi mau otw, kan jam kerjanya Ana habis jam 10 malem." jawab Tara "dia udah tau tempat ini kan??? gak bakal nyasar kan??? kan dia otw nya gak pernah jauh jauh dari rumah-kampus-kafe tempat kerja dan kostnya doang." kali ini Rena yang bertanya. "tenang aja udah gue sherlock tadi, gak cuma itu. Gue juga udah kasih dia rute rute yang enak buat dilewati ama motor." Terang Tara. Dan kedua sahabatnya ngangguk angguk tanda mengerti. Disaat Tara dan sahabatnya ngobrol kelima cowok itu hanya diam sambil memperhatikan pembalap yang sudah bersiap di garis start. Dan, 1.. 2.. 3.. Goooooooo balapanpun dimulai. Total semua pembalap ada 23 dan Lola satu satunya pembalap cewek malam ini. Banyak yang tergiur dengan hadiah yang ditawarkan malam ini yaitu uang 10juta, meskipun begitu pembalap cewek pasti akan mikir dua kali untuk ikut bersaing dengan pembalap pembalap cowok yang sudah banyak jam terbangnya. Karena hadiah yang ditawarkan berbeda, balapan malam ini pun juga berbeda. Kalo biasanya hanya satu kali putaran, malam ini 5 putaran. Start pertama memang belum menguntungkan untuk Lola karena saat ini Lola berada diposisi ke 20. Tentu bukan hal mudah bagi Lola bila ingin menaikkan posisinya, selain faktor Lola sudah lama pensiun dan sudah tidak pernah menjajal sirkuit balapan tapi juga karena lawan malam ini banyak yang sudah memiliki pengalaman yang tidak bisa dianggap remeh. "benar kata Bryan, Lola butuh pemanasan beberapa KM disirkuit balapan agar tidak kaku." kata Reza tiba tiba. "kalo malam ini Lola menang, maka itu sebuah keberuntungan." kata Bryan "dia sudah punya jiwa pembalap ternyata, nyatanya sekarang udah diposisi ke 15 di putaran ke 2." timpal Kenda "ya, dia harus berusaha lebih keras untuk menyusul ke 14 pembalap didepannya bila ingin menang." kata Denis. "kata Lola, dia gak butuh menang. Dia cuma butuh pengalihan sementara dari sesuatu." Timpal Tara tiba tiba. Keempat cowok itu langsung beralih melihat Dewa, yang sedari tadi hanya diam melihat balapan yang ada didepannya. Mungkin mereka sadar kalau "sesuatu" yang dimaksud Tara adalah tentang rencana perjodohan orang tua Dewa dan Lola. "gue balik dulu. Orang Alandra udah nunggu diPub." kata Bryan sambil beranjak dari duduknya dan pamitan pada sobatnya. "ati ati." jawab Kenda singkat "kak Bry, boleh mampir ke Pub gak habis ini???" tanya Rena "siapa tau Lola butuh hiburan." timpal Sila. Bryan hanya menggangguk sebagai jawaban, dan berlalu pergi. "eh emang Pub nya kak Bryan namanya apa??? tanya Sila yang memang baru tahu kalo Bryan punya Pub. "lah, elo gak tau malah mau mampir kesana." jawab Tara sambil menyonyor pelan kepala Sila. "aduh... sakit beg*. Ya kan gue baru tau tadi waktu kak Bryan pamitan." bela Sila. "Pub Fly di jalan Kenanga". jawab Kenda singkat. "eh, gila. serius kak??? itu kan Pub terkenal elite." tanya Sila dengan mata bersinar. diangguki kepala sama Kenda sebagai jawaban. "kak Bry, disana kerja kak??" tanya Tara. "Bryan, pengelola. Pub itu warisan yang ditinggalkan mendiang ibunya. Ya, kadang dia juga ngerangkap jadi bartender kalo gabut." jawab Kenda. "tau gitu, dari dulu kita nongkrong disana, siapa tau dapat gratisan" timpal Rena dengan segala keinginannya. "bilang aja lo mau mab*k tanpa mikir harga." kata Sila sambil menyonyor kepala Rena. "ya, kan sekali kali boleh atuh mab*k pake minuman mahal yang gratis. Kan gue harus hemat uang saku, kalo beli minuman mahal semalem, otomatis udah, satu bulan kedepan gue gembel ke rumahnya Tara." jawab Rena santai. "lah, kok kerumah gue??" tanya Tara dengan penasaran. "karena hanya lo yang punya kakak dermawan." jawab Rena sambil cekikikan. "gak ada hubungannya beg*." jawab Tara. Dan Rena hanya mengedikkan bahunya. . . . "hei,, gimana balapannya Lola??" tanya Ana yang tiba tiba muncul disamping Sila. "kampr*t lo, jantungan gue. Lo dari mana aja beg*, udah mau selesai juga lo baru nongol." gerutu Sila yang merasa kaget dengan kedatangan Ana yang tiba tiba. "he he sorry, tadi ada halangan dikit. Ini tadi aja gue numpang dimobilnya om om ganteng." bela Ana sambil menampilkan sengirannya. "halangan apa? terus gimana motor lo?" tanya Tara "ntar aja gue ceritain, panjang soalnya. Sekarang kasih tau gue dimana posisinya Lola. Penasaran banget. Untung tadi didepan gue ketemu kak Bryan jadi kagak nyasar waktu nyari kalian." ucap Ana dengan jelas. "pantes langsung ketemu kita. Tuh, Lola di posisi ke 2 dan ini udah putaran terakhir. Semoga aja Lola bisa, meskipun target awal bukan menang tapi kalo menang kan juga lumayan." jawab Rena . . . "wahhhh gila, Lola menang." ucap Denis tiba tiba "apa??? serius???" tanya Tara tidak percaya begitu juga dengan ketiga sahabatnya yang lain. "serius, noh liat. Gue benar bener gak nyangka." jawab Reza dan diangguki keempat sahabatnya. "wahhhhh gila gila gila, pokoknya malem ini kita pesta, langsung tancap ke pub nya kak Bryan." kata Rena dengan antusias. "gue wa Bryan sekarang kita otw kesana." ucap Kenda. . . . TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN