Cap. 6

921 Kata
. . Pub Fly...... "lo dah dimana??" chat wa dari Bryan. "parkiran." balas Kenda singkat "langsung naik aja, gue tunggu diatas." balasan wa dari Bryan. "kita langsung ke atas, udah ditunggu ama Bryan." kata Kenda pada para sahabatnya dan teman teman adiknya. "wah,,,, gila yang dateng gak main main." kata Sila penuh kekaguman melihat pemandangan orang orang yang ada dilantai bawah. "iya, gue bener bener gak nyangka. Sering liat tempat ini waktu lewat, merk kendaraan yang parkir gak ada yang murah." timpal Rena yang gak kalah terpesona. "kalo mangkring disini tiap malem bisa dapet sugar daddy ini." ucap spontan Ana dengan mata berbinar. "gil* lo. gue baru tau kalo cita cita lo bisa berubah rubah sesuai tempat nongkrong." jawab Tara sambil menyonyor kepala Ana. Ana langsung mengerucutkan bibirnya "ini bukan merubah cita cita sial*n, tapi ini peluang." bela Ana. "ya semoga lo segera menemukan sugar daddy idaman lo." doa dari Rena "tuh kayak Rena dong, thanks Rena atas doanya." jawab Ana sambil cekikikan. "kalian pesen aja, ntar gue yang bayar." kata Lola dengan sebuah tawaran didalamnya. "oke, yukkk girl kita mab"k sampe pagi." seru Sila antusias. "gue pengen banget, tapi masalahnya besok jam pertama gue guru killer masuk jam 8 lagi." gerutu Rena. "ya udah pesen ke kak Bryan aja, biar dia yang milihin." saran Lola. "oke setuju." jawab semua dengan serempak. "gue ketoilet dulu, bang Ken toiletnya dimana?" tanya Tara pada Kenda. "turun aja kebawah ntar belok kanan, perlu gue anter???" tawar Kenda. "gak usah bang, gue udah gede juga." jawab Tara. selang beberapa menit, dimeja mereka sudah penuh dengan minuman rekomendasi dari Bryan. Dan mereka mulai mencicipinya. "Selamat untuk sobat gue yang udah menang, setelah sekian lama pensiun, tosssss." ucap Sila sembari memberi kode para sobatnya untuk mengangkat gelasnya masing masing. "meskipun sekarang lo menang,gue gak akan ngerestui kalo nanti lo pengen turun lagi." ancam Ana pada Lola. "kalo lo nekat balapan lagi, gue laporin ke bonyok lo. Biar kekasih lo itu dijual." timpal Tara Lola hanya memutar matanya jengah dengan kata kata dari sahabatnya yang tidak beda jauh dari orang tuanya. Gak asing juga bagi Lola, meskipun sering ditinggal bisnis oleh kedua orang tuanya tapi Lola gak merasa sepi karena ada para sahabatnya yang kadang seperti teman bisa diajak tukar pendapat bahkan bisa seperti orang tua yang suka menasehati, seperti sekarang. Dan Rena hanya tertawa mendengar Lola dinasehati para sahabatnya. "bentar bokap nelpon." kata Kenda sambil beranjak berdiri mencari tempat sepi. . . . "jadi gimana mas Dewa..??" tanya Reza "gimana apanya??" jawab Dewa dengan mata yang masih menatap Lola "apa lo bakal nolak perjodohan ini?" tanta Reza lebih lanjut "kalo dari segi penampilan Lola gak kalah sama mantan mantan lo, dia juga cantik bodynya juga menarik, dan gue yakin lo setuju sama gue soal itu." timpal Denis memberikan pendapatnya. "sifatnya juga terlihat tenang dibalik apa yang digunakan dan apa yang dilakukan." Bryan dengan mengatakan pendapatnya juga tentang Lola. "gue gak tau." jawab Dewa yang masih bimbang. Benar yang dikatakan teman temanya. Lola gak kalah dengan mantan mantannya, bahkan lebih menarik. Wajah cantik, badan tinggi, body oke, kaya, keterampilan yang mungkin lebih dari satu dan jangan lupa dengan kecerdasannya. Dia juga sering juara pertama difakultasnya. "gue jadi pengen tahu apa alasan Lola sampe dia belum pernah pacaran." kata Denis penasaran. "andai salah satu sobatnya Tara ngedeketin gue, gue pasti terima tanpa pikir panjang." kekeh Reza, dan langsung dihadiahi tatapan mata temen temennya. Bahkan Reza sudah dihadiahi sebuah bogem pelan diperutnya oleh Kenda yang mendadak nongol disamping Reza. "ayolah gak usah munafik, kita sebagai cowok jelas sadar kalo sobat sobatnya Tara punya penampilan yang bisa buat para cowok menoleh, wajah yang cantik, body mereka juga oke, body idaman laki laki, berbentuk tapi tidak berlebihan. dan tonjolan yang pas pada tempatnya. Kalian juga pasti sadar kalo sedari tadi banyak mata yang melihat mereka lapar, padahal mereka tidak memakai pakaian yang sexy dan terbuka. Tapi, mereka saja yang gak sadar kalo dari tadi banyak yang ngelihatin. Dengan penampilan mereka yang begitu,ya wajar dong gue juga mau, sayangnya sobat sobatnya Tara kagak ada yang murah, gak kayak cewek cewek yang selama ini ngerayu kita." bela Reza untuk diri sendiri. Dan langsung diangguki oleh keempat sobatnya. "mungkin sobatnya Tara udah hapal ama kelakuan cowok modelan kita." timpal Bryan tiba tiba. "kenapa gue juga setuju apa pendapatnya Bryan ya..?? tapi keliatannya emang kayak gitu sih." pendapat Denis "lagian gue gak bakal ngebiarin adek gue dideketin ama kalian, iya kali gue udah hapal banget ama kelakuan kalian dari orok." ucap Kenda. Langsung saja perkataan Kenda dihadiahi tawa kencang oleh para sahabatnya. . . . "Yok cabut udah, udah pagi." ajak Reza "Mereka gimana?" tanya Denis saat melihat Tara dan para sahabatnya udah pada teler. "Lola ama gue." jawab Dewa sambil beranjak menghampiri Lola. "Tara ama gue." jawab Bryan. "kalo Sila ama Ana gimana?" tanya Denis. Bryan hanya mengangkat bahunya langsung menghampiri Tara. . . "loh kak Lola sama Tara dimana??" tanya Rena pada Reza dan Denis. "lo dari mana??? gue kira lo juga ikutan teler." tanya Reza "gue dari toilet, besok pagi ada kuisnya dosen killer jadi gak berani minum banyak. Takut gak bisa bangun". jelas Rena "Lola dianter Dewa, Tara dianter Bryan." jawab Denis. "ya udah kalo gitu. Bisa bantuin bawa mereka sampe parkiran gak kak???" pinta Rena pada Reza dan Denis. Mereka berdua hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban. "thanks kak." ucap Tara. "lain kali kalo kalian teler gue tinggalin beneran. Repot banget gue. Hah, nginep dirumah gue aja kalo gitu." gerutu Rena saat didalem mobil bareng Sila dan Ana. . . . TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN