"Halo, Gia. Ini aku Aksa. Bisa bicara sebentar? Aku mohon jangan dimatikan." Tanpa harus bertanya lagi, Jeffan maupun Revan sudah tahu siapa orang yang menelepon Gia tersebut. Revan terlihat sangat emosi mendengar suara Aksa di seberang telepon. Tangannya langsung terkepal dengan mata memicing tajam. Jika saja tidak ada Jeffan, Revan mungkin sudah meneriaki Aksa. Tapi Revan tak melakukan itu karena menghargai Jeffan yang merupakan suami Gia. "Kamu masih menyimpan nomor istriku?" Jeffan bersuara, bertanya pada Aksa. Tak ada kata sapaan balik dari Jeffan yang mulai jengah dengan kelakuan mantannya juga mantan Gia yang tak henti mengganggu. "Jeffan? Maaf. Kupikir aku bicara pada Gia." Tak ada rasa bersalah dalam nada bicaranya. Membuat Jeffan dan Revan sama-sama dongkol. "Ada perlu apa pa

