bc

The Devil & I

book_age18+
85
IKUTI
1K
BACA
billionaire
killer
possessive
pregnant
icy
loser
first love
passionate
sacrifice
like
intro-logo
Uraian

This is story about Natta and Adam…

“Aku hamil!”

“Apaaah?”

Jatuh cinta, terikat dengan satu wanita apa lagi berkomitmen itu tidak ada di list hidup Adam Laurence Marvin seorang pembunuh berdarah dingin. Marvin Black tak membutuhkan cinta.

Luka lama semenjak kecil membuat Adam menjadi pribadi yang sulit untuk di dekati. Bahkan karena luka di masa kecilnya membuat Adam mengeraskan hati, menulikan telinganya dan membisukan mulutnya agar Adam tak punya perasanan apa lagi jatuh ke lubang yang sama seperti sang ayah.

Tapi bagiamana bila adik sahabatnya Nattasha meminta sebuah permainan gila pada Adam?

Menjerat, menggoda, bahkan memuja Adam agar meruntuhkan tembok besi pada seorang Marvin Black untuk jatuh cinta?

Akankan Natta berhasil memenangkan permainan gilanya? Atau Adamlah yang memenangkannya? Atau sebaliknya mereka yang kalah karena tak di restui Alverno William Stone?

Yang penasaran dengan kisah Adam dan Natta, yuk kita ikut gabung...

chap-preview
Pratinjau gratis
Gagal!
“Mmm… Ir…” desah Natta. Ia tahan lagi dengan sentuhan sang kekasih bernama Irwin Seobono yang bergeliya di tubuhnya. Di remas, di kecup bahkan di hisap setiap jengkal inci kulit tubuhnya membuat Natta tak tahan. Tubuhnya meminta lebih dari sentuhan Irwin yang tengah menikmati tubuh indah bagian atasnya. “Cu-cukup Ir…” pinta Natta. Tapi sayang Irwin tak mendengar. Kekasihnya semakin mengeratkan remasannya di dua buah melon nan kenyal. Irwin memainkannya seperti squishy dengan jemarinya yang kekar tak berhenti memainkan pucuk merah muda yang menantang dan memainkannya seraya bergantian. Ditenggelamkan wajah tampan Irwin di dua buah melon yang sama besarnya itu, kembali ia meraas lalu menghisap pucuknya membuat Natta semakin menggila di bawah kuasa kekasihnya yang tak mau berhenti. “Ir. Sudah!” Tatapan redup Nata pada sang kekasih seolah meminta untuk berhenti. Ia tidak mau sampai berlebihan seperti ini. Apa lagi kemeja dan juga bra nya sudah terlepas oleh kekasihnya itu dan entah mendarat di mana. Di atas tubuhnya Irwin sama sekali tidak mau berhenti. Natta takut, Irwin akan meminta lebih dari sekedar ini. Hubungan Natta dengan seniornya itu sudah menginjak tahun kedua. Di mana dulu Irwin adalah dosen Natta di kampus dan kini Irwin adalah seniornya di rumah sakit swasta milik keluarga Stone. “Babe… I want you…” bisik Irwin pelan di telinga Natta. Mata Natta yang meredup pun kembali membulat, saat telinganya mendengar perkataan Irwin. “Ir, kita sudah berjanji tidak akan melakukan hal ini sebelum kita menikah,” kata Natta mengingatkan. “Aku tau itu. Tapi bisakah aku meminta lebih dulu sebelum kita menikah hmm?” bujuk Irwin menatap dengan tatapan menggoda. “Aku ingin kita sah dulu. Tidak se— Ahh… Ir…” Natta kembali mendesah dengan mata kembali meredup. Sentuhan tangan Irwin membuat Natta melayang. “Aku janji padamu Babe, setelah gelar profesorku turun aku akan menikahmu. Aku bersumpah itu!” “Kalau begitu jangan lakukan sekarang!” Mata Irwin membulat sempurna menatap kekasihnya itu. “Tunggu setelah gelar profesiormu turun setelah itu kamu menikahiku dan kamu bebas melakukannya, bagaimana?” kata Natta seolah tengah menawar pada kekasihnya yang tengah focus dengan kegiatannya. “Aku ingin menikahimu. Tapi nggak sekarang! Apa kamu ngga percaya padaku?” “Aku percaya padamu, maka dari itu aku meminta kamu menikahiku lebih dulu,” kata Natta dengan senyuman. “Kita sudah dua tahun ini lo Babe, Cuma ciuman doang?” Irwin mengangkat wajahnya menatap wanitanya. “Aku ingin hubungan kita ini lebih dari ciuman babe. Seperti ini pun kita baru pertama kali bukan? Jadi please jangan kaya anak kecil, karena making love itu sudah lumarah di sini!” Natta melotot, Irwin berikan senyuman mempesona. “Cuma sekali ini saja, aku janji nggak akan meminta lebih lagi. Aku pun berjanji padamu nggak akan sampai membuatmu hamil, Babe.” Irwin menautkan kedua tangannya dengan jemari Natta. “Seandainya kamu hamil pun aku akan bertanggung jawab,” kata Irwin meyakinkan Natta. Natta menggeleng, tidak. Mau sekali atau dua kali, tetap saja Natta nggak mau. Bahaya untuk dirinya dan juga Irwin. “Babe… aku sudah tak tahan, kamu pun sama menginginkannya bukan?” bujuk Irwin tak menyerah. Pria itu jelas tau kelemahannya yang sama-sama menginginkan penyatuan ini. Sayangnya dulu mereka hampir menyatu, namun di gagalkan oleh seseorang yang sudah seperti hantu. Sekali lagi Natta menggeleng tidak. Dulu ia memang menginginkannya, tapi ancaman kedua kaka kembarnya itu tak pernah main-main. Maka dari itu Natta sampai sekarang masih menjaga kewarasaanya dan tidak ingin melanggar peraturan kaka nya sekalipun mereka tinggal di negara yang bebas. Dua tahun berpacaran dengan Irwin keduanya hanya berciuman saja, tanpa bisa menyentuhnya seperti sekarang ini dan kali ini hubungannya dengan Irwin seolah naik step. Irwin menginginkan tubuh Natta dan ingin merasakan hangatnya tubuh Natta bersatu dengan tubuhnya. Menunggu sampai gelar profesior itu masih setahun lagi. Tapi Irwin tidak mau karena itu sangat lama. “Itu dulu. Tapi sekarang sampai sini saja, kalau kamu ingin lebih maka kamu harus menikahiku dulu!” Irwin mendengus pelan, namun tak mengurangi kegiatan kedua tangannya. “Aku akan menikahimu awal tahun bagaimana?” Natta mengeryi kening, menatap Irwin. “Tapi yang ini aku nggak bisa tunda. Aku sudah sangat gila Babe, sangat. Aku amat sangat menginginkanmu,” bujuk Irwin seraya menujukan sesuatu yang sudah sesak di bawa sana. Perlahan namun pasti, sebelah tangannya turun ke bawah dan satunya masih berada di atas salah satu melonnya belum lagi bibirnya pun ikut menyerang Natta agar wanita itu kembali b*******h dan mau bercinta dengannya. “Ir… Jangan sampai—ba-bawah,” lirih Natta, merasakan tangan menyelusup masuk ke celana jeansnya. Di kecupnya bibir Natta, perlahan namun pasti, tangannya kini sudah berada di atas segita milik Natta. “Babe, I want you, please… please…” lirih Irwin memohon pada Natta. Natta berikan gelengan kepala pelan, kekasihnya itu bukannya mengangguk setuju tapi malah lagi lagi penolakan. “Aku bawa pengaman Babe tenang saja, nggak! “Don’t!” seru Natta di saat Irwin hendak membuka kancing jeans. “Why Babe?” Natta menghembuskan napas pelan. “Please, yang satu itu jangan!” “Tapi apa alasananya?” “Aku masih ingin hidup Babe!” Kening Irwin semakin mengerut, bingung sendiri dengan pernyataan sang kekasih yang masih ingin hidup maksudnya apa? “Ka Alverno pasti akan membunuhku bila aku bertingkah seperti wanita jallang! Dia sudah sering mengancamku. Kaka pun akan membunuhmu juga sampai menjebol segel adik kesayanganya,” ujar Natta. Irwin mendengus, di antara Alverno dan Revano. Kaka nya yang posesif adalah Alverno. “Astaga… Beb…Itu tidak mungkin. Ka Alverno hanya menggeretak! Aku akan menikahmu!” seru Irwin tak ingin dibantah lagi. “Ir… Mmmm… Ir…” desah Natta, tangan Irwin sudah berada di titik yang membuat Natta kembali mendesah. Melihat Natta, sudah tak berdaya karena gairahnya. Ia pun membuka kaitan jeansnya. Namun— Brag! Pintu kamar tersebut di dobrak cukup keras. Natta dan Irwin terperanjat kaget. Apa lagi keduanya sama-sama menatap seseorang yang berdiri di ambang pintu. “Lo lagi?” seru Irwin. Rasanya Irwin jengah melihat penampakan seseorang di depannya itu. Irwin bangun dari berjongkoknya, sementara Natta langsung menarik selimut untuk menutupi bagian atas tubuhnya yang sudah terbuka. Ia menoleh ke samping kanan dan kiri untuk mencari pakaiannya. Sialnya, nggak ada. “Gue sudah pernah peringatain lo!” katanya. Tatan setajam elang itu seolah menusuk dan ingin mengeluarkan manik mata hitam lawannya. Irwin di depan pun sama menatap marah pada seseorang di depannya itu. “Lo itu siapa hah? Lo pacar Natta? Suami Natta atau lo siapanya sampai lo sering banget gangguin urusan gue sama cewek gue!” Kedua matanya tak lepas menatap lurus pada wanita di depannya yang masih celingukan mencari pakaiannya itu. Ia pun melepaskan jaket kulit kesayangannya lalu melemparkan pada Natta. “Turun!” perintahnya tegas. Natta mendengus jengah, kesal dan juga marah pada seseorang itu. Tapi rasa takut pun menyelusup hati Natta, sejak tadi tatapannya tak berubah sama sekali. Terus menatap tajam seolah ingin menelannya hidup-hidup. Tak ingin membuat seseorang di depannya nambah marah, akhirnya Natta turun dari ranjang tersebut dan bangun berdiri menghampirinya. Irwin terkesiap kaget, bahkan mulutnya terbuka lebar dengan tatapan penuh kecewa. Lagi lagi wanitanya itu menurut pada seseorang tersebut. “Jadi kamu bela dia Babe? Kamu tidak stay di sini bersamaku?” tanya Irwin memandangi Natta. Natta menghela napas pelan pandangi Irwin, bahkan ia bergumam di dalam hati ‘Aku terpaksa mengikuti keinginan dia, Ir. Maafkan aku, semua ini demi keselamatan kamu. Aku nggak punya banyak alasan untuk menurut padanya.’ “Tunggu di luar!” “Kamu nggak akan melukai Irwin kan?” tanya Natta, takut. “Keluar!” “Tapi—" “Keluar!”

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.9K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook