Prolog

925 Kata
Dari arah jendela kamarnya, Arsen bisa memandang dengan jelas halaman belakang rumahnya yang mendadak menjadi taman bunga. Beberapa pekerja sedang sibuk memasang bunga-bunga di lengkungan yang akan menjadi saksi bisu pernikahannya. Menata kursi yang jumlahnya tak lebih dari jumlah kesemua jari tangannya dan beberapa pot serta hiasan bunga-bunga di pinggiran.  Bukan pernikahan yang mewah atau meriah, tapi setidaknya itulah yang diinginkan oleh calon pengantin wanitanya sebagai bentuk tanggung jawab terhadap darah dagingnya yang tumbuh secara tak terduga. Pernikahan? Ia tak pernah membayangkan akan mempunyai salah satu hari di hidupnya yang akan ia peringati pertahun sebagai hari pernikahan. Hidupnya tak selucu dan sesentimentil itu. Sepemahamannya, pernikahan adalah bencana. Tambahan beban keluarga yang harus ia tanggung. Sambil mengembuskan napas dengan keras, Arsen kembali menatap cincin dengan hiasan berlian putih di tengahnya, yang akan ia lingkarkan di jari Fherlyn Ellard besok. Gadis muda berumur 21 tahun, sekretaris yang lebih banyak membuat kekacauan ketimbang meringankan bebannya untuk mengatur segala urusannya.  Yang saat ini tengah mengandung anaknya. Arsen teringat pengakuan gadis itu seminggu yang lalu. Setelah dua hari tidak masuk kerja tanpa kabar dan tak bisa dihubungi, gadis itu muncul di gerbang rumahnya dengan penampilan yang berantakan. Rambut kusut, wajah basah dan merah karena isak tangis yang tertahan di d**a.  Cuaca mendung, hujan yang turun mengguyur tubuh mungil Fherlyn, seolah langit pun memahami badai yang tengah bergelut di hati gadis itu. Mungkin kabar itu seperti beban berat yang tiba-tiba muncul mengejutkan hidup Arsen, tapi mengabaikan darah dagingnya jelas bukan cara penyelesaian yang tepat. Karena hanya akan membuat masalah itu menjadi lebih besar di kemudian hari. Sore itu, Arsen pulang lebih cepat dari kantor dan baru saja membersihkan diri hendak meminum kopi hangatnya di cuaca dingin yang mendadak datang. Lalu pengawalnya mengatakan bahwa sekretarisnya menunggu di gerbang. Tanpa menunggu satu detik berlalu lebih lama, Arsen berlari ke gerbang. menerobos rintik hujan. Jika Fherlyn sampai nekat mendatangi rumahnya seperti ini, sudah bisa dipastikan masalah yang dialami gadis itu bukan masalah ringan. Dan ternyata itu juga bukan masalah yang kecil. “Aku hamil,” tangis Fherlyn di antara air mata yang berurai begitu wajah Arsen muncul di gerbang rumah. Kepalanya tertunduk dalam-dalam dan racauannya hampir terkalahkan oleh suara hujan yang menyelimuti tubuh mereka berdua. “Maafkan aku.” Arsen terkejut, ia bahkan belum sempat menyapa gadis itu. Tubuh Arsen membeku dan batu besar muncul membebani punggungnya. Kali ini fokus Arsen bukan lagi pada mata Fherlyn yang bengap dan berwarna merah karena terlalu banyak menangis. Gadis itu sepertinya lebih terpukul daripada dirinya. Dengan sifatnya yang manja tentu kehamilan adalah hal yang tak sanggup gadis itu hadapi. Satu-satunya kecerobohan yang tak akan bisa gadis itu perbaiki. Dan dirinyalah yang telah membuat wanita hamil. Kebodohannyalah yang membuat mereka berdua berada dalam masalah besar. “Apa kau akan meninggalkanku?” Aliran air mata kembali menuruni wajah Fherlyn. Punggung tangan gadis itu terangkat mengusap pipi lalu tersedak oleh tangisannya yang semakin tak terkendali. Air mata dan air hujan bercampur aduk. “Aku tak bisa melakukannya sendirian. Kumohon.” Arsen meraih kepala Fherlyn dan menempelkan di dadanya. Mengelus rambut panjang gadis itu yang kusut. Membiarkan tangisan dan air hujan membasahi kemeja Arsen. “Aku tidak akan meninggalkanmu.” “Kau berjanji?” Pertanyaan Fherlyn teredam d**a Arsen. “Ya, kau bisa memberitahu orang tuamu dan kita akan menikah secepatnya.” Fherlyn mengangguk. Merangkulkan kedua tangannya ke punggung Arsen. Arsen mendesah dengan keras. Pernikahan? Apakah ini langkah yang benar? Ia tidak mencintai Fherlyn. Ia bahkan tidak tahu apa itu cinta. Bagaimana ia bisa mempersembahkan cinta pada Fherlyn jika ia tidak tahu apa itu cinta. Ia bukanlah pendusta yang bisa mengumbar omong kosong. Dan anak itu, tadinya ia hanya bersenang-senang dengan tubuh Fherlyn yang beruntung telah menarik perhatiannya sejak hari pertama gadis itu muncul di hadapannya dan melamar pekerjaan sebagai sekretarisnya. Kesenangan yang terus berlanjut hingga Arsen lupa diri. Menjebaknya dalam ikatan permanen bernama pernikahan. Lamunan Arsen terpecah oleh suara ketukan pintu. Arsen memasukkan kembali kotak cincin di tangannya ke dalam saku celana dan memerintah seseorang di luar untuk masuk. “Tuan, pengiriman dari butik.” Pelayan itu menunjukkan jas putih yang terbungkus plastik bening ke arah Arsen. Arsen melangkah mendekat. Memeriksa setelan miliknya yang dipesan khusus untuk hari pernikahannya besok. Sedikit merepotkan, tapi ia tak ingin terlihat biasa saja di hadapan pendeta, Fherlyn, dan adik-adiknya serta calon mertuanya.  Lalu, Arsen terkejut ketika melihat gaun untuk Fherlyn yang ada di belakang jasnya. Warnanya yang sama-sama putih membuat Arsen tak menyadari keberadaannya dari jauh. Bukankah seharusnya ini dikirim ke apartemen Fherlyn? “Kenapa gaun ini dikirim ke sini?” Pelayan itu menggeleng. “Saya hanya mengantar ke kamar Anda. Orang dari butik tidak mengatakan apa pun kepada saya.” Sepertinya Fherlyn sudah mengatakan dengan sangat jelas pada orang butik untuk mengirim ke apartemen gadis itu. Alamatnya pun ditulis dengan sangat detail. Dan gedung apartemen Fherlyn jelas bukan apartemen yang sulit dicari. Ia harus menghubungi Fherlyn. “Tuan, ini untuk Anda.” Pelayan itu mengulurkan selembar amplop berwarna putih pada Arsen. Arsen mengabaikan keheranannya dan menerima amplop itu. Menyuruh pelayan meletakkan jasnya dan gaun Fherlyn di kasur dan segera keluar. Arsen membuka amplop tersebut, mengeluarkan selembar kertas yang terlipat jadi dua dan mulai membaca tulisan tangan Fherlyn yang sangat ia kenali.   Saat kau menerima surat ini, aku sudah di pesawat. Aku tak bisa menikah denganmu. Dan aku sudah pergi ke dokter untuk menggugurkan kandunganku. Your F   Arsen meremas kertas putih itu dengan kedua rahang mengeras. Fherlyn pergi, Fherlyn dan anak itu sudah pergi meninggalkannya. Beban berat itu terasa seperti terangkat dari punggungnya dalam sedetik. Tak ada lagi keterikatan yang dipaksakan. Tak ada lagi sebuah keharusan untuk setia ada satu wanita. Dan tak ada lagi anak yang merepotkannya lagi. Namun, ada satu perasaan yang muncul di dadanya. Bergemuruh keras mengoyak hatinya. Terasa dua kali lipat lebih berat menghimpit dadanya. Kemurkaan yang amat sangat besar. Terasa nyata. Mendalam dan membakar hati Arsen. Berani sekali wanita itu mempermainkannya!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN