Dress merah dengan potongan rendah membalut tubuh Luna. Punggungnya terbuka dan panjangnya hanya menutupi area kewanitaan dan bokongnya.
Luna melihat para penjaga yang ada di lantai satu. Mereka adalah salah satu penyebab para b***k tak bisa keluar dari gedung. Beberapa dari mereka membawa senjata tajam untuk menjaga keamanan Club.
Di lantai satu, adalah tempat orang-orang yang baru pertama kali datang atau tak memiliki banyak uang untuk pergi ke lantai yang lain.
Tapi orang-orang di sana lebih bar-bar karena terbutakan oleh nafsu. Beberapa diantara mereka adalah pecundang yang mencari kenikmatan dunia.
Luna menatap pintu masuk yang sudah lama tak ia lewati. Tatapannya terlihat sendu, memikirkan bagaimana bebasnya orang-orang di luar sana hidup.
Di sela pemikirannya. Mata Luna tak sengaja menangkap sosok yang baru saja memasuki Club. Pria itu.
Tanpa pikir panjang, Luna segera menghampiri pria yang bahkan belum memakai topengnya. Ia berdiri di hadapan pria itu, menghalangi langkahnya.
“Sir..” panggilnya.
Etgar melihat Luna yang berdiri menghalanginya.
“Tolong aku.” Mohon Luna yang tak tau lagi harus meminta tolong pada siapa. Luna tau pria di hadapannya itu adalah pria yang sama dengan tempo hari. Pria yang tak merespon permohonannya untuk membelinya.
“Aku mohon bawa aku keluar dari sini. Aku akan melakukan apapun.” Luna mengeluarkan tatapan memohonnya, berharap Etgar bisa terpengaruh.
Tapi sepertinya pria itu tak tertarik.
“Lupakan pikiranmu itu. Di sini kau hanyalah budak.”
Luna kembali menghalangi langkah Etgar yang akan pergi. “Kalau begitu jadikan aku budakmu.” Jawab Luna cepat.
Jika harus memilih ia lebih baik menjadi b***k satu orang dari pada harus memuaskan orang-orang yang ada di Paradiso.
Etgar memakai topengnya yang menutupi area mata. “Datang ke lantai lima.” Ucap Etgar sebelum melangkah pergi melewati Luna.
:::
Lift yang Luna naiki berhenti di lantai lima. Wanita itu keluar dan mengedarkan pandangannya, mencari sosok Etgar.
Dan tak butuh waktu lama, ia melihatnya. Pria itu sedang menikmati minumannya dengan seorang wanita mengulum kejantanannya.
Saat Luna menghampirinya, mata keduanya bertemu. Luna berdiri di hadapan pria itu dengan yakin.
Etgar menyentuh kepala wanita yang sedari tadi mengulum miliknya, membuatnya menghentikan kegiatannya itu.
Ia menyuruh Tania untuk menyingkir dan Tania terlihat bingung sebelum ia mendapati Luna yang berdiri di dekatnya.
Dari tatapannya, entah kenapa Luna bisa mengartikannya. Pria itu menyuruhnya untuk menggantikan Tania.
Dengan segera, Luna berlutut di antara kaki Etgar dan mengulum milik pria itu yang sudah berdiri.
Etgar menikmati minumannya sembari memandangi wajah Luna yang masih memuaskan miliknya. Dari cara wanita itu mengulum miliknya, ia tau kemampuan wanita itu telah meningkat.
“Gar.” Panggil Tania yang tak terima dirinya di acuhkan.
“Pergilah.”
Luna mendongak, menatap Etgar yang juga menatapnya. Sepertinya pria itu cukup puas dengan apa yang Luna lakukan.
Tania menatap Luna geram. Etgar merupakan tamu spesial miliknya. Dirinya lah yang selama ini memuaskan pria itu. Dan berani-beraninya amatiran seperti Luna menggantikannya.
Walaupun tak terima tapi Tania tetap pergi dari sana.
Luna melepaskan kulumannya. Tanpa di minta, Luna berdiri dan mendudukkan diri di pangkuan Etgar.
Jika cara apapun harus Luna lakukan demi bisa keluar dari tempat itu, maka ia akan terus menggoda dan memuaskan Etgar agar pria itu bisa membelinya.
Luna menggerakan pinggulnya pelan sembari terus menatap mata pria itu. Tangannya perlahan menggeser belahan celana dalamnya dan memasukkan milik Etgar.
Luna meremas pundak Etgar karena ia lupa bahwa dirinya belum cukup basah untuk dimasuki.
Tapi Luna tetap mendorong pinggulnya hingga milik Etgar benar-benar tertanam.
Luna menarik napasnya yang tercekat. Kewanitaannya berkedut, semakin melahap milik Etgar.
Luna meraih tangan kanan Etgar dan meletakkannya di p******a kirinya yang membuat sudut bibir Etgar terangkat tipis karena tindakan Luna.
Lengan Luna melingkar di leher Etgar dan mulai menggerakkan pinggulnya perlahan. Wajah Luna mendekat hingga hidung mereka bersentuhan.
“Kau berbeda dari yang ku temui sebelumnya.”
Luna merasakan nafas Etgar yang menyapu wajahnya. Perlahan tapi pasti, ia menambah kecepatan gerakan pinggulnya.
Luna kembali mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Etgar yang langsung dibalas oleh pria itu. Tangan Luna semakin memeluk leher Etgar dan merapatkan tubuhnya.
Luna mengira ciumannya telah meningkat tapi ia masih merasa kualahan dengan cara berciuman Etgar.
Nafas Luna terengah ketika cuman terputus. Di bawah sana, Luna merasakan Ergar juga menggerakkan pinggulnya.
Mereka memang tidak sedang berada di ruang pribadi, namun orang-orang yang ada di sana seakan menghilang dan hanya menyisakan keduanya.
Luna mencium leher Etgar dan meninggalkan tanda kemerahan di sana.
Tangan Etgar memeluk pinggang Luna dan gerakan pinggul keduanya semakin cepat. Luna menjatuhkan kepalanya di pundak Etgar dan meremas kaos Etgar ketika puncaknya akan datang.
“Nghhh..” cengkeraman itu semakin kuat saat pinggul keduanya sama-sama bergerak cepat, menimbulkan suara penyatuan yang begitu panas.
Etgar menahan pinggul Luna dan menghantamkan miliknya kuat.
“Ughhhh..” rasanya seperti ada sengatan listrik di tubuh Luna.
Etgar kembali menyentak miliknya, menuntaskan sisa pelepasannya.
Gerakan pinggul keduanya terhenti. Dengan lemah, Luna kembali menatap Etgar. Pria itu baru saja menyemburkan spermanya di dalam.
Tangan Luna sedikit bergetar saat melepaskan cengkeramannya. Luna bangkit dan hal itu membuat penyatuan mereka berakhir. Tanpa kata, Luna langsung pergi meninggalkan Etgar yang sedikit bingung karena sikap Luna kembali berubah.
Etgar menyandarkan tubuhnya dan memikirkan bagaimana Luna melakukannya tadi. Sepertinya pelatihan b***k memang efektif.
Luna berlari menuju kamarnya dan membuka laci nakas. Ia mengambil beberapa butir pil pencegah kehamilan dan langsung menelannya tanpa air.
Tangannya masih bergetar. Sekelebat kejadian dimana ia kehilangan keperawanannya terputar di otaknya.
Memang Luna lah yang pertama memulai permainan itu, tapi tak bisakah pria itu tak mengeluarkannya di dalam?