Saat orang-orang berpakain hitam itu mendatangi rumahnya, Sky tahu bahwa omongan Si b*****h itu benar. Bahwa ia tidak akan pernah bisa bersembunyi di manapun. Bahwa meski ia berlari ke ujung dunia sekalipun, mereka punya banyak cara untuk menemukannya.
Mobil yang ia tumpangi tidak lagi berhenti di rumah besar itu, namun memasuki sebuah showroom mobil mewah. Mata Sky membulat namun ia tidak ingin bertanya. Ia keluar dan mengikuti salah seorang dari mereka yang berjalan masuk.
Sky berdecak melihat deretan mobil mewah di sekelilingnya sambil terus berjalan. Matanya berpindah dari satu mobil ke mobil lainnya. Langkah kakinya membawanya kembali menemui Pak Tua dengan kursi roda itu. Sky menunduk sedikit saat pria yang mengantarnya pergi dari sana.
“Aku tidak suka dibohongi.” Pria itu mengatakan itu sambil melirik kursi kosong di depannya. Sky duduk di sana sementara orang yang biasa mendorong kursi roda memberi mereka sedikit privasi.
“Aku tidak ingin menikah.” kata Sky langsung. Ia tidak ingin ada yang mengambil kendali atas hidupnya. Ia orang yang bebas dan tidak suka diatur. Tidak ada yang berhak atas hidupnya, termasuk pak tua itu.
“Silahkan pilih salah satu mobil yang kamu suka.” Pria berambut kelabu itu membuat mulut Sky ternganga. Wanita itu melirik mobil-mobil di sekelilingnya. Mobil yang ia yakin tidak akan bisa ia beli meski ia bekerja sampai mati.
“Mak… maksudnya untuk saya?” Sky bertanya karena kebingungan.
Pak Tua itu mengangguk, “aku sudah berjanji akan memberikan hadiah mobil untuk calon istri Marcel.” katanya, “Marcel sudah mendapatkan apartemen sebagai hadiah, dan untuk tempat tinggal kalian.”
Sky berkedip dua kali. Bagaimana mungkin pria itu membicarakan perihal membeli mobil mewah seperti membeli roti. Ia tahu dia sangat kaya, tapi apa memang seharusnya begitu? Apakah kliennya pernah tahu kalau dia akan dibelikan mobil mewah jika menikah dengan b*****h itu.
Kalau hadiah untuknya saja mobil dengan harga mencapai miliaran, ia tidak bisa membayangkan berapa nominal apartemen yang didapatkan Marcel.
“Anda yakin?” Sky bertanya sekali lagi untuk meyakinkan diri. Berapa menit yang lalu, ia merasa seperti orang yang tidak beruntung karena berhadapan dengan keluarga yang ia anggap sinting. Namun sekarang, ia merasa menjadi orang paling beruntung karena bisa mendapatkan mobil mewah itu secara cuma-cuma. Mungkin menerima pernikahan itu bukan sesuatu yang buruk. Menikah mungkin bisa sebanding dengan apa yang akan ia dapatkan.
Jika Marcel tidak peduli dengan siapa yang ia nikahi, ia mungkin juga bisa berpikiran seperti itu. Mungkin tidak akan ada perbedaan besar jika memang ia akhirnya menikah. Ini mungkin bisa menjadi pilihan jika ia ingin menaikkan taraf hidupnya. Ia tidak pernah menyangka akan punya kesempatan untuk masuk ke sebuah keluarga super kaya. Mungkin ia memang perlu mempertimbangkannya.
***
Sky mendapatkan jawaban saat itu juga. Ia siap menikah. Ia siap menikahi b*****h berhati dingin demi mobil mewah yang sebentar lagi akan menjadi miliknya. Ini adalah pilihan yang sulit, Namun ia menyadari bahwa ini juga sebuah kesempatan. Ia tidak peduli dengan Marcel dan kehidupan gaynya. Ia hanya memastikan bahwa tidak akan ada yang bisa mengubah aktifitasnya setelah menikah. Ia akan memastikan itu.
Ia bertemu dengan Marcel lagi saat ia diundang ke acara makan malam keluarga itu. Sky lebih tenang kali ini dan sibuk membaca sifat keluarga itu. Ia perlu tahu seperti apa orang-orang yang akan menjadi keluarganya sebentar lagi.
Anak Pak Tua itu pria, Sky tahu kalau pria itu memegang perusahaan pariwisata. Wajah lumayan yang selalu identik dengan pria b******n yang suka selingkuh. Sky tidak ingin menilai terlalu cepat. Namun seperti itu kelihatannya. Istrinya adalah wanita cantik dan lembut. Wanita itu adalah yang pertama kali tersenyum padanya saat ia dibawa ke rumah itu. Tipe wanita penurut dan akan melakukan apapun demi sang suami.
Anak pertama mereka, Bastian, tidak kalah tampan dari Marcel. Terlihat seperti pria penggoda dan tidak suka diatur. Dari wajahnya, Sky bisa tahu kalau pria itu suka main perempuan. Ia tidak bisa mendeskipsikan Marcel selain dengan kalimat b*****h berhati dingin. Mari kita lanjutkan dengan adik perempuan mereka, Sahara, gadis cantik, ceria dan terlihat seperti gadis yang suka menghambur-hamburkan uang.
***
Jika Marcel berpikir ia akan takut dengan pernikahan itu, pria itu salah. Ia kini tidak takut lagi. Pria itu bersedia menikah dengan orang yang tak ia kenal dan menerima imbalan apartemen dari Pak Tua itu, ia juga akan mengambil kesempatan yang sama.
“Kamu pasti mengira aku akan lari?” Sky mengatakan itu saat hanya tersisa ia dan Marcel di meja makan itu.
“Bukankah kamu sudah lari? Kakekku yang berhasil menemukanmu lagi.” kata pria itu dengan nada mencemooh. Sky menelan ludah dan menepiskan rambutnya ke belakang leher. “kamu pasti tergiur dengan hadiah yang kakekku berikan. Iya kan?” katanya lagi dengan nada merendahkan. Sky mulai terbiasa dengan kata-kata kasar Marcel. “kamu memang terlihat seperti wanita gila harta.”
“Tentu saja. Aku mengikuti apa yang kamu lakukan.” kata Sky dengan nada penuh percaya diri. Ia akan membuktikan bahwa tidak ada satu orangpun yang membuatnya takut. “sama sepertimu, aku juga tidak peduli b*****h macam apa yang akan menikahiku.” Sky mengambil minuman di atas meja dan menyesapnya. Sementara Marcel menatapnya dengan tatapan begitu sulit diartikan.
“Ayo kita lihat siapa yang akan kalah dalam pernikahan ini. Jika kamu menggangguku, aku bisa membuatmu seperti hidup di neraka.” Marcel memajukan wajahnya dan menaruh dua sikunya di atas meja.
“Iblis memang hidup di neraka.” Sky membalas tatapan Marcel dengan tak kalah tajam. Jika Macel bisa membuat neraka untuknya, ia akan menjadi iblis bagi pria itu.
***
Sky membuat teman-temannya kaget saat ia bilang bahwa ia akan menikah. Chase yang sedang minum menyemburkan isi mulutnya. Sendok di tangan Rocky melayang di udara. Sedang Marshal menatapnya tidak percaya.
“Kamu yakin?” Chase yang pertama kali bertanya. Sky mengangguk.
“Bagaimana kalau dia tahu apa yang kamu kerjakan.” Rocky yang paling takut jika apa yang mereka lakukan diketahui publik. Tidak ada yang salah dengan pekerjaan mereka. Orang mungkin berpikir mereka semacam detektif swasta, namun mereka lebih dari itu. Mereka menghalalkan segala cara dan melakukan segala hal ilegal untuk mendapatkan apa yang klien inginkan.
Sky menggeleng, “aku pastikan itu tidak akan terjadi. Sampai saat ini, mereka sama sekali tidak tahu bahwa aku dibayar untuk melakukan itu.”
Sky akhirnya memberitahukan imbalan apa yang akan ia dapatkan jika ia bersedia menikah, juga alasan kenapa ia memutuskan untuk mengambil kesempatan itu. Ia juga berjanji pada teman-temannya bahwa pernikahan itu tidak akan mengubah semua pekerjaan dan aktiftas mereka.
Satu-satunya yang senang mendengar rencana pernikahan iu adalah Chase. Gadis itu senang karena Sky yang sama sekali tidak percaya pernikahan akhirnya akan menikah lebih dulu. Gadis itu bilang bahwa pria setampan Marcel memang sebaiknya tidak disia-siakan. Ia percaya semua orang bisa berubah.
Sky sama sekali tidak peduli pada Marcel. Ia hanya peduli pada hidupnya yang ia pikir aja berubah sebentar lagi. Ia juga perlu membuktikan pada Marcel bahwa ia tidak akan kalah.
Dari perbincangan dengan adiknya, gadis itu bilang bahwa Marcel tidak sedingin itu. Gadis itu bilang bahwa kakaknya memang kasar dan kaku, namun sebelumnya pria itu sangat manis dan hangat. Sampai sekarang tidak ada yang tahu apa yang membuat pria itu tiba-tiba berubah. Keluarganya selalu mengartikan diamnya Marcel sebagai jawaban iya. Itu juga yang pria itu lakukan saat keluarganya bertanya mengenal foto-foto itu. Pria itu diam saja saat kakeknya bertanya apakah ia benar-benar berselingkuh. Hal yang membuat keluarganya mengmbil kesimpulan yang sama, keduanya memang ada hubungan spesial.