masa kecilku
aku terlahir tanpa seorang ayah, ayah ku meninggal kan ibuku disaat aku masih didalam perut ibukku, ibuku menanggung beban sendirian, untuk bisa melahirkan ku dan bertahan hidup, semua ibuku lakukan, dari membajak sawah milik orang, pembersih makam umum, itu smua dilakukan agar bisa bertahan hidup, memang orang tua dari ayahku bertanggung jawab, tapi mereka selalu nyinyir kepada ibuku,hasil kerja ibuku juga di rampas mertuanya, akhirnya ibuku pergi dan tinggal di gubuk dekat makam umum, gubuk itu milik orang, tapi karena mama sudah bekerja sebagai pembersih makam, maka orang itupun kasian dan membiarkan mama untuk tinggal disana.
saat ibuku bercerita tentang kisahnya, tentu saja aku nangis dan membayangkan bertapa pahit dan menderita ibuku saat itu, mungkin kalau doposisi ku, aku tidak sanggup dan memilih mengakhiri hidup, tapi tidak dengan ibuku, dia berusa dan dia tetap semangat, hingga akhirnya 17 september aku pun lahir dengan normal dan sehat, tetapi aku tidak sempurna, telinga sebelah kiri ku caplang, dan bibir kanan ku agak miring bila berbicara atau tertawa.tetapi ibuku sangat bersyukur dan bahagia, dia percaya anak adalah rejeki buat dia.
emang pada saat itu banyak yang menghasutnya, ada yang bilang buang saja, kasi ke orang, tarok kepanti asuhan, mreka kasihan terhadap ibuku, tapi tidak kasihan terhadap bayi yang baru lahir ini. tetapi ibuku selalu mempertahankan ku, dia tambah semangat bekerja dan mengumpulkan modal, kemana ibuku pergi pasti menggendongku, bahagia rasanya ada aku disisinya, ada teman hidupnya,.
dan akhirnya uang hasil kerja selama setahun terkumpul oleh ibuku, dan ibuku membawaku pergi merantau dan meninggalkan kampung yang penuh kenangan pahit dengan ayahku.
dan di kampung rantauan, ibuku membeli rumah kayu dan halaman yang luas untuk berkebun, disitulah aku dibesarkan, ibuku mulai mencari pekerjaan sana sini, dan akhirnya jadi PRT dirmh bapak polisi yang berpangkat tinggi, bapak itu juga seorang dokter, bapak itu dan istrinya sangat baik, mereka orang bali, mereka mempekerjakan ibuku. dan aku juga di bawak tinggal di rumah bapak itu. karena tidak ada yang menjaga ku.
dan baru beberapa bulan kerja di rumah bapak tersebut, karena bapak itu mau pindah dinas ke jakarta, ibu saya ditawarkan kerja menjadi honor di salah satu RS.kepolisian, ibu saya pun menyetujui dan sangat berterima kasih. dan ibu saya melihat saya dan sedih juga, kemana saya harus di titipkan. ibu saya teringat,bahwa nenek saya juga berada di riau, dan ibu saya menemui nenek saya dan menitipkan saya bersama nenek saya.
nenek saya masih muda dan masih memiliki anak kecil, karena nenek saya nikah di usia 12 tahun dan menikah lagi. dan saya pun dirawat oleh nenek dan paman saya, walau paman saya jauh 3 tahun dibawah saya, dan ibu saya pulang seminggu sekali, sampai ibu saya memiliki cukup uang dan membeli motor untuk bisa pulang pergi setiap hari.
sedih hati saya jauh dari ibu.
dirumah nenek, saya sering dicueki, dimarahi, bahkan saya terkadang dicubit, dan dipukul,mungkin nenek saya benci saya karena saya tidak punya ayah. terkadang saya lari kewarung orang untuk meminta makan, kadang saya pergi pun tidak di cari,. pas ibu saya pulang naik angkot, ibu melihat saya di pinggir jalan kayak tidak terurus, ibu menarik saya pulang, sesampai dirumah, ibu bertanya pada nenek mengapa saya di pinggir jalan, nenek malah memaki saya dan bilang saya sering kabur,disuru makan dan tidur tidak mau, padahal nenek saya yang sering mengusir saya, sampai nenek juga pernah menghasut ibu saya untuk menitipkan saya ke panti asuhan,tapi ibu saya gak mau, bagi ibu, karna saya makanya ibu bisa kerja seperti saat ini.dan perkataan itu selalu teringat dihati dan pikiran saya sampai saya besar.