Farhan POV Telingaku sudah panas mendengar celotehan Ganda. Sahabat macam apa dia? Bukannya membantuku malah membuat aku semakin terpuruk. “Turun,” titahku. Dia meringis seraya mengelus lenganku, lalu merayuku. “Nanti aku akan memberitahumu di mana Asya berada, tapi jangan bilang—” “Tidak perlu. Aku akan mencarinya sampai ke lubang semut sekalipun,” jawabku. *** “Selesai semua?” tanyaku pada tim Aura Innovation. Beberapa minggu belakangan ini mereka bekerja dari apartemenku, bahkan menginap di sini. Kantor Aura Innovation se-fleksibel itu, bisa bekerja dari mana saja. Kami hanya menggunakan ruko milik Ganda yang kosong dan sementara ini karyawan hanya lima orang. Sistem kerja rodi, tapi dipastikan semuanya sejahtera. “Besok dan seterusnya bekerja dari kantor saja, ya. Yang masih mau

