“Silakan, Bu Gendhis. Kita periksa dulu dengan USG, ya,” ujar seorang dokter perempuan paruh baya berwajah lembut, dengan name tag bertuliskan dr. Anita Rahma Sp.OG. Bhumi langsung mengenal suara itu. Dokter itu adalah dokter yang Bhumi pilih karena kebetulan dokter Anita adalah dokter yang menangani program kehamilan mereka. “Terima kasih sudah langsung menangani, Dok,” sahut Bhumi tenang, meskipun sebenarnya jantungnya sudah berlompatan ingin keluar dari rongganya. dr. Anita tersenyum kecil. “Tentu, Pak Bhumi. Saya sudah baca hasil lab-nya tadi.Jujur saja, saya terkejut sekaligus senang. Hampir tidak ada yang sengaja melakukan program kehamilan, tapi langsung diberi tanda-tanda seperti ini. Tapi, berhubung semua belum jelas, kita pastikan dulu ya, Pak, Bu.” Gendhis dan Bhumi mengangg

