Penjegalan

2187 Kata

Entah berapa lama ia menatapi gelapnya malam di halaman belakang rumah. Anak-anaknya sudah bubar dari depan televisi setelah menonton tayangan ulang pertandingan liga Inggris itu. Bahkan Aloona sudah lama menutupi tubuhnya dengan selimut. Begitu pula dengan Faris dan Farid yang sudah berlomba dengkuran. Ando terdiam sejenak. Suara Farras yang lembut namun tegas itu bagai getaran kecil yang membuyarkan pikirannya dari belantara strategi dan ancaman yang mengular dalam kepalanya. Ia tak segera menjawab. Hanya menoleh perlahan, menatap istrinya yang kini berdiri beberapa langkah di belakangnya, mengenakan daster sederhana, dengan rambut diikat seadanya. Wajahnya tampak lelah, tapi matanya tetap tajam, penuh perhatian. Seperti biasa. Helaan napas Ando yang tadi begitu berat rupanya tak luput

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN