Pengkhianatan

1140 Kata

Fasha menyergap lukisan itu dengan lompatan berputar. Kakinya menendang keras bagian bawah bingkai. Seketika, komponen mekanis dari balik kanvas terguncang dan terdengar bunyi klik!—suara yang menandakan sistem otomatis itu kehilangan keseimbangan. Sebuah alat kecil seperti kotak baja mini terjatuh dari balik lukisan dan terguling ke lantai, bergetar seperti makhluk hidup yang sedang kehilangan tenaga. Pandu segera menginjaknya, lalu menghantamnya dengan bagian belakang alat deteksi. Benda itu menyala satu kali terakhir—lampu merahnya berkedip tiga kali—lalu… mati. Keduanya terdiam, napas terengah. Satu sisi kamar porak-poranda: kayu headboard pecah, tirai sobek, debu berhamburan. Fasha menghela napas panjang, lalu duduk di atas ranjang yang sudah separuh hancur itu. “Welcome home, kata

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN