Prolog

1209 Kata
Kriiing,,, Bunyi alarm di atas nakas samping ranjang memekakkan telingahingga membuat seorang gadis terbangun sambil mengomel tak jelas. gadis itu beringsut meraih benda berisik yang mengganggu tidurnya, begitu dia sedikit membuka mata untuk mematikan lalu tidur kembali. sejenak dengan spontan dia bangun melihat lagi, jam sudah menunjukkan ke angka 08.00AM. gadis itu segera melompat dari ranjang lalu berlari menuju kamar mandi. "sial ! hari ini ada tes" gerutunya dengan kesal. Mengingat dosen hari ini pak Doger si botak licin yang terkenal akan kedisiplinannya dan tepat waktu juga nilai plus bagi murid yang mematuhuinya. Elvrince Jocely atau biasa dipanggil El nama palsunya selama di Amerika. Ritual mandi kilat itupun selesai, ia berdiri di depan cermin mematut penampilannya memakai celana jeans biru longgar dipadukan blouse putih lengan panjang dan rambutnya dibiarkan tergerai. Elvrince pun segera bergegas keluar rumah dan begitu pintu terbuka telinganya disambut suara berisik dari teras samping rumahnya. siapa lagi kalau bukan pasangan suami istri yang romantis Grace dan John. senyum dibibirnya lalu ia menutup pintu dan menguncinya segera melangkah mendekat pagar pembatas antara mereka. "selamat pagi,,paman,bibi?" Teriak Elvrince dengan senyum yang cantik sambil melambaikan tangannya. pasangan suami istri itupun menoleh dan menarik bibir ke atas dengan senyum ramahnya mereka menjwab "pagi inces,,kemarilah sarapan! kau pasti belum makan apa-apa" seru john pria paruh baya Mereka tidak memiliki anak, semenjak Elvrince datang menjadi tetangganya ditambah ia adalah gadis baik dan ramah, mereka menjadi akrab bahkan Elvrince sudah dianggap seperti putri mereka sendiri. "kenapa wajahmu muram ? apa ada masalah? ceritalah dan kami siap mendengarnya" ucap Grace. " terimakasih atas tawaran kalian motorku masuk bengkel,kalau aku ikut duduk dengan kalian sudah dipastikan aku akan terlambat" tolak Elvrince halus ia pun menjulurkan tangan memetik buah apel yang disampingnya, kebetulan pohon apel milik mereka tidak tinggi "aku ambil ini saja untuk mengganjal perutku" ujar Elvrince lalu ia beranjak menuju pagar depan namun belum sampai pagar langkahnya terhenti "Hei nak, aku akan mengantarmu tunggulah sebentar" seru john yang segera menyambar kunci montornya. " paman, terimakasih tumpangannya" Elvrince pun segera naik ke jok belakang dan memasang kan helm untuk keamanan. "bibimu menyuruh paman membeli bahan dapur" ucap john sambil menoleh kesamping agar suaranya bisa didengar Elvrince karna posisinya menyetir. sepanjang perjalan mereka mengobrol ringan yang diiringi canda tawa, john yang bercerita ketika masa muda dengan sang istri dan Elvrince yang menjahili. saat asik bercanda gurau tiba-tiba motor yang dikendarai mereka berhenti "Kenapa berhenti paman?" sejenak ia memperhatikan john yang meneliti motornya dan terdengar helaan nafas kasar "El maafkan paman, motornya mogok" jawab john dengan nada sedih "padahal tadi pagi saat kupanaskan mesin nya baik-baik saja" imbuhnya. Elvrince mengusap lengan john dengan lembut dan berkata "tidak apa-apa paman, lagipula ini tidak jauh dari kampusku dan aku bisa naik bus" ucap Elvrince menenangkan "baiklah el jaga dirimu baik-baik nak, aku akan membawanya ke bengkel depan" ujar john sambil mendorong motornya. Elvrince yang ikut mendorong pun mendapat teriakan dari john "hei! el apa yang kau lakukan! cepat pergi ke halte dan masuk kuliah! aku bisa sendiri." Elvrince yang mendapat teriakan sedikit terkejut ia pun segera berlari ke halte sebelum john mengamuk. "bye paman" ia melambaikan tangan. sudah sepuluh menit berlalu namun tak ada tanda-tanda bus akan melintas "haissh, aku akan terlambat bagaimana ini" desah nya frustasi. Namun pandangannya tidak sengaja menangkap sebuah mobil sport yang akan melintas di depannya. Tanpa pikir panjang ia nekat lari ke tengah jalan,berdiri merentangkan kedua tangannya "daddy,mommy aku mencintaimu. ya tuhan kalau aku mati kirimkan malaikat tampan yang mencabut nyawaku" gumam Elvrince dia memejamkan mata kala mobil mulai mendekat beberapa meter, suara decitan roda mobil dan jalanan yang nyaring sudah dipastikan tubuhnya akan terpental namun setelah beberapa detik tubuhnya tak merasakan apa-apa. ia segera membuka mata dan menghampiri sang pengemudi yang terlihat shock dengan nafas tersengal sambil memejamkan mata. melihat dalam mobil tak ada siapa pun Elvrince segera memutari mobil dan melompat masuk kedalam yang kebetulan atap mobil terbuka. Elvrunce menyamankan bokongnya dan bersandar, begitu seorang pria dibalik kemudi menoleh sambil melepas kaca matanya dengan kasar dan terlihat rahangnya mengeras menahan amarah yang siap meledak "baiklah tuan, kita bisa jalan sekarang? tapi aku turun di depan coffe Taria" ucap Elvrince tanpa dosa Dreyhan yang masih terkejut dengan kejadian beberapa menit yang lalu dan sekarang gadis itu melompat masuk mobil mahalnya lalu menyuruh jalan seperti bodyguard, "Hei Nona, kau berdiri ditengah jalan memangnya berapa banyak nyawa yang kau miliki" bentak Dreyhan dengan tatapan tajamnya. "kalau aku tertabrak olehmu maka aku terbebas dari dosen botak" jawab Elvrince santai tanpa menoleh "daripada anda marah-marah dan cepat tua lebih baik anda jalankan mobilnya saja, aku hanya menumpang sampai kampus depan tikungan" imbuh Elvrince "tidak mau!" jawab Dreyhan singkat dan tegas penuh penekanan "tolonglah tuan, aku hanya menumpang sampai depan tikungan saja" ucap Elvrince sambil menyatukan kedua telapak tangan di depan d**a sebagai permohonan sedangkan Dreyhan melengos ke arah depan dengan wajah datarnya. "itu bukan urusanku" jawabnya tak terbantahkan "tuan,tolonglah aku? kalau aku terlambat bisa-bisa bea siswaku akan dicabut" ucap Elvrince masih mencoba peruntungan. Dreyhan merasa tersentil hatinya, gadis ini rela melakukan hal nekat demi mengejar prestasinya tapi apa pedulinya salah sendiri pergi ke kampus mepet waktu. "aku tidak peduli dan sekarang keluar dari mobilku atau kau ingin kulempar" jawab Dreyhan mutlak jangan panggil namanya kalau tidak bisa melakukan hal nekat. seketika ide gila melintas di otaknya, tidak peduli apa yang pria didepannya akan mengumpatnya habis-habisan ia pun menyeringai licik. "baiklah tuan, aku tidak ada waktu lagi untuk memohon padamu" secepat kilat ia menggeser duduk dipangkuan Dreyhan dan menginjak pedal gas melesatkan mobil "aww,,sakit " Teriak Dreyhan yang kakinya diinjak sepatu "hei! gadis gila! Hentikan mobilnya ! kau tidak bisa seenaknya" bentak Dreyhan namun di abaikan "Hei aku bilang Hentikan! kita bisa mati konyol" bentaknya lagi sambil mengambil alih kemudi namun bukannya Elvrince menyerah tapi ia malah menambah kecepatannya "ya tuhan, kau mengendarai mobilku ugal-ugalan kalau lecet bagaimana!" seru Dreyhan yang frustasi,sumpah serapah ia lontarkan pada Elvrince "persetan dengan mulutnya yang terpenting aku tidak telat lagipula aku sudah gatal ingin menyentuh hal yang kusukai. andai daddy tahu aku ugal-ugalan sudah pasti akan pingsan. oh daddy aku merindukanmu" batin Elvrince Dreyhan memejamkan mata pasrah apa yang akan terjadi namun baru menutup mata beberapa detik mobilnya memelan dan berhenti. “Terimakasih tumpangannya tuan cerewet dan kejam,kita selamat sekarang buka matamu” Ucap Elvrince sambil menepuk pelan pipi Dreyhan. merasa ada tangan lembut menyentuh pipinya segera membuka mata didepannya terlihat jelas jarak yang begitu dekat gadis cantik dengan mata hazel yang indah, bulu mata lentik alami,bibir tipis yang sexy,hidung mancung dan rambut coklat yang tergerai indah, paket sempurna. Elvrince melihat Dreyhan yang hanya diam dan tak bergeming, ia memutar badan segera menuju kelas sebelum disembur. Dan Dreyhan yang menyadari sosok gadis itu pergi tapi masih terlihat punggungnya melontarkan kata dengan nada setinggi mungkin agar terdengar. ”hei gadis gila. kuharap ini terakhir kali kita bertemu” teriak Dreyhan yang tak menyadari bahwa ia berada di halaman kampus, beberapa mahasiswa yang melintas berbisik namun masih bisa didengar ”mungkin El menolak cintanya” tebak salah satunya ”ahh aku jadi takut mengutarakan perasaanku” timpal pria satunya sambil berjalan berlalu. ”ck! Apa hebatnya gadis itu, tindakan nekat dan bar bar nya sungguh jauh dari kata anggun” gumam Dreyhan dalam mobil lalu mulai menyalakan dan segera melesat keluar dari area kampus.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN