BAB 3

829 Kata
"Sore tante." Sapa Bianca kepada Rena saat berkunjung kerumah Rey. "Eh calon mantu, sore juga sayang, mau ketemu Rey? Tapi Rey belum pulang tuh sayang." Jawab Rena. "Ih tante bisa aja deh, gak papa kok tante, emang Bian ga janjian kok sama Rey. Bian tuh kesini karena kangen sama tante aja he he." Jawab Bian. "Ah sayang, kamu manis banget sih." Kata Rena sambil memeluk Bian setelah itu Rena melanjutkan kegiatannya setelah melepaskan pelukannya pada Bian. Persahabatan Bianca dan Rey diketahui oleh kedua orang tua mereka. Tetapi Rena dan Mirna menaruh harapan tinggi pada Bianca dan Rey bahwa suatu saat mereka beneran berjodoh. "Lagi ngapain sih tan?" Tanya Bianca. "Lagi beres-beres sayang, bik inah libur jadi tante sendiri deh yang ngerjain. Kamu udah makan sayang? Kalau belum makan gih, tante masak bistik daging." Jawab Rena. "Bian udah makan tante dirumah tadi, klo belum pasti Bian mau deh tan. Bian bantuin tante beres-beres ya tan." Kata Bianca saat hendak membantu Rena. "Eh ga usah sayang, nanti calon mantu tante capek, kamu masuk ke kamarnya Rey aja deh sayang, tungguin Rey disana aja sayang bentar lagi beres kok." Tolak Rena. "Ya udah deh tante, kalau gitu Bian ke kamarnya Rey ya tan." Jawab Bianca. "Iya sayang santai aja yah." Kata Rena. Kemudian Bian beranjak dan naik keatas menuju kamar Rey. Sesampainya di kamar Rey, Bian yang sebenarnya merasa mengantuk, menyalakan AC dan langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur Rey dan langsung terlelap. ***** Rey pulang dan mendapati rumah sedang kosong, mungkin mamanya lagi dikamar pikir Rey. Rey yang sudah kelelahan kemudian langsung menuju kamarnya dan saat membuka kamarnya Rey terkejut mendapati Bianca sedang tidur terlelap dikasurnya dengan posisi terlentang. Kemudian Rey mengganti baju kerjanya dengan kaos rumahan dan langsung menyusul Bianca tidur disamping sebelah kirinya dan menjadikan Bianca guling dan langsung terlelap. Bianca yang terganggu dari tidurnya karena merasa terusik dengan hembusan nafas hangat Rey yang berada di lehernya kemudian terbangun dan mendapati tangan Rey berada di d**a sebelah kanan Bianca dan kaki Rey yang sedang memeluk paha Bianca erat yang membuat rok yang dipakai Bianca tersingkap sampai ke atas, tepatnya paha Rey menindih paha Bianca tanpa halangan apapun. Bianca yang tersadar kemudian memukul kepala Rey dan berteriak. "AAAAAAAAAA....... DASAR m***m LO REY, TIDUR AJA LO m***m!!!! Teriak Bianca sambil berdiri menyilangkan tangannya ke dadanya. Rey yang sepenuhnya masih mengantuk terkaget dengan jitakan dan teriakan Bianca. "Apa-apaan sih Bi, berisik banget lo, sakit kepala gue bego." Jawab Rey sambil mengusap kepalanya. "Lo ngatain gue bego? Elo yang bego, dasar mesum." Omel Bianca. Rey yang masih bingung dengan Bianca yang tiba-tiba marah memutuskan untuk melanjutkan tidurnya dan mengabaikan Bianca yang masih ngomel-ngomel. "Bodo ah gua masih ngantuk." Rey melanjutkan tidurnya. Bianca yang tidak terima dengan sikap Rey yang masa bodoh kemudian melompat ke atas tubuh Rey dan menjambak rambut Rey dengan brutal. "Auw... auw... auw... Bi sakit Bi... Habis rambut gua Bi... auw." Rintih Rey akibat rambutnya yang dijambaki oleh Bianca. "Rasain... dasar mesum... rasain nih Rey si mesum." Bianca masih saja menjambaki Rey tanpa ampun. Rena yang berada dikamarnya langsung berlari saat mendengar teriakan Bianca dan masuk kedalam kamar Rey. "Ada apa sayang kok kamu teriak-teriak?" Loh ada apa ini? Tanya Rena pada Bianca saat melihat Bianca sedang diatas tubuh Rey masih menjambaki rambut Rey. Mendengar suara mamanya, Rey langsung bangun dan menyela Bianca saat akan menjawab pertanyaan mamanya, soalnya omelan mamanya lebih nyeremin dari Bianca. "Maaah tolongin Rey maaah. Bianca nyiksa Rey. Padahal tadi cuman ada kecoa aja ma, Bianca takut trus minta Rey buat ngusir kecoa itu tapi kan Rey masih ngantuk jadi Rey ga bangun, tiba-tiba Bianca ngamuk mah." Kata Rey berbohong dan meminta bantuan mamahnya untuk menghentikan aksi Bianca menjambak rambutnya. Bianca yang mendengar itu turun dari badan Rey dan memelototkan matanya ke Rey kemudian memutarkan kedua bola matanya. "Iya tante tadi ada kecoa terbang, Bianca geli tan." Bohong Bianca karena ga mungkin Bianca memberi tau yang sebenarnya. "Haaah kok bisa? Kamu jorok sih Rey, kamar kamu ga pernah rapi. Mama ga mau tau besok pagi kamar kamu udah harus rapi!" Omel Rena pada Rey. "Iya ma." Jawab Rey lesu merasa alasan tentang kecoa menjadi senjata makan tuan. Setelah itu Rena keluar dari kamar Rey dan diikuti Bianca yang tertawa terbahak-bahak menertawakan nasib Rey yang harus membersihkan kamarnya. ***** "Lo masih marah Bi?" Tanya Rey di dalam mobil dalam perjalanan saat mengantarkan Bianca pulang kerumahnya. Bianca hanya diam dan lebih memilih melihat keluar jendela mobil. "Gua kan tidur Bi, sumpah gua ga tau Bi, gua ga sengaja. Lagian d**a lu juga kecil gitu, makanya ga kerasa pas kepegang." Bianca yang mendengar kata-kata Rey kemudian menoleh ke arah Rey dan berkata. "Aarrgggh dasar m***m lo Rey, gara-gara lo d**a gue udah ga perawan lagi, sebel gue ama lo! Dan satu lagi, d**a gue cukup berisi ya, awas lo bilang d**a gue kecil lagi." Sambil mengepalkan tinjunya di depan wajah Rey. "Masa sih gede? Gue perlu bukti. Coba sini gue pegang?" Kata Rey sambil menggerak kan tangannya ke arah d**a Bianca. Bianca yang melihat itu langsung menepis tangan Rey dan menoyor kepala Rey. "REY!!! BERENTI MESUMIN GUE!!!" Teriak Bianca yang membuat Rey tertawa terbahak-bahak. "Iya... iya... bawel, eh tadi yang sebelahnya sekalian mau gue pegang ga Bi, takut gede sebelah ntar." Goda Rey. "REEEEYYYYYYYYYYY!!!!!!!!!!!!!!" -bersambung-
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN