"Siang mbak Nanik, Rey nya ada mbak?" Tanya Bianca pada sekertaris Rey di kantornya.
"Eh mbak Bianca, siang mbak, pak Reynald ada di dalam mbak." Jawab Nanik.
Pegawai Rey sudah mengenal siapa Bianca, jadi mereka sudah biasa jika melihat Bianca keluar masuk kantor Rey.
"Lagi sibuk ga mbak Rey nya?" Tanya Bianca lagi.
"Enggak mbak, udah selesai kok meeting pak Reynald hari ini." Kata Nanik.
"Oke deh mbak, aku langsung masuk aja ya mbak. Makasih mbak Nanik." Kata Bianca dan bergegas ke ruangan Rey.
"Iya mbak Bianca sama-sama, silahkan mbak." Jawab Nanik mempersilahkan.
Bianca membuka pintu ruangan Rey dan melihat Rey yang masih berkutat dengan berkas-berkas di meja kerjanya kemudian berjalan ke arah Rey dan memanggil nama Rey.
"Rey, sibuk gak?" Tanya Bianca.
"Eh elo Bi, enggak sih...ngapain lo ksini? Tumben?" Tanya Rey heran.
"Ish... gitu banget nanyaknya? Jadi gue ga boleh nih kesini?" Jawab Bianca ketus.
"Cuman nanya bi... elaaaah, sensi amat. PMS lo?" Jawab Rey.
"Makan siang bareng yuuuk." Ajak Bianca sumringah.
Rey mengerutkan alisnya. "Jadi lo kesini mau cari gratisan ceritanya?" Kata Rey menebak maksud kedatangan Bianca.
"Ish enggaklah apaan sih... kalo ga mau bilang aja, ga usah ngomong gitu deh! Ya udah gue pulang aja kalo gituh." Omel Bianca kemudian berbalik berjalan kearah pintu.
Rey langsung berdiri berjalan setengah berlari menghampiri Bianca kemudian menarik lengan Bianca yang akan membuka pintu kantor Rey kemudian membalikkan badan Bianca sehingga menghadap ke arah Rey.
"Mau makan apa emangnya?" Tanya Rey sambil menatap mata Bianca lembut.
Bianca yang ditatap Rey membalas tatapan Rey dengan bibir cemberut.
"Mau Pizza hut apa mc d?" Tanya Bianca balik.
"Jangan fast food terus Bi... ga sehat. Bakso depan kantor aja deh... ya! Apa pecel lele tempat mbak Sum? Oh... apa ketoprak punya mang Tohir?" Ajak Rey.
"Ogah.. kalo bakso,pecel lele ma ketoprak mah gua bisa beli sendiri. Mc d aja deh Rey yuuuk kalo ga starbuck aja!" Ajak Bianca sambil memasang puppy eyes nya.
"Nah kan bener lo cuman mau gratisan doang, modus lo.. sonoh makan aja sendiri." Jawab Rey ketus.
"Ish... ayo Rey... kalo lo ga mau gue pulang nih." Ancam Bianca.
"Bodo amat!" Jawab Rey kemudian kembali ke meja kerjanya.
"Ya udah sih gua telpon Monica aja mo bilang kalo lo selingkuh ma Nanda." Ancam Bianca sambil mengutak atik ponselnya.
Rey yang mendengar itu langsung menghampiri Bianca kemudian mengambil ponsel Bianca dan menaruh ponselnya dikantong celananya.
"Lo dapet nomor monica dari mana? Trus lo tau Nanda juga dari mana?" Tanya Rey.
"Dari ponsel lo lah. Sini ponsel gue!" Jawab Bianca sambil nyengir memperlihatkan giginya yang putih.
"Resek lo." Ucap Rey sambil menyentil pelan kening Bianca.
"Aduh.. sakit tau. Siniin ponsel gue." Bianca mengaduh sambil mengusap kening yang habis disentil Rey.
"Nih.. awas lo ngadu!" Ancam Rey kesal.
"Jadi.... mau makan apa kita?" Tanya Bianca antusias.
"Terserah lo aja deh." Jawab Rey pasrah.
"Yeaaaay kita makan shusi aja." Jawab Bianca girang sambil menggandeng lengan Rey menariknya menuju lift untuk turun.
Rey memutar kedua bola matanya jengah, "Gimana ceritanya dari pizza hut ke mc d trus ke starbuck jadinya malah makan ke sushi, dasar wanita." Batin Rey.
*****
"Selamat siang kakak, selamat datang di restaurant sushi kami. Bisa dibantu meja untuk berapa orang kakak?
"Meja untuk 2 orang ya mbak." Jawab Rey.
"Duduk situ aja ya Rey, yang deket jendela." Pinta Bianca pada Rey kemudian meminta ijin pada pelayan tersebut. "Boleh mbak?"
"Boleh kakak, silahkan."
Setelah selesai memesan makanan dan sudah dicatat oleh pelayan. Kemudian pelayan tersebut mengulang pesanan mereka dan meminta mereka menunggu 15 menit untuk menghidangkan semua makanan yang kami pesan, pelayan itu pun undur diri.
Bianca menatap Rey lama, merasa ragu dengan apa yang akan dibicarakannya lalu Bianca berdehem untuk menrik perhatian Rey? Tetapi yang ditatap sedang asik memainkan ponselnya. Dan akhirnya Bianca memanggil nama Rey.
"Rey." Bianca memulai percakapan.
"Hmm.." Jawab Rey sambil memainkan ponselnya.
"Lo kalo pacaran pas berduaan yang lo lakuin sama cewek-cewek lo udah jauh ya Rey?" Tanya Bianca masih menatap datar ke arah Rey.
Rey yang terkejut mendengar pertanyaan Bianca kemudian mematikan ponselnya dan menatap Bianca tepat ke arah matanya.
"Iya kan?" Bianca kembali bertanya.
"Tau dari mana lo?" Tanya Rey balik.
"Gue... baca semua chat lo kemaren saat lo tidur heee...." Jawab Bianca sambil nyengir.
Rey hanya diam dan masih menatap Bianca datar, sedangkan yang ditatap mulai salah tingkah.
"Lo marah ya Rey? Sorry deh, habis kemaren gue bangunin lo susah banget, pas gue minjem hape lo buat maen game ada pesan masuk dari Monica. Gue penasaran gue buka deh, trus gue baca semua termasuk chat dari Nanda sama Cindy mantan lo." Terang Bianca yang sekarang merasa bersalah melihat Rey yang sepertinya marah.
Obrolan mereka terhenti karena pesanan yang mereka pesan sedang dihidangkan dan setelah pelayan itu pergi Bianca melanjutkan obrolannya.
"Jangan diem aja dong Rey. Serem gue liatnya." Bujuk Bianca.
"Maksud kamu jauh yang kayak gimana?" Tanya Rey menggoda Bianca.
"Eh..? Ya gitu.... yang banyak adegan dewasa gitu deh...he he." Kata Bianca salah tingkah.
"Gue ga marah, gue cuman heran sama lo, sebenernya lo dateng cuman mau bahas ini?" Tanya Rey.
"Emmm....sebenernya...Gue... pengen bilang sama lo kalo gue pengen punya pacar Rey." Jawab Bianca.
"Enggak... Lo masih kecil ga usah pacaran-pacaran segala. Gue ga setuju." Tolak Rey.
"Masih kecil? Gue udah 19 tahun Rey, gue juga kepengen kayak temen-temen cewek gue yang laen. Gue kepengen ada yang ngapelin, trus pergi kencan sama cowok, gue pengen ada cowok yang ngajak gue nonton, trus ada yang ngajak gue dinner. Tiap temen-temen gue cerita tentang cowoknya gue kayak alien yang ga ngerti bahasa bumi." Terang Bianca.
"Engak tetep enggak! Semua itu bisa lo lakuain sama gue, ga usah macem-macem." Jawab Rey.
"Ish... ga mau....ga bisa selamanya gini terus kan Rey, lo kn juga punya privasi sendiri, ga mungkinkan gue ngintilin lo terus.
Suatu saat lo juga pasti nikah kan? Trus elo ga mungkin terus-terusan bisa prioritasin gue lagi." Kata Bianca.
"Gue janji, lo bakalan selalu gue nomor satuin Bi." Jawab Rey.
"Buktinya lo pernah kan pergi ke Bali sama cewek lo ga bilang-bilang ke gue." Kata Bianca sambil mengaduk-aduk minumannya.
Rey menghembuskan nafasnya pelan. "Bener juga." Batin Rey.
"Oke... sebelum lo pacaran, lo harus kenalin dulu cowok lo ke gue!" Kata Rey.
"Enggak... kali ini lo ga boleh ikut campur... gue ga mau ya lo bikin mereka kabur duluan kayak yang dulu-dulu, yang ada gue ga jd dapet cowok alias jomblo forever." Omel Bianca.
"Bagus dong kalo mereka kabur duluan, berarti mereka cemen dan berarti mereka bukan yang terbaik buat lo." Kata Rey.
"Cemen bukan berarti ga baik kan Rey." Sanggah Bianca.
"Kalo mereka cemen, gimana mereka mau ngelindungin elo? Ngurus diri mereka sendiri aja ga becus." Jawab Rey.
"Ish... udah deh Rey! Pokoknya gue mau punya cowok dan elo ga boleh ikut campur titik." Kata Bianca mulai emosi.
"Kalo lo ga ngenalin tu cowok, gua ga bakal kasih ijin titik." Jawab Rey kekeh.
Bianca menatap Rey sambil cemberut.
"Tapi lo harus janji Rey, kalo cowok itu baik lo ga boleh bikin dia menjauh dari gue lo harus kasih ijin!" Pinta Bianca.
"Oke! Sekarang makan dah dingin nih makanannya." Jawab Rey.
Bianca menghampiri kursi Rey dan memeluk Rey erat menahan air matanya kemudian berkata, "makasih Rey, gue sayang sama lo."
"Gue juga sayang sama lo Bi, semua yang gue lakuin ke lo karena gue ga mau melihat lo terluka." Kata Rey kemudian membalas pelukan Bianca erat.
"Udah deh ga usah melo-melo lagi, makan!" Perintah Rey.
"Ish... lo ngerusak suasana deh Rey." Jawab Bianca cemberut dan Rey pun tertawa.
-bersambung-