bc

Menjerat Ayah Mantan Pacarku

book_age18+
251
IKUTI
2.5K
BACA
billionaire
HE
age gap
arranged marriage
arrogant
heir/heiress
bxg
addiction
like
intro-logo
Uraian

(WARNING! MENGANDUNG KONTEN 21+)

"Heh ... memangnya kenapa kalau kamu meninggalkanku, bukankah lebih baik kalau aku bisa mendapatkan ayahmu?"

Rowena Ziandra, gadis berusia 26 tahun yang ditinggal selingkuh oleh pacarnya. Zidan Agustino berselingkuh dengan sahabat baiknya, Adella Arsinta. Rowena adalah tipikal gadis pendendam. Ia tidak akan diam saja menjadi pihak yang dirugikan setelah ditusuk dari belakang oleh dua orang terdekatnya.

Rowena bertekad untuk menjerat Jordan Agustino, yang merupakan ayah dari Zidan Agustino. Meskipun Jordan berusia 37 tahun, ia memiliki tubuh gagah dan paras tak kalah tampan dari Zidan yang hanya seorang mahasiswa tahun ketiga. Hal yang paling utama; Jordan jauh lebih gentle, mapan, dan kaya dalam segala hal. Membuat tekad Rowena untuk menjerat Jordan Agustino menjadi lebih kuat dengan paras cantik dan tubuh moleknya.

Menjerat cinta sang Sugar Daddy untuk menjadi pasangan hidupnya, sekaligus membalaskan dendamnya akan penghianatan sang mantan pacar.

"Bagaimana rasanya harus memanggilku "Mama", setelah dulu kamu memanggilku "Sayang", anak tiriku?"

chap-preview
Pratinjau gratis
1. Perselingkuhan
Rowena baru saja kembali dari perjalanan bisnisnya dari luar negeri. Sudah seminggu lamanya dia berada di Paris dalam rangka menghadiri acara Fashion Week karena baju rancangannya terpilih untuk ikut diperagakan dalam acara tersebut. Kini Rowena akhirnya kembali menginjakkan kakinya di bandara Soekarno-Hatta setelah menyelesaikan pekerjaannya. Sebuah senyum muncul di bibirnya, di tangannya ada tas jinjing berisi hadiah yang sudah dia persiapkan dengan baik untuk kekasih kecilnya, Zidan Agustino. Rowena sengaja tidak memberitahukan mengenai kabar kepulangannya untuk memberi kejutan pada Zidan. Dia sangat tidak sabar untuk bertemu dengan kekasih kecilnya dan menciuminya dengan gemas. Meskipun usia Rowena lebih tua 6 tahun dari Zidan, namun itu tidak menjadi masalah karena dia bersedia menjadikan Zidan sebagai bayi kecilnya. Dia cukup kaya untuk bisa menghidupi kekasihnya yang masih kuliah di tahun ketiganya. Rowena sudah sampai di depan pintu apartemen yang sebelumnya dihadiahkan olehnya untuk merayakan hari ulang tahun Zidan yang ke-21 bulan lalu. Dia sudah hafal kode apartemen tersebut karena menggunakan hari jadi mereka. Setelah bunyi “klik” terdengar, Rowena langsung masuk ke dalam apartemen. Dia melepas sepatu hak tinggi yang dikenakannya untuk diletakkan di atas rak sepatu. Namun saat melihat ada sepasang high heels yang telah diletakkan di atas rak, Rowena langsung mengerutkan keningnya heran. “High heels milik siapa ini? Apa Zidan sengaja membelikan sepatu ini untukku?” Meski masih merasa ada yang janggal, namun Rowena mengabaikannya dan langsung berjalan menuju kamar Zidan. Sekarang sudah jam 12 malam, harusnya Zidan ada di rumah. Rowena berjalan dengan tenang tanpa menimbulkan suara, akan tetapi semakin dekat dia dengan kamar Zidan, semakin dia mengerutkan keningnya. Dari awal dia sudah merasa ada yang janggal. Pertama, saat melihat sepasang sepatu wanita lain yang ukurannya jelas tidak sesuai dengan ukuran kakinya. Lalu sekarang, Rowena berjalan mendekat ke arah pintu dan mendekatkan telinganya untuk memastikan dugaannya. “Akh ..., kamu sangat manis Sayang. Pantas saja Rowena si wanita tua itu sangat suka padamu. Apa dia juga bisa memuaskanmu seperti ini?” Suara napas yang saling tersengal dan berderu dengan ambigu memenuhi ruang kamar itu. Rowena tetap diam untuk menguping tanpa menunjukkan ekspresi apapun di wajahnya. Dia bukan wanita bodoh yang tidak bisa menebak apa yang telah terjadi di dalam sana. “Jangan bicarakan wanita itu. Malam ini adalah milik kita. Dia bahkan selalu memperlakukanku sebagai anak kecil, bagaimana bisa dia mampu memanjakanku seperti ini?” “Benarkah?” suara wanita yang kini tengah bergerak di atas Zidan tampak gembira mendengar perkataan pria manis di bawahnya. “Kalau begitu, apakah aku telah menjadi yang pertama untukmu?” “Ya, kamu adalah wanita pertamaku. Kamu benar-benar sangat pengertian dan mampu memenuhi kebutuhan biologisku.” “Aku sangat senang mendengarnya, kalau begitu jangan lupakan aku saat wanita itu kembali nantinya.” “Tidak akan, aku telah kecanduan dengan tubuhmu!” Rowena yang masih berdiri di depan kamar Zidan perlahan terkekeh. Entah apa yang tengah dia pikirkan saat ini. Namun jelas tidak ada ekspresi sedih atau penyesalan di wajahnya. Dia hanya menggelengkan kepalanya dan mengotak-atik ponselnya. Suara ambigu dari dalam ruang kamar membuat Rowena merasa muak dan jijik. Akan tetapi dia tidak berencana untuk pergi dengan cepat. Momen langka seperti ini, tentu saja dia tidak akan menyia-nyiakannya. Perlahan Rowena membuka pintu kamar. Beruntung pintu kamar apartemen yang dia beli saat itu tidak begitu berisik saat dibuka maupun ditutup. Membuat dua orang yang masih asik bergumul dengan panas di atas ranjang tidak menyadari kedatangannya sama sekali. Rowena langsung merekam aksi asusila mereka dalam diam. Jika sebelumnya dia hanya mendengar dari luar pintu, kini dia melihatnya secara langsung. Sahabat baiknya sendiri, Adella Arsinta tampak seperti wanita jalang yang tengah menunggangi kekasih sahabatnya sendiri. Entah kebodohan macam apa yang dia miliki di masa lalu hingga bisa memiliki dua parasit yang telah mengotori hidupnya. Sungguh menjijikkan dan tidak tahu malu. Setelah merasa cukup, Rowena segera mematikan ponselnya. Dengan terang-terangan menendang pintu yang semula hanya dia buka sedikit untuk membuat film pendek. Ekspresinya datar, ia dapat melihat dua orang tanpa busana di atas ranjang tampak kaget dan menoleh secara bersamaan ke arahnya. “Ro-wena, aku bisa menjelaskannya.” Zidan dengan segera mendorong Della yang ada di atasnya dan dengan acak memakai celana pendeknya tanpa memakai dalaman. Rowena langsung merasa jijik dan ingin muntah saat melihat tingkah mereka berdua. “Sialan, mataku ternoda!” Tanpa menunggu Zidan yang ingin menjelaskan, Rowena segera beranjak keluar dari dalam kamar tersebut. Dia rasanya ingin muntah saat mencium aroma menjijikkan dari pergumulan mereka. Rowena sangat menyesal karena telah membuang masker sekali pakainya saat masuk ke dalam apartemen ini. Rowena tidak ingin mendengar apapun dari dua orang menjijikkan yang telah menusuknya dari belakang. Dia segera keluar dari apartemen ini dengan rasa jijik di sekujur tubuhnya yang tidak bisa dia sembunyikan. “Rowena tunggu, aku bisa menjelaskan semuanya!” Zidan yang berhasil menyusul Rowena kini tengah memegang pergelangan tangan Rowena untuk mencegahnya pergi. “Lepaskan tangan menjijikkanmu itu dariku!” Suara Rowena tampak sangat dingin, dengan segera menepis tangan Zidan yang menyentuh pergelangan tangannya. Hanya dengan membayangkan bahwa tangan pria itu telah kotor saat bergumul dengan jalang itu sudah membuat Rowena semakin merasa jijik. "Tidak perlu menjelaskan apapun. Hubungan kita sudah berakhir. Anggap saja aku buta karena dulu sudah menyukai pria busuk sepertimu. Lagi pula, aku tidak akan kekurangan pria yang akan menyukaiku." Rowena bahkan belum sempat memakai sepatu hak tinggi miliknya. Alhasil saat ini dia hanya bisa menentengnya dan berlalu pergi. sekujur tubuhnya terasa merinding jika masih tetap berasa di tempat kotor ini lebih lama lagi. "Kenapa, kenapa kamu bahkan tidak marah atau menangis saat melihatku melakukan hal itu? Apa kamu tidak mencintaiku?" Rowena yang mendengar perkataan Zidan langsung memincingkan matanya. Dia tidak tahu harus berkata apa. Mengapa pria yang dulu dia anggap tampan dan menggemaskan kini berubah menjadi pria tak tahu malu yang sangat menjijikkan di matanya? "Kenapa aku harus marah atau menangisi bocah ingusan sepertimu? Bukannya tidak ada pria yang mau denganku. Berhenti bersikap bodoh dan menjijikkan seperti itu. Mulai hari ini kita tidak berhubungan lagi, berhenti menggangguku!" Rowena sudah sangat muak. Dia yang kesal langsung menendang tulang kering Zidan, hingga membuat pria itu kesakitan dan memegangi kakinya yang ditendang Rowena. Rowena saat ini tidak tahu harus kemana. Dia sedang berada dalam mood yang buruk dan tidak ingin kembali pulang ke apartemen miliknya. Alhasil Rowena kini memutuskan untuk pergi ke club malam untuk melepas penat. Sekaligus dia harus mencari pelampiasan. Rowena masih belum berganti pakaian. Ia mengenakan setelan dress di atas lutut yang memperlihatkan kaki jenjangnya yang mulus dan menarik. Dipadukan dengan jaket kulit model crop top yang tidak dikancingi. Dengan kerah model V yang membuat sosoknya semakin menarik dan menggoda disaat yang bersamaan. Rambut coklatnya yang di-curly bergerak dengan indah ketika Rowena memutuskan untuk turun ke lantai dansa. Tubuhnya meliuk kesana-kemari, membuat tatapan beberapa pria yang ada di dalam club malam telah menatap tubuhnya dengan tatapan panas. Setelah beberapa saat, Rowena merasa lelah. Dia duduk di depan bartender, memesan segelas wine untuk dia tegak. Meskipun dia tidak menunjukkan emosi yang sebenarnya ketika menghadapi kasus perselingkuhan. Namun jauh di dalam dirinya, sebenarnya Rowena merasa ada sesuatu yang hampa dalam hatinya. Namun gadis itu mengabaikannya. Benar, meskipun Rowena kini telah berusia 26 tahun dan merupakan wanita karir yang cukup sukses di usia muda. Akan tetapi hingga saat ini dia masih menjaga keperawanannya. Bahkan Rowena sempat memikirkan untuk memberikan keperawanannya pada Zidan malam ini. Namun tanpa diduga, malah dia yang mendapatkan kejutan dari pria muda itu. Dia terlalu munafik sebelumnya hingga memiliki pemikiran yang terlalu dangkal. "Dasar bodoh!" Rowena terkekeh pelan, tanpa sadar setitik air mata menetes dari pipinya. Merasakan basah pada pipinya, Rowena dengan segera menghapusnya. Tidak rela menangisi pria b******n seperti itu. "Cantik, apa kamu sendirian? Bisakah kamu menemaniku malam ini?" Seorang pria blasteran dengan rambut pirang, hidung mancung, dan tindik pada lidah dan telinganya datang memegang pundak Rowena. Pria tersebut berusia hampir sama dengan Rowena. Rowena yang merasa ingin sendiri merasa enggan untuk menjawab. Ia mengabaikan pria tersebut dan melanjutkan meminum segelas wine yang disajikan oleh bartender. "Oh sombong sekali, jangan terlalu jual mahal. Berapa hargamu untuk satu malam?" Tatapan c***l pria itu sangat terlihat jelas. Namun Rowena yang mendapati pelecehan verbal itu merasa semakin kesal. Dia ingin melakukan kekerasan dan menghajar pria itu. Tapi dia tidak ingin menimbulkan masalah karena enggan membereskannya. "Menjauhlah dariku." Rowena mulai memikirkan cara untuk bisa lepas dari pria c***l di sampingnya tanpa menimbulkan banyak masalah. Matanya berpendar melihat ke sekeliling. Hingga akhirnya pandangan Rowena terhenti pada sesosok pria yang kini tengah duduk di sofa tak jauh darinya seorang diri. Sebuah ide muncul dalam pikirannya. Rowena tampak tersenyum manis, dia segera beranjak dari posisi duduknya. "Maaf, aku sudah memiliki kekasih." Setelah mengatakannya, Rowena langsung berjalan ke arah pria yang berhasil menarik perhatiannya. Dia mengenal pria itu. Pria matang dan tampan yang masih tampak panas diusianya yang hampir berkepala empat. "Maukah kamu menjadi calon suamiku?" Rowena tahu bahwa dia gila, namun dia tetap ingin melakukannya dengan tekad. Jika dia tidak bisa mendapatkan anaknya, kenapa dia tidak berusaha mendapatkan ayahnya yang jauh lebih tampan dan kaya raya? Jordan yang ditanya secara tiba-tiba tampak menyipitkan matanya. Ia menatap wanita muda di depannya dengan heran. Namun sudut bibir pria itu justru malah tertarik ke atas. Wanita ini berhasil menarik perhatiannya. "Tentu!"

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
94.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.0K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.0K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.8K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook