Bab 01
Jakarta
Di rumah Afgan
Di meja makan..
"Junior.." Titah memanggil Afgan Junior.
"Iya ibu." Jawab Afgan Junior.
"Sarapan"
"Iya"
"Oh iya nal, nanti kalau sudah sampai telepon gua saja biar di jemput, oh ya nal sudah dulu teleponan nya, ada Titah soalnya, dah.." Kata Afgan yang menelepon baru saja selesai menelepon Renaldi.
"My handsome Afgan, teleponan sama siapa sih ?" Tanya Titah yang curiga pada Afgan.
Bandung
Di rumah Fandi
Di meja makan..
"Loh kalian sudah ada di meja makan, tumben, biasa kesiangan mulu dan yang paling telat ke meja makan Afan, ada angin apa nih fan ?" Tanya Fandi.
"Ih papa mana ada ya Irsyad telat bangun dan ke meja makan, yang seperti itu setiap hari kan Afan, pah..!!" Jawab Irsyad dengan mengeluh.
"Hehe.. Maksudnya papa itu Afan, syad bukan kamu, di jawab pertanyaan papa, fan." Pinta Fandi.
"Iya pah, Afan gak telat bangun lagi, karena ini pah." Jawab Afan dengan menunjukan sebuah alat buatan Irsyad.
"Ha.. Apa itu fan ?."
"Itu alarm tepat waktu pah, mah."
"Oh, cara kerjanya bagaimana, oh ya lupa jangan lupa contohin sekalian ya syad ?" Tanya Fandi yang meminta contoh pada Irsyad.
"Oke..!!" Kata Irsyad berdiri dan akan menjelaskan cara kerja dari alat buatan nya.
Jakarta
Di rumah Afgan
Di meja makan..
"Bu yang ini bukan ?"
"Nah iya benar yang ini maksudnya ibu, ya sudah sarapan dulu ya anak-anak kecuali ayah."
"Loh kok ayah gak boleh sarapan bu, em Mala tau pasti ayah punya salah ya sama ibu ?"
"Betul kamu, Mala."
"Sudah, sudah, kita bahas nanti saja ya, sekarang kita sarapan dulu ya, oh ya ini juga sudah mau jam enam, nanti kalian telat loh sekolahnya." Kata Afgan yang mengalihkan pembicaraan.
"Oke ayah..!!"
"Oh ya ayah besok jadikan ke rumah kakung ?"
"Jadi dong, tapi kayanya ayah gak jadi pergi ke rumah kakung bersama dengan kalian deh, ayah punya banyak kerjaan di kantor." Jawab Afgan yang mencari alasan tidak bisa ikut ke rumah ayah mertuanya.
"Ih ayah gak bisa gitu dong, ayah kan janji sama ibu, aku, dan abang Junior, kalau kita ke rumah kakung lagi ayah ikut." Mala kecewa saat mendengar alasan dari Afgan.
"Tau nih my handsome Afgan kan janji, janji itu adalah hutang loh my handsome Afgan Syah Reza." Kata Titah yang curiga pada Afgan.
"Maaf ya sayang, kali ini beneran deh aku gak bisa ikut bersama kalian, tapi nanti kalau misalkan gak ada kerjaan banyak atau gak ada meeting dengan klien, aku pasti menyusul kalian ke rumah romo di Bandung." Kata Afgan yang masih beralasan dan membuat Titah semakin curiga.
"Ya oke deh.." Kata Titah yang mencoba menghilangkan rasa curiganya pada Afgan.
Alasan Afgan membuat Titah curiga dan berfikir kalau Afgan punya perempuan lain (selingkuhan). Titah juga tidak mengetahui kalau ternyata Afgan ingin memberikan kejutan untuknya.
Kejutan yang akan diberikan Afgan untuk Titah adalah Renaldi. Renaldi akan pulang ke Indonesia.
Bandung
Di rumah pak Nano
Di ruang tengah..
"Ngek, Cengek.." Pak Nano memanggil Cengek.
"Muhun pak Nano, aya naon ?"
"Tolong kamu rapihkan kamar Titah dan anak-anak nya ya, karena mereka akan menginap disini." Pak Nano meminta Cengek merapihkan dan menyiapkan kamar untuk anak dan cucunya yang akan menginap di rumahnya.
"Baik siap laksanakan pak Nano." Kata Cengek yang melaksanakan perintah dari pak Nano.
Keesokan harinya..
Jakarta
Di rumah Afgan
Di depan rumah Afgan..
"Hati-hati di jalan ya sayang, Oh ya anak-anak kalian kalau pulang sekolah langsung pulang ya jangan mampir-mampir, ibu tunggu di rumah dan ingat hari ini kita mau ke rumah kakung, di Bandung"
"Oke bu..!!"
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Di mobil Afgan..
"Lik jalan lik." Pinta Afgan.
"Nggih den mas." Paijo melaksanakan perintah dari Afgan.
Ketika anak-anak dan Afgan berada di mobil, berdering lah hp Afgan. Mala yang mendengar hp Afgan berbunyi segera bertanya pada Afgan.
Afgan kemudian bertanya kembali pada Mala dan Mala menjawab semua pertanyaan Afgan. Afgan juga menjawab pertanyaan Mala, Afgan juga meminta anak-anaknya izin dan tidak masuk ke sekolah untuk menjemput Renaldi dan keluarga di bandara.
Mala sekarang mengerti kenapa kemarin ayahnya membuat ibunya curiga, ternyata ayahnya ingin memberikan kejutan pada ibunya. Ternyata besok adalah hari kelahiran ibunya.
Mala dan Afgan Junior sepat bekerja sama dengan ayahnya, memberikan kejutan untuk ibunya di hari ulang tahun ibunya besok. Tak lupa seperti biasa Afgan Junior dan Mala ke mall pada sorenya untuk mencari kado untuk diberikan pada ibunya besok.
Masih di mobil Afgan..
"Yah, ayah, ayah.." Kata Mala yang mendengar suara hp ayahnya yang berdering.
"Iya Mala, kenapa ?"
"Itu hp ayah bunyi tuh, kok gak di angkat sih."
"Iya nanti, sebelum ayah menjawab pertanyaan kamu, ayah mau bertanya dulu dengan kalian berdua, bagaimana setuju ?"
"Oke setuju yah, apa pertanyaannya yah ?" Tanya Mala juga yang meminta pertanyaan dari ayahnya.
"Oke yang pertama besok hari apa ?"
"Hari rabu yah"
"Tanggal berapa ?"
Di bandara..
"Duh Afgan kok gak angkat telepon gua sih ya, katanya besok kalau sudah sampai kabarin ya biar gua jemput, mana kok gak di angkat sih sekarang." Keluh Renaldi saat menelpon Afgan, tetapi tidak di angkat oleh Afgan.
"Mi, papi kenapa ?" Tanya Arka pada ibunya yang dari tadi memperhatikan ayahnya mengeluh, karena telepon ayahnya tidak di angkat oleh pamannya, Afgan.
"Kamu nanya, kamu bertanya-tanya ?" Tanya Dara yang meledek Arka.
"Bisa gak sih serius Dara, kenapa kata-kata itu lagi sih yang keluar, kalau di Indonesia gak ada hukum sudah gua gantung loh, hem..!!" Keluh Arka saat di ledek oleh Dara.
"Haiya..!! Sudah mulai lagi deh, Dara, Arka, sudah, mami tidak tau coba kamu tanya saja dengan papi mu, Arka." Jawab Citra menghentikan Dara dan Arka yang sedang ribut di bandara.
"Iya mi, awas loh ya, hem!!" Keluh Arka lagi.
"Dara..!!" Keluh Citra juga saat melihat Dara meledek Arka.
"Wleeekkk.., hehe iya mi." Dara hanya tertawa saat di tegur oleh ibunya saat Dara meledek Arka.
Di mobil Afgan lagi..
"Dua puluh, yah."
"Tunggu, hari ini kan hari Rabu, tanggal dua puluh desember." Kata Afgan Junior yang mencoba mengingat sesuatu.
"Itu artinya hari ini adalah hari yang special untuk ibu kan yah, ibu hari ini ulang tahun kan yah ?"
"Kamu benar sekali Mala, dan kalian tau siapa yang menelepon ayah tadi ?"
"Tidak yah." Jawab Afgan Junior dan Mala bersamaan.
"Memangnya siapa sih yah yang menelepon ayah ?" Tanya Mala penasaran.
"Your uncle."
"Our uncle, daddy ?" Tanya Afgan Junior memastikan.
"Yes my children."
"Our uncle, who is it about ?" Mala bertanya-tanya sendiri dengan rasa penasaran.
"Our uncle, I know who, Uncle Rasya, isn't it true ?" Tanya Afgan Junior dengan menebak.
"Wrong, not your uncle named Rasya."
"Den mas Renaldi ?" Tanya Paijo yang juga ikut menebak.
"Yes right, uncle Jo benar sekali, uncle kalian yang ayah maksud adalah uncle Renaldi, dia datang bersama dengan keluarga, and hari ini ayah akan menjemputnya ke airport, oh ya sudah sampai sekolah kalian, but wait a minute, kalian berdua tunggu di mobil ya biar ayah yang ke sekolah kalian."
"Ha.. Apa..!!" Mala dan Afgan Junior terkejut saat mendengar jawaban dari ayahnya.
"Astaghfirullahalazim, kalian berdua ini bikin ayah kaget saja ya, ya sudah kalian tunggu di mobil saja ya anak-anak." Kata Afgan yang meminta anak-anak nya menunggu di mobil.