Aku, Manusia Bodoh

1205 Kata

Setelah berjalan selama lima menit, keduanya tiba di sebuah kedai kopi. Aroma kopi menyeruak dan memenuhi indera penciuman ketika pintu yang terbuat dari kaca itu terbuka. Jajaran biji kopi yang diletakkan di rak-rak sudut ruangan dekat kasir membuat tempat itu terlihat cozy, lantai yang didominasi kayu juga menambah kesan alami tempat itu. Keduanya duduk di sofa dekat jendela besar. Mereka memanggil pramusaji dan memesan kopi dibarengi dengan cemilan yang akan membuat mereka semakin semangat melanjutkan lemburan nanti. Tara menyempat diri melihat ponselnya saat pramusaji tersebut sudah meninggalkan meja mereka. Ia tersenyum miris, tak ada pesan lain, selain dari Eve, karibnya. “Aku siap menjadi pendengar yang baik untuk masalahmu,” perkataaan Wulan membuat Tara meletakkan benda pipih di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN