Tara tak mampu menekan rasa penasarannya saat melihat Dania yang bermain ponselnya dan sesekali tersenyum senang. Tanpa bertanya, Tara bisa menebak jika wanita itu pasti tengah bertukar pesan dengan suaminya. Mungkin mereka saling bertukar rayuan dan perhatian-perhatian kecil yang dulu kerap diberikan lelaki itu untuknya. Tara pernah sesekali mencuri baca percakapan keduanya pada aplikasi chat dan tak kuasa menahan tangisnya yang meluncur begitu saja. Keduanya saling merayu dan memanja, seakan tak ada ikatan apa pun yang melarang Abimanyu untuk melakukan hal yang seharusnya dilakukannya pada istrinya sendiri kepada orang lain. Tara bagai angin yang tak terlihat, tak berharga, dan tak lagi diinginkan. Hatinya bukan lagi patah, namum hancur berantakan. “Kekasihmu?” Tara tak mampu mencegah

