3

2285 Kata
Jam pertama di kelas 2 ruang kelas 1, yang di tempati anak-anak impian, Seoyeon dan Saerom juga siswa siswi yang lainnya. Di isi dengan pelajaran matematika. Seperti siswa siswi pada umumnya sebagian anak mengeluh karena pelajaran itu. Begitu pun dengan Jaemin Jeno dan Haechan yang selalu ingin pergi dari kelas ketika harus menghadapi pelajaran matematika. "Sekolah ini bisa ngilangin pelajaran Matematika gak sih" keluh Haechan. "Kata-kata yang sama sejak kelas satu" kata Jeno. "Gue pengen jadi presiden korea lokasi jadi idol gini. Gua hapus dah tuh pelajaran matematika. Gua yakin semua rakyat gua nanti setuju" kata Haechan ngasal. "Mana bisa b**o. Dunia Yang ada Lo di kecam." Komentar Renjun. "Tapi gua bakal di dukung rakyat. Jadi gak apa-apa" jawab Haechan lagi. "Gue bakalan maju paling depan dukung aturan Lo buat ngilangin pelajaran matematika. Tenang aja" kata Jaemin dari belakang dan menepuk bahu Haechan. "Terima kasih bro" jawab Haechan. Gue juga Bro, Lo tenang aja kata Jeno ikut meladeni. "Terima kasih Bro" jawab Haechan lagi. "Waaaaaaah gue ngerasa cuma gue disini, yang waras" "Diem Lo. Sono balik ke China kalau gak suka sama aturan presiden republik Korea Lee Donghyuck yang akan ngilangin matematika ini" kata Haechan. "Serah Lo pada dah, gue masih butuh duit" jawab Renjun. Hampir semua orang di kelas itu tidak suka matematika. Namun lain halnya dengan Seoyeon Saerom dan Renjun yang tidak punya rasa apa-apa selain senang karena mereka menyukai matematika. Renjun termasuk siswa pintar walaupun Seoyeon adalah yang paling pintar di antara semua siswa siswi kelas 2. "Selamat pagi semuanya" sapa seorang guru laki-laki. "Pagi Pak" jawab semuanya serempak. Ketua kelas silahkan ambil ini dan bagikan "kata guru laki-laki itu. "Baik Pak" jawab Seoyeon yang merupakan ketua kelas di kelasnya. Selain cerdas, Seoyeon merupakan siswi yang penuh dengan tanggung jawab dan semua warga kelasnya sepakat untuk menjadikan Seoyeon sebagai ketua kelas. Seoyeon berdiri dan membagikan kertas ulangan matematika minggu lalu. Dia melihat setiap nama lalu lintas di mejanya masing-masing. Banyak siswa siswi yang menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena mendapat nilai di bawah standar yang seharusnya. "Lain kali harus lebih sering belajar bareng Renjun" kata Seoyeon sambil menyimpan kertas hasil ulangan Jaemin dan Jeno di mejanya. Jaemin dan Jeno duduk di satu meja. "Iya baik Bu" jawab Jaemin dan menerima hasilnya sambil membungkukkan sedikit badannya. Sedangkan Jeno hanya meringis melihat nilainya yang hanya pas di angka rata-rata. "Dengerin tuh" kata Haechan yang duduk di depan meja Jaemin dan Jeno. "Kamu juga" kata Seoyeon sambil menyimpan kertas Haechan dengan nilai yang tidak lebih baik dari Jeno dan Jaemin. "Lee Haechan Lee Haechan" kata Renjun yang terkekeh pelan lalu menerima hasil ulangannya dari Seoyeon. "Sombong Lo" kata Haechan yang melihat nilai Renjun yang lumayan bagus. Setelah selesai, Seoyeon segera duduk kembali di tempatnya yang satu meja dengan Saerom. "Gimana? Perfect gak?" Tanya Saerom. Maksudnya nilai Seoyeon. Seoyeon tersenyum sambil memperlihatkan kertas hasil ulangannya yang mendapat nilai sempurna. "Waaaaw emang luar biasa banget sih sahabat aku" kata Saerom ikut tersenyum. "Selamat yah" Lanjutnya. "Thank you" jawab Seoyeon manis. "Iya. Aku juga harus lebih giat lagi nih biar bisa ngalahin kamu. Walaupun gak mungkin juga sih" kata Saerom lagi. "Gak ada yang gak mungkin. Kamu cuma kurang 5 poin gak terlalu beda jauh. Pokonya harus semangat kita harus bener-bener masuk kedokteran sama-sama. Oke?" Kata Seoyeon dengan senyum manisnya. "Oke" jawab Saerom ikut tersenyum. Meja Seoyeon yang ada di samping meja Jaemin, membuat semua yang di lakukan nya terlihat oleh Jaemin dan Jeno. Begitupun saat ini. Jaemin yang sejak tadi memperhatikan Seoyeom ikut tersenyum melihat sahabat sejak kecilnya itu senang dengan nilainya. "Udah senyum-senyum nya. Nanti yang lain nganggap Lo gila lagi." Kata Jeno yang selalu tau apa yang di lakukan sahabatnya itu. "Hahaha gak sadar gue" kata Jaemin yang kemudian mengalihkan pandangannya ke Jeno. "Sejak kapan?" Tanya Jeno. "Apaan?" "Seoyeon." Jawab Jeno. "Seoyeon?" Dahi Jaemin berkerut. "Lo b**o apa pura-pura b**o sih?" Tanya Jeno. "Lah? Emang gue gak ngerti. Lo yang jelas dong ngomongnya" kata Jaemin. "Udah udah tuh nulis!" Kata Jeno. "Hahaha Lo kenapa sih Jen? Lo di cuekin Kak Yeeun lagi?" Tanya Jaemin setengah berbisik. "Heh heh heh" Kata Jeno menatap Jaemin. "Hahaha sekarang gara-gara apa lagi? Lo gak nyapa dia?" Tanya Jaemin. "Astaga Jaemin. Lo pengen gue bunuh hah?" Kata Jeno sambil menyilangkan lengan kekar nya ke leher Jaemin. "Jeno Jaemin kenapa ribut ribut" kata Pak Kim yang sedang menulis di papan tulis. "Maaf pak" Jawab Jeno dan cepat melepaskan lengannya dari leher Jaemin. Jaemin hanya terkekeh sambil menunduk. "Elo sih" kata Jeno yang sama-sama menunduk. "Lah? Elo yang cekik leher gue" jawab Jaemin. Persahabatan Jaemin dan Jeno memang sangat erat. Mereka berdua memiliki hubungan persahabatan lebih dekat di banding dengan anak-anak dream atau anak-anak Nct yang lainnya. Keduanya sudah bersama sejak pertama masuk perusahaan sampai debut menjadi sebuah grup seperti sekarang. Ada banyak kecocokan di antara keduanya yang membuatnya nyaman bersahabat satu sama lain. Setelah lelah berkutat dengan matematika akhirnya jam istirahat pertama tiba. Semua nya berhamburan keluar menuju kantin untuk mengisi perutnya. "Let's go gue butuh ramen pedes nih biar otak gue cair" kata Haechan. "Sama" kata Jaemin. "Yaudah ayo" kata Jeno. "Duluan aja gue mau ke perpustakaan ngembaliin buku" jawab Renjun. "Nyusul Lo awas!" Kata Haechan. "Iya!" Jawab Renjun dan pergi. Jaemin melihat Seoyeon yang masih duduk dan masih membereskan buku-bukunya. "Yeon, Saerom mana?" Tanya Haechan. "Ke toilet" jawab Seoyeon. "Oooooh" "Ayo ke kantin" kata Jaemin. "Iya. Aku nunggu Saerom dulu" kata Seoyeon. "Duluan yah Yeon" kata Jeno. "Iya" "Harus ke kantin. Jangan belajar mulu" kata Jaemin. "Iya" jawab Seoyeon. Ketiganya pergi ke kantin, dan setelah sampai, kantin gaduh seperti biasanya. Bukan hanya karena banyak orang yang sedang mengisi perutnya, tapi karena kehadiran seorang siswa di temani dua temannya yang sedang merundung satu siswa lemah. Siapa lagi kalau bukan Hyunjin dan kedua temannya yang bernama Felix dan Lee know. "Yang kek gitu cowok yang di sukain Saerom?" Tanya Haechan. "Yo i bro. Gimana? Udah sadar kalau Lo sama Hyunjin bener-bener gak se level? Kayak apa yang di bilang Renjun" Kata Jeno. "Tapi gue juga bisa ko jadi kek gitu" kata Haechan. "Haechan-niii jadilah apa adanya jangan berubah jadi lebih buruk cuma gara-gara cewek lagi. Haduuuh jangan sampe Chan jangan" kata Jaemin. "Dengerin tuh" kata Renjun yang baru saja datang dari setelah mengembalikan buku dari Perpustakaan. "Anjir. Lo punya kekuatan ya?" Tanya Jeno. "Apaan?" "Cepet banget perasaan" "Ya orang perpustakaan kelas 2 bukan perpustakaan utama" jawab Renjun. Sekolah yang di tempati mereka terdiri dari empat lantai. Lantai pertama di isi dengan ruang guru, BK, Lab, lapangan indoor, UKS utama, Perpustakaan utama dan semua fasilitas lainnya. Di lantai 2 merupakan tempat untuk kelas 1 dengan 6 ruangan kelas, kemudian di lantai 3 untuk kelas 2 dengan 6 ruangan kelas juga dan lantai 4 untuk kelas 3 dengan 6 ruang kelas juga. Masing-masing lantai di lengkapi dengan kantin, perpustakaan dan toilet. Namun segala bentuk ruangan yang utama ada di lantai 1. "Oh pantesan" jawab Jeno. "Awas aja Lo Chan kalau sampe Lo berubah jadi kayak Hyunjin cuma gara-gara cewek" kata Renjun menyambung permasalahan yang di bahas sebelumnya. "Iya Chan jangan sampe. Lo berubah nih yah, terus mending kalau ceweknya jadi suka, kalau enggak gimana? Cinta tuh bener-bener gak mandang hal-hal kek gitu sebenernya. Hakikatnya ya cinta aja, bukan karena si bandel si baik. Kalo ganteng sih mungkin ada hahahaha" kata Jeno garing seperti biasanya. Semuanya diam menatap Jeno datar. Jeno diam dan duduk lebih dulu. Jaemin tersenyum di susul yang lainnya lalu segera duduk juga. Tak lama setelah mereka duduk Seoyeon dan Saerom datang. "Udah pada pesen belum?" Tanya Saerom. "Belum nih" jawab Haechan. "Sini aja gabung" kata Jeno. "Gak usah kita disana aja. Nanti kita di hujat sijeuni kesayangan Nana lagi" kata Seoyeon yang sudah hafal tentang itu. "Emang kamu bukan sijeuni?" Tanya Jaemin. "Mon maaf aku EXO-L" kata Seoyeon. "Wah nge war nih" kata Jeno terkekeh. "Jangan kencang-kencang Yeon, nanti Lo di rempug sijeuni baru tau rasa" kata Haechan. "Iya juga yah" kata Seoyeon tersenyum. "Yaudah Saerom aja yang disini kalau Seoyeon gak mau" kata Jaemin. "Hahaha sorry walaupun aku sijeuni tapi keknya aku lebih milih Seoyeon." Kata Saerom. "Wah Nana kecewa sama Sijeuni ini." Kata Jaemin. "Mohon maaf Nana-nim tapi bias ku juga Jisung" jawab Saerom lagi. "Waaaaahhh" kata Jaemin membuat Seoyeon terkekeh "Dan walaupun gitu, aku harus tetep ikut Seoyeon, soalnya aku juga Seoyers" jawab Saerom. "Apaan tuh" tanya Renjun. "Seoyeon Lovers. Nama fandom aku" kata Seoyeon sedikit tertawa geli mengatakannya. "Hahaha" semuanya tertawa membuat si pembuat onar yang sudah berhasil memberi pelajaran versi dirinya ikut menoleh ke sumber suara. "So asik banget sih idol idol alay itu" komentar Hyunjin. "Pada culun" kata Felix. Saerom yang melihat Hyunjin melihat ke arahnya tersenyum dan di balas senyum manis oleh Hyunjin yang sebenarnya sedang menatap orang lain di sebelahnya yang sedang tertawa. "Uh panas" kata Haechan yang mengetahui senyum Saerom untuk Hyunjin. "Apaan sih Lo gak jelas" Kata Renjun. "Kalian mau pesan apa? Biar aku sama Saerom sekalian pesenin aja ke depan" tawar Seoyeon. "Gak usah, sama aku aja. Kalian duduk aja" kata Jaemin "Mau pesen apa? Ramen pedes semua? Jus jeruk semua kan?" Tanya Jaemin dan semuanya mengangguk. "Level nya kek biasa yah" kata Jeno. "Aku level 3" kata Saerom. "Oke." Jawab Jaemin. "Aku ikut deh" kata Seoyeon. "Terserah Seoyeon" jawab Jaemin. "Seoyers duduk bareng mereka dulu aja yah nanti baru kita pindah" kata Seoyeon dan Saerom mengangguk. Jaemin tersenyum melihat tingkah Seoyeon yang menggemaskan dan keduanya pergi. "Waaah Saerom ramennya level 3 jagoan juga sama pedes. Level yang sama tuh kayak Haechan" kata Jeno dan di sambut tendangan dari Haechan di bawah meja. "Emang pas yah Chan level 3 tuh" kata Saerom dan Haechan mengangguk sambil tersenyum. "Waaah" kata Renjun dan terkekeh juga mendapat tendangan dari kaki Haechan di bawah meja. "Ibu nanyain" kata Seoyeon membuka obrolan sambil menunggu pesanan datang. Karena pesanannya banyak jadi mereka harus menunggu untuk membantu pelayannya. "Oh yah? Kangen aku yah pasti. Gimana kabarnya? Baik?" "Iya katanya. Baik" jawab Seoyeon. "Kata Ibu kapan ke restoran? Kalau ke restoran kasih tau, nanti di kasih diskon gede katanya. Tapi jangan bilang Haechan, soalnya katanya Haechan suka ngelunjak minta nambah terus" kata Seoyeon. "Hahahaha oke oke. Pokonya kalau udah ada jadwal kosong, aku kesana bareng anak-anak" jawab Jaemin. "Iya. Padahal pulang sekolah aja nanti. Bilang aja ada tugas dadakan" kata Seoyeon. "Gak bisa dong, kan di cek manager semuanya" jawab Jaemin. "Hih untung aku gak mau jadi idol. Ribet banget sih" kata Seoyeon dan Jaemin hanya terkekeh kemudian melanjutkan percakapannya sambil menunggu pesanannya datang. Seoyeon dan Jaemin memang sangat dekat sebagai sahabat. semua orang tahu itu. Dan beberapa kali mereka di sangka berpacaran oleh non fans dream di sekolah. Membuat fans Jaemin terus bertanya-tanya tentang kebenaran nya. Tapi Jaemin mengatakan bahwa Seoyeon sama seperti sijeuni yang lainnya. Bedanya hanya dia mengenal Seoyeon sudah sangat lama dan dia mengatakan kedudukan fansnya pun akan seperti itu jika terus bersamanya. Jaemin memang sangat manis, dia sangat mempesona sampai membuat fansnya selalu mempercayainya, termasuk hubungannya dengan Seoyeon yang benar-benar hanya sebatas sahabat sejak kecil. Walaupun begitu, tidak sedikit yang tetap tidak suka dan iri dengan Seoyeon. Bukan hanya karena Seoyeon sahabat kesayangan Jaemin, tapi juga tentang kehidupan Seoyeon yang tidak begitu terlihat mewah, namun sebagian teman-temannya menganggap kehidupan Seoyeon adalah yang sempurna.  Bahkan sebagian orang yang mengenalnya dengan baik, menyebut Seoyeon dengan sebutan Perfect Girl. Bagaimana tidak. Dia wanita cantik yang pintar bahkan tanpa menjadi sahabatnya Jaemin yang seorang idol, Seoyeon akan benar-benar terkenal di sekolah, karena dua poin utama itu. Dia juga baik hati, tidak sombong dan tidak banyak tingkah. Dia tetap terlihat sederhana padahal lebih dari itu pun dia bisa. Dengan kepintaran nya, kakaknya yang seorang dokter dan bekerja di rumah sakit terkenal di Seoul. Dan poin plusnya adalah dia sahabat terbaik Jaemin dan secara tidak langsung dia juga sahabat dari anggota dream yang lain. (Aing iri banget sih sama tokoh Seoyeon. Help guys) Walaupun banyak orang mendambakan kehidupan seperti Seoyeon, tapi menurut Seoyeon kehidupannya tidak sesempurna itu. Dia tidak memiliki Ayah dan itu adalah ketidaksempurnaan terbesar yang Seoyeon miliki dan rasakan.  Pesanan nya sudah selesai. Semua makanan di bawa oleh pelayan kantin, dan minumannya di bawa oleh Jaemin. 5 botol jus jeruk dan satu botol kopi. "Kenapa sih harus kopi terus Na? Gak baik tau. Aku bilang mending air putih dari pada kopi" kata Seoyeon dengan nada suara kesal. "Yaudah yaudah aku ganti. Bentar, tunggu disini aku ngambil jus jeruk juga" kata Jaemin dan segera pergi. Seoyeon tersenyum melihat tingkah Jaemin yang menurutinya. Satu pasang mata melihat hal itu dengan tidak suka. Itu Hyunjin yang sedang menyantap makanannya. Tidak lama Jaemin kembali dengan satu botol jus jeruknya. "Udah. Ayo" kata Jaemin dan Seoyeon mengangguk. Mereka berjalan berdua menuju meja tadi dengan Seoyeon yang tidak membawa apa-apa. Sampai di depan meja Hyunjin, dengan sengaja Hyunjin menyodorkan kakinya sampai membuat Jaemin terhunyung dan semua minumannya jatuh. Untung saja Jaemin tidak terjatuh. Brak brak brak brak. 6 botol jus jeruk jatuh dan berserakan. "Ups" kata Hyunjin. "Hati-hati dong" kata Seoyeon. "Kamu gak apa-apa? Ada yang sakit gak?" Tanya Seoyeon. "Enggak enggak aku gak apa-apa" kata Jaemin. "Sorry bro gak sengaja" kata Hyunjin lagi dan Jaemin hanya menyunggingkan senyum iritnya yang penuh pesona. "Gak sengaja apa sengaja nih" kata Haechan yang datang di ikuti Renjun sambil ikut mengambil botol yang lain di bantu yang lain juga. "Ko Lo nyolot sih?" Kata Hyunjin. "Lah? Sensitif amat bro. Lo PMS yah?" kata Haechan. "Heh jangan mentang-mentang Lo idol, lo bisa ngomong seenaknya yah sama gue" kata Hyunjin. "Haechan udah. Gua juga gak apa-apa" kata Jaemin santai. "Lain kal ..." "Lain kali gunain mata kakinya" kata Renjun memotong kata-kata Seoyeon lalu pergi lebih dulu setelah membawa botol jus jeruknya. Diikut Haechan yang masih emosi dan Jaemin yang di bawa Seoyeon yang khawatir takut kaki Jaemin sakit karena bisa berakibat fatal pada pekerjaan Jaemin sendiri. "Dasar idol idol alay" komentar Lee know. Vote dong, Share juga dong. Komen kalo ada yang aneh hehehehe ingetin soal typo juga. Sampai jumpa di bagian selanjutnya
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN