04. Bertemu Ayah Angkat

1180 Kata
Keesokan harinya, Jake membawa Kaori ke rumah ayah angkat Jake, hari ini mereka berdua mempublikasikan hubungan mereka. Kaori tidak mempermasalahkan hal itu, cepat atau lambat mereka akan menghadapi keluarga besar Kaori. Meskipun Jake anak angkat sang paman, mereka tidak sedekat itu. Keluarga Kaori dan Jake terkenal sebagai keluarga yang tajir melintir di Indonesia. Sehingga banyak yang ingin mendekati mereka hanya untuk sekedar investasi bisnis dan basa-basi tentang pernikahan, hanya karena kekayaan yang mereka miliki. "Jake, apakah kamu yakin, pamanku akan mempermudah hubungan kita? Kita ini, memiliki ikatan saudara sepupu" "Aku bukan anaknya, jika kamu melupakan hal itu, maka aku akan mengingatkan kamu tentang posisi ku" kata jake mengingatkan Kaori akan status kedudukan Jake di dalam keluarga Nakamura. "Hei, pamanku tidak pernah menganggap kamu sebagai anak angkatnya!" "Paman kamu orang baik, tapi tidak istrinya," aku Jake. "Tante Amelia berubah ketika dia punya anak kandung, aku rasa kamu cukup hebat untuk bertahan sampai saat ini, Jake" puji Kaori, membuat Jake tersenyum tipis. "Cukup hebat" gumam Jake,"aku menghargai apresiasi kamu" ungkap Jake, "Jake, aku tidak berlebihan" "Apa maksud mu?" "Penampilan kamu hari ini, kamu pikir apa?" "Oh. Aku kira aksi balas dendam kamu" "Aku masih menantikan kejutan yang lebih indah dari kejadian di pemakamanku sendiri" "Tentu, aku akan memberikan aksi yang bisa membuat mereka memperhitungkan kita. kamu tau, aku akan membuat kamu membayar mahal semua yang aku berikan ke padamu" "Baguslah jika begitu" Jake dan Kaori bergandengan tangan untuk masuk ke dalam sebuah mansion mewah, tempat paman Kaori tinggal. Tampak seorang pria sedang berbincang dengan sang istri. Kaori dan Jake saling bertukar pandang, mereka berdua saling bertukar isyarat lewat kedua mata mereka, menandakan acting mereka akan di mulai. Kaori dan Jake akan membentuk sebuah kubu untuk melindungi mereka dari para penjilat yang menginginkan harta keluarga Nakamura. "Ayah" panggil Jake yang membuat Nakamura Yusuke, menghentikan kegiatannya. Yusuke tersenyum melihat kehadiran Jake di rumahnya. Biasanya, Jake tidak akan berkunjung ke rumah Yusuke yang berada di Indonesia, saat dia melakukan kunjungan dinas ke perusahaannya. "Ryoichi! Kemarilah, aku merindukan kamu anakku" kata Yusuke yang kini melambaikan tangannya, meminta Jake untuk mendekat ke arahnya, "Aku juga Ayah" balas Jake yang membuat Yusuke tersenyum. "Jika kamu merindukan aku, seharusnya kamu memutuskan untuk menetap di Indonesia dan tinggal bersama aku serta ibu dan adikmu, Jay. Aku sangat menantikan hal itu, bahkan jika aku harus memaksamu menikah, aku akan menikahkan kamu dengan orang Indonesia agar kamu tetap di sisiku" kata Yusuke yang saat ini tersenyum bahagia, sayangnya hal itu tidak tampakpada wajah isterinya, Amelia. Amelia tampak tidak menyukai keinginan suaminya. Baginya kehadiran Jake merupakan ancaman terbesar bagi Jay, putera semata wayangnya. Namun, Amelia memilih untuk diam dan tidak menggubris perkataan suaminya, dia tidak ingin terlibat masalah karena keinginannya. "Aku sudah memiliki calon isteri, Ayah" tolak Jake, "Maksud kamu?" tanya Yasuke yang merasa ragu dengan jawaban sang putera. Kaori tersenyum dan melepas genggaman tangannya, kemudian dia menghampiri Yusuke yang masih menatap penuh tanya ke arah Jake, putera angkatnya. "Paman, apakah Paman tidak merindukan aku?" tanya Kaori yang kini bergelayut manja ke pada pamannya,"paman mengabaikan kedatangan aku, aku sedih" ungkap Kaori yang kini membuat Yusuke membelai rambut keponakan kesayangannya, Amelia juga membelai rambut Kaori yang sudah dia anggap sebagai anak perempuannya sendiri. "Aku tentu merindukan kamu juga, sejak kematian ayah kamu. Kamu selalu mengurung diri di kamar, bahkan berita gila itu hampir membuat jantung ku copot" ungkap Yusuke, "Benar Kaori, aku ingin mendengar ceritanya. Bagaimana kamu bisa selamat?" tanya Amelia yang tampak ingin menangis melihat nasib tragis sang keponakan, "Jake menyelamatkan aku" jawab Kaori membuat Yusuke dan Amelia mengernyitkan dahi mereka, seakan tidak puas dengan jawaban Kaori,"Paman, Bibi, aku ingin menikah dengan Jake. Apakah kalian akan memberikan kami restu?" tanya Kaori membuat Yusuke dan Amelia saling beradu pandang, seakan tak percaya dengan apa yang mereka dengar. "Tapi, bagaimana bisa? Kalian masih saudara sepupu?" tanya Amelia yang tidak rela keponakan cantiknya menikah dengan anak angkat suaminya, Amelia tidak ingin Kaori menikah dengan pria dingin dan minim ekspresi seperti Jake. "Bibi, aku mencintai Jake" jawab Kaori yang kini menatap Jake penuh dengan cinta, jika saja tidak ada yang tau mereka sedang berakting. Pasti semua orang akan tertipu dengan apa yang mereka lihat. "Bukankah, kamu memiliki tunangan Kaori? Bagaiamana bisa kamu akan menikahi dua orang pria sekaligus?" tanya Yusuke,"aku tau, kamu mampu memiliki dua orang suami, hanya saja aku tidak-" "Paman, aku hanya menikah dengan Jake. Apakah paman yakin, Jake mau aku jadikan sebagai suami keduaku?" tanya Kaori yang kini membuat Yusuke terkekeh, "Tapi, bagaimana dengan tunangan kamu? Apakah kamu yakin Jake lebih baik dari dia?" tanya Amelia yang mengisyratkan tidak setuju dengan keputusan yang Kaori buat. "Bibi, aku rasa Jake lebih pantas berada di sisiku dari pada Bastian. Si b******k itu sudah tidur dengan Lara, apakah bibi tidak ingin melihat aku bahagia?" "APA! Pria gila itu berani selingkuh di belakangmu?" tanya Amelia kesal,"Yusuke, buat perhitungan dnegan pria yang bernama Bastian itu. AKu tidak ingin orang yang membuat Kaori ku menderita lepas begitu saja" ungkap Amelia yang kini menuntut keadilan bagi Kaori. Jake hanya menjadi penonton tiga orang yang kini tengah memperdebatkan hubungan mereka, hingga akhirnya sebuah tepukan di bahunya membuat Jake beranjak dari ruang keluarga Yusuke. Jake mengikuti langkah saudara laki-lakinya yang kini tengah menggunakan seragam sekolah, sepertinya Jay baru saja pulang dari sekolahnya. *** Jay tidak ingin berbasa basi, dia ingin mendengar semua dari Jake secara langsung. Jay menyayangi Kakak laki lakinya, bagi Jay, Jake seorang Kakak laki laki yang sempurna. Ketika mereka berdua berada di balkon, Jay meluapkan rasa ingin tahunya kepada Jake, "Kak, kamu serius akan menikah dengan Kak Kaori?" "Hmm" "Wah! Kamu keren, kamu mewujudkan perkataan kamu saat kita masih kecil" "Hei bocah! Jangan mengadu ke pada orang lain!" ancam Jake, "Aku harap kamu bahagia, Kak" ucap Jay tulus. "Tentu saja" "Maafkan perkataan ibu. Dia hanya-" "Aku tau Jay, aku tidak membenci ibu. Ibu memiliki hak untuk menolak aku sebagai pendamping Kao, karena bagi ibu Kao seperti anak perempuannya" "Aku harap kamu akan menjaga Kao" "Jangan panggil namanya, panggil dia Kak Kaori. Kamu lebih muda dari dia, bocah!" "Haish! Rumit banget hidup kamu, Kak" omell Jay yang membuat Jake tersenyum. Jake dan Jay saling berpelukan. Meskipun mereka berdua bukan saudara kandung, kasih sayang Jake sanagat besar ke pada adiknya. Tidak ada rasa membenci Jay di hatinya. Jake dan Jay memiliki hubungan yang baik, tidak seperti hubungan Amelia dan Jake yang terkesan dingin. Jay memberikan sebuah buku tabungan di tangannya, membuat Jake menatap penuh tanya ke arah adiknya, "Apa maksudnya?" tanya Jake, "Aku ingin memberikan hadiah pernikahanku, aku ingin menjadi orang pertama yang memberikan hadiah kepada kamu dan Kak Kaori" jawab Jay jujur. Meskipun usia Jay masih belia, Jay memiliki beberapa usaha yang menghasilkan pundi pundi kekayaan. "Wah! Manis sekali" puji Jake yang membuat Jay tersenyum bangga. "Cih! Seharusnya kamu berterima kasih, bukan malah meledek aku seperti ini" omel Jay lagi, "Maafkan aku. Aku hanya tidak menyangka anak kecil yang selalu aku gendong kini telah tumbuh dewasa" aku Jake yang membuat Jay tersenyum bangga. "Kamu kira aku kurcaci yang tidak bisa tumbuh besar?" tanya Jay yang kini membuat Jake tersenyum dan membentuk dua lesung pipitnya. Membuat Jake semakin tampan ketika dia tersenyum.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN