“Mbak… mbak… bangun mbak, sudah sampai.” aku terkejut mendengar suara pak supir membangunkanku. “Iya, pak? Sudah sampai ya?” aku mengusap wajahku dan melihat sekelilingku. Pemandangan yang kulihat diluar bus terlihat begitu asing untukku. Aku jelas sudah sampai di Kintamani. “Iya, pak. Terima kasih sudah menyetir dengan baik ya pak.” aku mengangkat tasku dan segera turun dari bus. Hal selanjutnya yang harus aku lakukan adalah menanyakan orang-orang sekitar untuk mencari perkebunan kopi. Aku takt ahu seberapa banyak perkebunan kopi disini, aku berharap bisa menemukan kebun kopi milik orang tua Wulan. Pertama kali aku bertanya pada seorang ibu bernama ibu Ani yang berjualan disebuah warung di terminal bus, aku langsung mendapatkan informasi yang kubutuhkan. Ibu Ani menyarankanku untuk

