Bab 1 || Transmigrasi

1009 Kata
 Disebuah pinggir jalan,tempat perhentian bus yang biasa datang dan menjemput penumpang. Diantara beberapa calon penumpang yang didominasi oleh murid-murid sekolah yang akan kembali ke rumah mereka masing-masing. Salah satu murid perempuan yang mengenakan rok pendek lipat berwarna biru dan baju atasan putih dengan lambang sekolah dibagian d**a kanan pakaian itu. "Bus hari ini lama sekali…." Suara gadis itu terdengar manis dan juga lembut. Wajahnya sedikit cemberut,akibat kelamaan berdiri disana. Gadis itu bernama Gia,murid sekolah menengah yang memiliki paras wajah yang imut dan cantik. Dia memiliki tinggi 158 cm dan rambut coklat gelap. Kulitnya sedikit putih, tapi tidak terlalu putih. Tiba-tiba dari arah depan, seekor kucing berbulu putih sedang duduk di pinggir jalan. Gia yang melihat hewan itu langsung menyebrangi jalan. Bersamaan dengan dirinya tiba di sana, ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan hampir mengenai tempat kucing itu berada tadi. "Huff...hampir saja kamu dalam bahaya,anak nakal." Gia mengetuk kepala kucing itu. "Meowww….?" Kucing itu memiringkan kepalanya terlihat bingung. Gia menggendong kucing cantik dan mungil dan membawanya ke sudut gang yang terlihat aman. "Jangan pergi ke dekat jalan raya lagi,Oke?" "Meow…."Kucing mungil itu mengeong dengan suara yang imut. Gia bersiap pergi dari sana, tapi dari belakangnya muncul sebuah lingkaran besar dan langsung menyeret tubuh gadis itu masuk ke dalam sana. "Akh!!" Gia berteriak panik, dia berusaha meraih sesuatu untuk menahannya. Tapi semuanya sia-sia saja, dia tertelan masuk ke dalam lingkaran aneh itu. Kucing putih kecil itu melihat semuanya dengan sikap tenang. Perlahan, tubuhnya bercahaya dan sosok gadis bertelinga runcing dan ekor putih muncul. "Dia yang terpilih? Sepertinya cuma gadis biasa saja." Nada gadis itu seakan ragu dengan Gia yang sudah diculik.Gadis itu menjentikkan jarinya dan tubuhnya menghilang dari sana. ****** Di tempat lain, Gia yang sudah diculik oleh sesuatu langsung melihat pemandangan aneh di depannya. Bukan lagi gedung tinggi perkotaan yang biasa dia lihat, tapi hutan dan gunung aneh. Bentuk dan warna setiap yang dia lihat aneh-aneh. Ada pohon tinggi dan memiliki daun-daun berbentuk aneh,gunung besar dengan warna jingga dan kuning. "Di-dimana…?" Saat Dia menunduk, tubuhnya seketika menggigil, dia sedang di udara lepas! "AHH!!" Tubuhnya seketika jatuh ke bawah dengan kecepatan tinggi. Gia menutup matanya rapat-rapat. Tepat di bawah sana, ada banyak orang berseragam besi dan membawa pedang dan tombak. Keduanya bersiap berperang. Keduanya berasal dari dua kerajaan berbeda,yaitu Kerajaan Florian dan Kerajaan Snowland Kerajaan Snowland dipimpin oleh seorang Pemuda berusia 25 tahun, memiliki rambut kuning cerah dan mata biru yang indah. Baju besinya berwarna putih, di bagian pundaknya ada jubah putih yang bersih dan terbuat dari kain mahal.Pemuda itu bernama Simore. Sedangkan, Kerajaan Vlorian dipimpin oleh Jenderal muda bernama Sang Ye. Dia memiliki rambut hitam yang panjang dan sosok sempurna. Matanya hitam,kulitnya berwarna gandum dan ekspresi di wajahnya datar dan dingin. "Apa anda tidak akan menyerah,Pangeran." Sang Jenderal fasih berbicara khas orang Snowland. Simore tersenyum sinis dan menolak perkataan yang diucapkan oleh Sangye. "Kenapa aku harus menyerah? Jenderal besar dari Utara tidak mungkin takut berperang,kan?" Sang Ye yang melihat bahwa lawannya tidak akan mundur, setelah dia memberinya kesempatan. Maka, hanya bertarunglah jawabannya. "Baik." Setiap prajurit langsung menarik pedang mereka dan mengarahkan tombak mereka ke arah masing-masing lawan. Sebelum kedua pemimpin memerintahkan pasukan mereka, dari atas langit teriakan aneh tiba-tiba muncul. Kedua pihak kompak mengangkat kepala mereka dan melihat sosok putih jatuh dari langit. "Apa dia Dewa?" Simore bertanya pada ajudan disampingnya. "Mungkin saja,Yang Mulia." Sang Ye tetap diam dan melihat sosok itu semakin dekat ke arahnya. Tunggu ke arahnya? Tidak. Dia benar-benar akan jatuh ke sini! Semakin dekat sosok itu, semakin jelas bahwa dia seorang perempuan. "Bagaimana dia bisa jatuh dari langit?" Gumam Sang Ye dalam hati curiga. Disisi lain, Gia yang bersiap menjadi bubur manusia, dia merasakan sesuatu yang aneh dari arah lain yang mencoba mendekat ke arahnya. Pihak Sang Ye dan Simore juga bisa merasakan hal itu, mereka melihat ratusan kelopak bunga terbang ke arah perempuan itu. Setiap kelopak bunga memiliki warna, aroma, dan bentuk yang berbeda. Ratusan kelopak bunga membentuk bantalan tebal untuk menahan jatuhnya perempuan itu. "Kelopak itu…mereka mencoba menangkap perempuan itu?" Simore sekejap terkejut dan menyadari keanehan yang dia lihat saat ini. Kelopak bunga dengan tepat melayang diatas Sang Ye, posisi ini pas tempat akan jatuhnya Gia. Gia melihat dari atas bantalan bunga itu, awalnya terkejut,tapi dia akhirnya bersyukur dan menghela nafas lega. Dia akan selamat! Tubuhnya jatuh dengan kecepatan tinggi, dan langsung menghantam kelopak-kelopak bunga itu. Tapi mungkin karena terlalu cepat dia jatuhnya dan gravitasi bumi sangat kuat. Tubuhnya menembus bantalan bunga itu dan langsung jatuh dipelukan Sang Ye. "Eh?" Gia membuka matanya dengan kaget. Berbalik, dia melihat sebuah rahang kokoh dan wajah yang sangat tampan. 'Siapa si tampan ini? Apa aku sudah mati aja?' Sang Ye juga merasakan tubuh hangat yang tiba-tiba jatuh ke arahnya. Melihat dengan teliti, ternyata seorang gadis mungil dan cantik. Aroma bunga yang dibawa sangat wangi dan manis. "Siapa kamu?" Sebelum Gia menjawab, tubuhnya ditutupi ratusan kelopak bunga yang tadi. Dirinya langsung dibawa pergi dari sana. "Siapa gadis itu?" Simore sekali lagi terkejut dan tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Arah orang itu pergi menuju ke Forbidden Forest yang dianggap berbahaya. Sang Ye kembali mendapatkan fokusnya. "Hancurkan mereka!" Perintahnya pada para prajuritnya. Perang kedua pihak kerajaan kembali berlangsung. Sedangkan Gia, dia dibawa pergi dan perlahan diletakkan di sebuah batu besar dan di depannya ada sebuah pohon raksasa yang dikelilingi oleh cahaya aneh. Gadis itu langsung berdiri tegak saat melihat pemandangan aneh terjadi di depannya.  "Aku...sebenarnya dimana sekarang?!" Gadis itu mulai merasa ketakutan dan juga ada rasa penasaran dalam dirinya. Dia mencubit lengannya dan merasa sakit,yang menandakan bahwa dia sedang tidak bermimpi saat ini. Tempat dia berada sekarang sangat aneh dan asing baginya. Apalagi melihat tanaman dan pepohonan yang tinggi dan berwarna-warni, jelas ini bukan hutan normal pada umumnya. Gadis itu takut untuk menyentuh apapun disini,tetapi dia juga sangat gemas ingin menyentuh bunga yang berada di depannya, karena bentuknya sangat aneh dan menarik. Gadis itu perlahan mengulurkan tangannya, tetapi sebuah benda ta kasat mata memisahkannya dari luar dan dirinya. Gadis itu terdiam dan menatap sekitarnya dengan sedikit waspada. "Apa aku mati?" "Ini...dimana?" "Siapapun...apa ada orang disini?" Bersambung.....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN