Namun Nyatanya

2220 Kata

Dipeluknya tubuh yang tak bernyawa putrnya, air mata Melanie merebak dengan pekikan suara histeris Melanie yang tak mampu mengikhlaskan kepergian putra sulungnya. Revano merangkul bahu Melanie, mencoba menenangkan wanita yang nampak hancur ketika tubuh Arkana berada dipelukannya. “Kaka tega ninggalin mommy? Please wake up Arkana…” “Mel…” “Mommy nggak mau kamu pergi… nggak. Please jangan tinggalin mommy seperti ini Ka, jangan…” rancu Melanie air matanya tak terbendung lagi. “Aku tau ini berat untuk Mel…” “Lebih baik aku saja yang mati, jangan anak-anakku.” “Ssssstt…. Jangan berkata seperti itu,” ucap Revano seraya mengusap lembut rambut panjang Melanie. Revano sama, dia tidak bisa membendung air matanya agar tidak jatuh di depan Melanie. Ia pun sama menangis karena tak kuasa menaha

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN