“Mommy nangis?” Adia yang baru saja masuk ke dalam rumahnya dan berada di ruangan keluarga tersebut pun mendapati mommy nya yang duduk di atas sofa panjang sembari memeluk kedua lututnya dan menangis sembari wajahnya menatap ke samping jendela. Bocah kecil itu berjalan cepat untuk mendekati mommy nya yang tengah bersedih lagi. Melanie langsung menyembunyikan wajahnya sembari menghapus air mata yang berjatuhan. “Dia sudah pulang?” Adia mengangguk pelan. “Mommy kenapa nangis?” Tuhkan Melanie bingung sendiri harus jawab apa pada putrinya yang kedapatan dirinya menangis. Javier mendengar pembicaraan ibu dan anak tersebut, ia pun melihat mata Melanie yang sembab dan wanita itu memang benar menangis. Ia hanya bisa menghela napas sejenak, sembari melanjutkan jalannya menuju dapur dan

