Prita, Shania & Lia masih memandang Tata dengan heran, tanpa berkedip mereka meneliti Tata dengan seksama. Karena selama menjadi mahasiswi kampus, Tata paling segan dan tidak pernah menginjak Kantin kampus, tak ada satupun kawannya bahkan Riska pun tidak mampu memaksa Tata untuk makan di kantin kampus. Entah apa alasan Tata. Pantas ke 3 kawannya pun terheran, karena perubahan Tata. Tata pun menghampiri ke 3 kawannya dengan membawa sepiring batagor & jus jambu kesukaannya.
"kenapa kalian?" Tanya tata dengan santainya.
"lu sehat kan Ta?" Shania melontarkan pertanyaan.
"iya sehat, kenapa?" Tata menjawab, sambil melahap batagor yang ia bawa tadi.
~chat Riska kepada Prita~
Riska : kampret, si monyet ngajak gw makan di kantin?????
Prita : (mengirimkan foto tata yang sedang melahap batagor)
Riska : hmmm... Kenapa deh itu monyet, dari pagi kelakuannya aneh dan ga biasanya.
Prita : mungkin hari ini si monyet pengen jadi luar biasa kali Ris hahaha
Riska : retjeeehh banget deh looo.. Mending simpen recehan lo buat bayar batagor si monyet tuh hahaha
Prita : lo lebih RETJEEEHHH anj**rrr hahaha.. Lo dimane? Cepet sini dah gw takut si monyet kenape-kenape niiihh...
Riska : iya bentar sampe kantin
Riska tiba di kantin dan langsung duduk di hadapan Tata.
"batagor nyet???" sambil menyodorkan sesendok untuk Riska. Riska pun menyambar sodoran sepotong tahu yang di berikan Tata.
"lu mau batagornya nyet? Gue pesenin sekalian ya, gue mau nambah. By the way, kalian ga ada yang makan nih??" Tanya Tata
"boleh nyet pesenin ya, makasih nyeett" jawab Riska, yang menegaskan bahwa Tata memang berbeda dari biasanya.
Ke 3 kawannya memilih menu yang berbeda. Kini mereka sudah berada dalam 1 meja dengan makanan masing-masing.
"Tumben Ta mau makan di kantin?? Lu ga ada masalah di kedai mang entis kan Ta?" tanya Lia perlahan menyelidik. Mang Entis adalah penjaga kedai, tempat langganan Tata dan kawan-kawan membeli makan seusai kegiatan di kampus. Hingga mang entis pun menyiapkan meja khusus untuk ke 5 langganannya ini.
"enggak ada, baik-baik aja koq, nih gw lagi chat sama mang entis, nawarin batagor. Kenapa siy emang?" Tata kembali bertanya.
"kalian bingung kenapa tiba-tiba gue mau makan di kantin ini ya?" tata menerka kemana arah pertanyaan Lia.
Kawan-kawan serempak mengangguk.
"Jadi tuh, kemaren gw lagi nongkrong di warung mang entis, terus anaknya mang entis jajan batagor di sini, gue ikut nyobain nah dari situ deh gw ketagihan sama batagor ini. So, mulai sekarang sambil nunggu kelas berikutnya gue bakalan ke kantin aja" jelas Tata, namun arah matanya menangkap pandangan yang baru tiba di kantin. Hanya Riska yang mengikuti pergerakan mata Tata.
"ooohh karena ada pemandangan baru juga toh???" Timpal Riska dengan pandangan ke arah Tata menegaskan.
"eh enggak koq... " Tata terkejut karena merasa terawasi.
"naksir???" Riska menyelidik.
"enggak nyet, masa siy gue naksir Demaya" jelas Tata menyangkal.
"sorry guys gue ada kelas". Alasan Riska pergi meninggalkan Tata dan yang lain. Prita yang peka dengan gerak-gerik Riska langsung menghampiri Riska, karena selama ini, Prita lah yang setia mendengarkan apa yang Riska rasa terhadap Tata. Mereka berhenti di salah 1 kelas dan duduk berdampingan.
"are you ok Ris?" tanya Prita prihatin
"gue ga tau Pret, sesak siy... Namanya Demaya pret? Anak baru ya? Manis siy.. At least lebih cantik dari gue ya pret" air mata lolos dari mata Riska.
"orang secuek Tata sampai bisa mengalihkan pandangan dan tau namanya, it means she like her so much pret"
Prita mengusap punggung Riska, menenangkan.
~Tata chat Riska~
Tata : lu kelas apa nyet? Kelas lu kan jam 1
Riska : ada kelas pengganti
Tata : ruang berapa? Gue ikut kelas lo yaa
Riska : ??
Tata : gue mau ikut lu ke matkul lo. Bete nih di tinggal shania and lia kelas juga. Prita kemana lagih, di chat ga di bales.
Riska : kan ada Demaya?
Tata : apa sih Ris? Gue susul lo ke ruangan yaaa. Ruang berapa deh?
Riska berniat tak menjawab pesan Tata. Namun Tata menemukan ruangan dimana Riska dan Prita berada, karena selama mengirim pesan, Tata sambil berjalan mencari Riska.
"lah lu disini juga pret, kaga bales chat gue lo?" menyambar seperti petir kepada Prita.
"lah lo kenapa nyet? Kenapa nangis? Lu dapet kabar apa? Lo sakit? Berantem sama kampret? " memaksa Riska untuk menjawab pertanyaan yang terlontar.
Prita yang tau kondisi Riska, berusaha untuk menarik, membujuk Tata untuk tidak bertanya lagi dan memberi ruang untuk Riska. Namun Tata tidak puas dengan seluruh pertanyaan yang tidak terjawab oleh Riska.
"pret, si monyet kenapa?" Tata memohon penjelasan kepada Prita
"berantem sama lo??" prita menggeleng
"sakit??" prita menggeleng
"dy ga ada duit??" prita menggeleng
"cinta???" prita tak bereaksi
"sama siapa Pret?" sambungnya
"setahu gue lo orang yang paling deket sama si monyet Riska, harusnya lo lebih tahu siapa orang yang udah bikin dy nangis kayak gini" Prita menahan emosi terhadap Tata, karena perhatian Tata teralihkan oleh Demaya.
Tanpa sepatah kata pun Riska meninggalkan sahabat-sahabatnya yang sedang berdebat menuju kamar kosnya. Tata yang khawatir, langsung mengikuti langkah Riska yang sangat cepat. Prita membiarkan keduanya menyelesaikan permasalahannya di hari ini.
TBC