"m***m!!" Teriak Hana, orang-orang di halte melihat dengan pandangan aneh pada pria dihadapan Hana.
"Sstt....Mau cari mati, ya?" Bisik pria itu geram.
"Om Bayu! Please.. Pergi dari sini!"
"Kau harus ikut saya." Jawab bayu yang sambil tersenyum.
"Sudah satu tahun, apa tidak bosan?"
"Kalau untuk dirimu, saya tidak akan
pernah bosan. Makanya ikut sekarang." Ucap bayu yang menarik hana dengan lembut.
"Tidak mau! Pacar aku mau jemput. Syuhhh pergi sana!" Jawab hana yang menghempaskan tangan bayu.
"Pacar? Jangan ngawur, saya tahu
semuanya tentang dirimu, Hana sayang." Ujar bayu yang sambil mengacak rambut hana.
"Ishh.. Jangan pernah memanggil sayang! Itu menggelikan!"
"Baby?" Bisik bayu dengan suara serak khasnya.
"Ya om!! mau Hana berteriak lagi, ya?" Hana yang menatap tajam bayu
"Ya sudah.. ayo, apa salahnya jika kau menurut untuk ikut dengan saya?"
"Salahnya itu ada di diri om sendiri! Hana tidak suka dengan om" Jawab sinis hana.
"Saya suka Kamu, cinta malah." Ucap bayu dengan tatapan serius.
"Ishh.. Manusia pedo mending jauh-jauh saja sana!" Hana mendorong tubuh tegap pria dewasa didepannya. Namun percuma,
tangan kecil gadis itu tak punya tenaga lebih dorong sang dominan.
"HANA?" Panggil seseorang lelaki dari sebelah kanan halte.
"Angga!" Girang Hana, segera saja hana menghampiri angga dan memeluk tangan pria itu, membuat garis kerutan hadir di dahi indah angga.
"Hana.. ini rencananya di mulai sekarang?" Bisik Angga.
"He-em." Hana mengangguk samar.
"Om bayu! Pergi sana! Pacar Hana sudah datang!" Usir Hana, mobil bus datang dan orang-orang yang sedari tadi melihat drama itu akhirnya naik meninggalkan halte yang kini menjadi sepi, hanya ada ketiganya disana.
Pria dewasa itu terkekeh, menampilkan smirk andalannya. Hana sampai bergidik ngeri melihatnya, tapi ada angga begitu
pikirnya.
"Kau–"Tunjuk pria itu pada angga, "Pergilah!".
"Om bayu saja yang pergi!" Sulut Hana.
"Angga," Gumam bayu sambil
menatap intens keberadaan lelaki disamping gadisnya, melihat gadisnya memeluk pria lain membuat darah pria itu mendidih walau bayu tahu lelaki yang bayu anggap masih kecil itu sahabat
gadisnya, "Selagi saya masih berbaik hati, tinggalkan kami sekarang." Ucap bayu lagi dengan penuh penekanan.
"Kalau saya tidak mau bagaimana? Kan hana pacar saya." Tantang angga dengan bumbu keyakinan yang sedikit.
"Hana Leta Leteshia. Masuk ke mobil saya sekarang." Hana terkejut, melihat rahang pria itu mengeras, menyebut nama lengkapnya yang artinya pria itu sedang serius sekarang.
Hana tidak mau angga terluka karena pria itu, dengan perlahan ia melepaskan diri dari angga dan dengan lesunya berjalan kearah mobil dan masuk kesana.
"Saya akui, kau itu teman yang baik bagi hana. Tapi untuk sekarang jangan campuri urusan kami dulu." Bayu kemudian meninggalkan angga yang sudah gemetar dengan jantung yang hampir copot.
"Aishh.. Hana harus kasih bakmi untuk nebus ini." Gumam angga ketika melihat mobil hitam mewah itu pergi meninggalkannya di halte seorang diri dan dengan rencana usulan Asep yang gagal total.
"Asep juga harus kasih bakso mang tarjo!" Geram angga.
Sedari tadi Hana hanya diam saja, melihat keluar jendela mobil saat ini lebih baik pikirnya. Pria yang mengemudi mobil juga hanya diam saja, ia sadar mungkin gadisnya itu marah padanya. Karena biasanya gadis kecilnya tak akan diam seperti ini.