bc

Skandal Penuh Gairah Dengan Mantan

book_age18+
199
IKUTI
3.0K
BACA
dark
forbidden
love-triangle
second chance
badgirl
boss
heir/heiress
drama
bxg
serious
bold
city
office/work place
childhood crush
disappearance
like
intro-logo
Uraian

ADULT CONTENT ALERT!! 21+

Alden melamar sang kekasih ditengah keraguan menghadapi masa depan perusahaannya sendiri yang nyaris bangkrut. Pada saat itulah Eliona, kekasihnya di masa SMA muncul kembali dalam hidupnya setelah sepuluh tahun menghilang tanpa kata. Setelah pernah menggila bersama di masa remaja, Eliona berhasil membuat Alden mengambil keputusan paling sinting dihidupnya. Mereka membuat skandal, bersenang-senang dan menghabiskan waktu bersama penuh gairah sebelum pernikahan tiba. Namun seluruh kesenangan itu tidak bertahan lama sebab Alden akhirnya kembali dihadapkan pada dua pilihan sulit: Melanjutkan pernikahannya dengan Milla kekasihnya atau kembali ke pelukan sang mantan yang mengajarinya urusan gairah di masa muda mereka.

chap-preview
Pratinjau gratis
Permainan Berbahaya
“Dimana kau ingin benar-benar melakukan ‘itu’?” tanya Alden sambil melukis lingkaran kecil ditelapak tangan Eliona saat dia menggenggamnya. Seandainya mereka bukan sepasang kekasih sekarang, sudah pasti dia akan dianggap sebagai pemuda ingusan yang c***l. Tapi Eliona itu gadis yang berbeda. Dia selalu pandai meneliti situasi dan lagi dia pasti paham bahwa saat ini Alden melakukannya bukan tanpa tujuan. Meski terkadang tampak pasif agresif, tapi sejatinya Alden itu tipe yang penuh pertimbangan, santai dan dia juga selalu mengawasi gerak-gerik Eliona dengan baik sebelum buka suara. Eliona sendiri tampak diam sebelum akhirnya gadis itu berpaling dan menyeringai padanya. “Maksudmu disini, sekarang juga?” Sambil tertawa, Alden membalas perkataan kekasihnya yang kelewat berani dengan gelengan kepala. Oh ayolah mereka berdua hanya sepasang pemuda pemudi bau kencur yang baru memasuki remaja. Tujuh belas tahun. Namun terlepas dari itu Alden mengaku memang kerap memikirkan bagaimana rasanya tidur dengan seorang perempuan dan menjadi pria seutuhnya. Dia tidak munafik bahwa dia memang ingin punya kesempatan melakukannya dengan Eliona. Tapi betulan terjadi atau tidak itu tergantung Eliona sendiri. Dia bukan tipe yang akan memaksakan kehendak, apalagi kalau Eliona-nya tidak mau. “Bukan itu, maksudku adalah suatu tempat sinting dimana kau ingin melakukannya suatu hari nanti. Sekarang rasanya mungkin terlalu cepat untuk... kita,” kata Alden sambil menggaruk sebelah pipinya, tangannya lainnya masih memegang tangan Eliona dengan erat. Eliona tampak bergumam, sedikit berpikir bahkan. “Kurasa wahana Small World di Disneyland.” Alden melirik gadis itu sesaat sebelum pandangan matanya dia arahkan kedepan. “Sepertinya agak klise dan melanggar hukum.” “Kau kan tahu sendiri kalau aku bukan gadis yang suka mentaati hukum,” sahutnya sambil terkekeh. “Tapi setiap kali menaikinya mau tidak mau aku membayangkan bagaimana rasanya menyelinap ke dalam sana dan menemukan satu sudut gelap.” “Mungkin di malam hari?” timpal Alden yang mulai masuk ke dalam perbincangan gila mereka. Dia seakan menyetujui fantasi liar kekasihnya. “Jauh dari semua orang. Kita bakal berada cukup jauh supaya aku bisa ada di dalam tubuhmu.” Eliona tampak menelan ludah, dia pun bahkan sampai memukul bahu pria itu sambil dan mendorongnya begitu kata-kata sembarang itu meluncur dari mulutnya dengan polos. “Kau ingin wahana itu bergerak ketika aku bercinta denganmu di dalam sana?” Seolah ingin mengetes batasan yang ada. Alden justru dengan santainya malah memancing perkara. Kalau boleh jujur dia memang menikmati pembicaraan seperti ini sebab tidak mudah baginya untuk bisa membicarakan topik serupa dengan gadis seumurannya. Itu semua pasti akan dianggap tak sopan atau bahkan tabu. Lengan Eliona kontan merinding mendapati pernyataan pemuda itu. Itu terlalu m***m, dia bahkan tidak mengira bahwa Alden memiliki sisi ini jika saja mereka tidak melakukan aksi gila sebelum ini. Menghancurkan bulu-bulu di perusahaan ternama dengan mencipratinya menggunakan cat. Itu menyenangkan lagi memuaskan. “Cuma kalau aku yakin kita sudah tersembunyi dan tidak bersuara,” jawab Eliona pada akhirnya berusaha untuk santai menanggapi. “Bisa saja, soalnya lagu sialan itu selalu mereka putar sepanjang waktu,” kata Alden tanpa perlu melihatnya, tetapi dia tersenyum saat mengatakan apa yang terbesit di dalam pikirannya. “Aku ingin membuat suara hanya supaya kau bisa mendengarku,” pungkasnya lagi. Dia melirik dengan ekor mata dan menemukan tubuh gadis itu sedikit gemetar. Ah, Alden memang selalu mengingatnya di dalam kepala. Bagaimana cara gadis itu tak berdaya di bawah dominasinya, hembusan napasnya yang memburu, bagaimana bibirnya dia gigit kuat-kuat supaya menahan suara erotis keluar dari sana. Ekspresinya yang tersipu saat dimanjakan. Sisi submisive Eliona yang tidak pernah orang lain ketahui. Oh… Alden benar-benar terlena. Baru foreplay saja dia sudah seperti itu apalagi bila mereka melakukannya hingga ke menu utama? Ketika keheningan terlalu lama terjadi diantara mereka. Alden menatap kekasihnya lekat-lekat. Dia bisa menebak bahwa di dalam dadanya sekarang jantung gadis itu sedang berdentum di d**a dan naik hingga ke tenggorokan. Tebakan itu dia dasarkan karena dia merasakan hal serupa saat tubuhnya tercondong ke depan dan sepenuhnya fokus pada bibir gadis itu. Rumahnya ada disana, dua puluh langkah ke dalam. Tinggal menyeret gadisnya masuk dan mereka bisa melakukan permainan berbahaya seperti biasa. Tetapi disini, di tepi jalan, mereka berciuman seolah sudah setahun lamanya mereka tidak berduaan. Alden menciumnya selama bermenit-menit, kalau perlu berhari-hari, sampai mulutnya terasa perih oleh gigitan Eliona setiap kali dia meminta berhenti karena pasokan napasnya menipis. Lidah, gigi dan desahan gadis itu ketika melingkupinya begitu terasa. Mereka berdua sama-sama mabuk akan gairah masa muda. Alden bisa menyadari rasa lapar dari gadis itu ketika dia membuka tubuhnya dan menekan lehernya guna memperdalam ciuman. Dia bisa merasakan dalam suara-suara yang terlepas setiap kali dia menciumnya dengan sudut yang berbeda. Setiap kali Alden menariknya lebih dalam, menggigitnya, menghisap bibirnya. “Bawa aku ke rumahmu.” “Aku akan memastikan kau menginap malam ini,” balas Alden. Lalu tertawa setelah memutuskan untuk menghentikan invasi. Benang saliva tercipta, tetapi kedua lutut nyaris terasa lemas hingga kehilangan keseimbangan dan jatuh di trotoar. Mereka bahkan harus merangkak dengan kikuk untuk bisa kembali berdiri, tetapi posisi Alden yang berada di atas kekasihnya terasa begitu mendebarkan. Kalau saja dia cukup gila, bisa saja dia membaringkannya disini dan memulai aksi. Namun, dia tidak segegabah itu. Alih-alih segera pergi dari sana, suara tawa merdu terdengar dari Eliona yang kemudian disambut pula dengan hal yang sama dari Alden. Kalau saja ada orang yang lewat, mereka berdua pasti disangka bocah nakal yang mencoba menegak alkohol dan mabuk. Inikah yang terjadi? Ini adalah chemistry, Alden tahu pasti. Sesuatu yang membuatnya mati rasa sekaligus menusuknya, sesuatu yang membuatnya merasa hidup juga mati untuk pertama kalinya. Membunuh ingatan bagaimana hal-hal malang yang memasuki hidupnya dan harus dia Jalani suka atau tidak. Membunuh ingatan tentang bagaimana rasanya hampa, hidup tanpa tujuan dan juga kesepian. Eliona adalah obatnya, gadis yang memberinya banyak pengalaman pertama. Gadis yang dengannya Alden selalu merasa rileks dan merasa bisa menaklukan apapun. Alden teramat mengenal gadis ini. Bobot tangan dan tubuhnya, rasa akan dirinya yang mirip dengan rasa nya sendiri hanya setelah dua ciuman yang dalam. Tawanya yang berubah jadi erangan, serta bagaimana cara gadis itu memperhatikan tangannya ketika Alden menyentuhnya. Alden menarik gadis itu hingga dia bisa berdiri lalu menarik dan menggendongnya ke atas pundak. Lalu berdearp di jalan masuk dan menyerbu ke dalam rumah. Alden menurunkannya hingga Eliona meluncur di sisi depannya, di sepanjang tubuhnya, merasakan d**a, perut dan bagian yang tertutupi oleh seragam sekolah yang belum dilepaskan sejak mereka bolos tadi siang. Jemari Alden menggelitik pinggang si gadis, memberinya senyuman kecil. “Menginaplah malam ini, Eliona,” bisik Alden di telinga gadis itu. Menciptakan sebuah getaran tertentu dari tubuhnya. Tidak ada jawaban yang terdengar. Tetapi sebuah anggukan dengan semburat merah tipis adalah yang paling bisa Alden terima. Alden terkekeh merasa puas, lalu secara tak sadar tangannya menggelitiki perut kekasihnya. Sekali lagi menciptakan sebuah tawa merdu darinya. Tapi Alden tak puas dan malah semakin brutal. “Hentikan.. hahaha… jangan!" Setelah puas menggelitik, Eliona menatap matanya dengan sorot mata sendu yang tampak memiliki maksud. Alden bisa menebak, tetapi terlalu takut untuk meyakini sebuah harapan semu. "Hei, soal yang kau tanyakan pertama kali saat kita berjalan bersama diluar sana. Sebenarnya aku tidak keberatan melakukannya di kamarmu." Jantung Alden berdentum dengan gila. Tidak, tidak mungkin ini sesuai pikirannya kan? "M-maksudmu?" "Kita lakukan malam ini. Mari kita menyatu."

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.5K
bc

TERNODA

read
198.6K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
57.1K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook