Olivia merasa ada yang aneh dengan sikap Devan. Bahkan saat meeting telah berakhir pun, Devan sama sekali tidak mengatakan apapun padanya seperti hari kemarin. Bahkan sikap Devan hari ini lebih cuek dan dingin seperti biasanya. Olivia menghela nafas, menatap Devan yang duduk di sebelahnya sambil menatap layar ponselnya. Wajah tampannya sama sekali tak pudar, malah semakin tampan dengan sikap dinginnya itu. Ada apa sih dengan dia? Apa dia marah karena gue mengabaikan pesan yang dia kirim? Atau soal panggilan dia yang nggak gue angkat? Devan memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya, ia lalu beranjak dari duduknya. “Saya akan pergi ke suatu tempat, jadi kamu kembali ke hotel naik taksi,” ucap Devan dingin. Devan melangkah pergi tanpa menunggu jawaban dari Olivia. Salah siapa nyu