BAB 4: Kelakuan

1022 Kata
KEIRA POV Sebenarnya. Apa yang terjadi kepadaku? Kenapa aku mengalami hal yang seperti ini? Kenapa juga dengan mereka yang tidak bisa percaya akan kata - kata yang sudah aku utarakan? Apa ada satu orang yang akan mempercayaiku? Untuk apa juga aku berbohong akan hal yang sudah terjadi padaku? Banyak sekali pertanyaan yang tidak terjawab. Aku hanya bisa berharap ada waktu untuk menerima semuanya. Menerima jika aku dianggap aneh oleh orang lain termasuk keluargaku sendiri. Aku sudah tidak mempunyai siapa - siapa yang sudbisa aku andalkan. Dimana aku hanya bisa memendamnya sendiri. "Ada apa sebenarnya dengan matanya ini?" Tanyaku pada diriku sendiri. KEIRA POV OFF. Di sekolah, dia memang tidak banyak bergaul dengan siapa - siapa selain dengan Olive Juwita. Dia yang setia mendengarkan keluh kesahnya dan juga semua rahasia milik Keira sudah di pegang oleh Olive Juwita. Dimana Olive yang selalu sabar dengan ocehan dan keluhan dari Keira. Padahal, dia banyak sekali mengeluh tentang kehidupannya kepada Olive. Tapi, Olive dengans abar mendengarkan dan memberikan sarannya jika dia bisa. "Kenapa lagi, sih, Kei?" Tanya Olive begitu melihat Keira memelas menatap ke arahnya. Sudah satu bulan dia bolos dan ijin sekolah untuk memulihkan keadaannya. Dia juga sudah bisa menerima bahwa dirinya memang bukan seperti dirinya lahi. Dia seolah bukan dirinya karena matanya yang berbebda. Tapi, penglihatannya normal. Hanya saja, ada hal - hal yang tidak normal yang twrlihat dan tertangkap oleh matanya. Keira cemberut menatap Olive, "Liv, kok lo ga nengokin gue sih?" Tanyanya setelah Olive duduk di bangkunya, di sebelah Keira. Olive mengangguk, "gue kan sekolah, Kei. Gue juga ga bisa banget ke sana karena harus les. Lo tau sendiri kan hari lubur gue di pake buat apa?" Tanya Olive. Kini Keira mengangguk. Twntu saja Keir tau apa yang di lakukan oleh Olive setiap week end ataupun hari libur. Dia selalu menghabiskan waktinya les alat musik dan les lainnya. Kalau tidak les, mereka - keluarga Olive - akan mengajaknya liburan. Keluarga yang harmonis memang. Olive menyukainya dan tentu saja di twrima dnegam baik oleh Olive. Karena kehidupannha mungkin hamlir semua tentang belajar. Dan Olive memang mebyikai itu. Tidak terpaksa sedikit pun. "Jadi, apa yang mau lo ceritain?" Tanya Olive. Pasalnya, keira sering sekali menceritakan hal yang di luar nalar untuk Olive. Tentu saja Keira menceritakan apa yng audah serimg ia ligat sekarang. Sudah sering juga Olive bertanya apa dan bagaimana. Hanya saja, Keira ingin membicarakan ini lamgsung kepada Olive. Langsung berbicara di depan Olive sudah twrcapai hari ini. Namun, ceritanya memang bukanlah bahan cerita yang mudah. keira sendiri bingung harus mulai darimana. Yang pasti, dia sudah menceritakan sedikit - seikit tentang aa yang ia alami setelah ia kecelakaang waktu itu. Dan tentu saja Keira sudah menceritakan apa yang ia lakukan dan apa yang ia lihat. Tapi tetap saja, itu tidak membuat Keira puas jika emnceritakan di teleon atau sekedar chatting di aplikasi chattingnya. Keira ingin mencerotakan langsung keada Olive tentang apa yang ia sedang alami. "Gue ngalamin hal buruk sebulan kemarin." Kata Keira. "Duh, gimana ya, gue bingung juga ceritanya mulai dari mana. Yang jelas gue ngalamin hal aneh yang gue udah ceritain ebberapa ke lo." Kata Keira lagi. Olive mengangguk, "lo ngalamin itu sendiri? Saat lo zendiri aja?" Tanya Olive . Oluve memang sudah mendengar dengan baik kala itu. Dia memang pendengar setia dan pendengar yang baik untuk Keira. Olive juga tidak mengka bahwa Keira akan sangat cocok dengan mata tante - ibunya Keira -. Matanya memabg terlihat berbeda namun, tetap cantik untum Keira. "Gue bgalamin itu setiap gue bangun tidur. Pas gue buka mata biasanya gue liat pantulan badan gue di kaca besar, cermin di elmari gue loh, lo tau kan?" Tanumya Keira memastikan bahwa ive mengetahui semua sudut di dalam rumahnya teemasuk kamarnya. Keira melihat Olive mengangguk dan kembali meneceritakannya, "gue liat bayangan gue. Gue liat pantulan gue di cermin itu. Tapi gue ga sendiri. Ada al lain di belakang gue dan itu yang nebuat gue takit." Kata Keira lagi. Olive bemar - benar penasaran apa yang dilihat oleh Keira samlai dia sering sekali menelepon Olive. Kadang di tengah malam sekalipun. Dia benar - benar harus mengangkat dan mendnegarkan apa yang akan diceritakan oleh Keira. Selanjutnya, Keira menambahkan, "gue liat bentukan yang jelas. Kayak wajah ada di samping gur. Bahkan gue juga ngeliat ada sosok di dalam cermin yang lagi ngeliatin gue." Kata Keira, "lo tau film horor yang dimana hantunya itu deket abnget sama pemeran utamanya?" Tanya Keira pada Olive, dia mengangguk, "kurang lebih kayak gitu." Kata Keira. "Masa sih? Gue masih ga percaya ah." Kata Olive pelan. Keira berdecak, "yah udah deh. Gue susah sih buktiin ke lo. Soalnya ini beneran gue doang yang liat." Kata Keira. Sekarang Olive mengangguk. "Lo tau kan hal kayak gitu itu, susah banget dipercaya sama orang. Karena lo doang. Atau orang yang lunya keahlian dan lunya kelebihan tertentu doang yanh bisa liat. Sedangkan kebanyakan orang ga bisa liat. Makannya, kebanyakan orang ga percaya. Termasik gue." Kata Olive. Tentu saja. Benar. Tidak semua orang lunya kelebihan selerti ini. Tapi, itu benar - benar terjadi pada Keira. Bagaimana juga Keira bis amembujtikan kepd aornag - orang yang ada di dkeatnya bahwa Keira memiliki kelebihan ini setelah mendalatkan donor mata. "Tapi gue malah jadi penasara. Giaman cara lo ngadepin hal ini dalam wkatu sebulan?" Tanya Olive pada Keira. Keira menatap Olive. Ternyata ada juga rasa penasaran yang terjadi pada Olive. "Gue juga ga tau kenapa gue bisa kuat. Mungkin akrena gue cuman bisa nerima ini. Mencuekkan apa yang gue sering liat. Gue juga ga sering kok ngeliatnya. Setiap gue liat lasti gue pura - lura ga liat." Kata Keira. "Tapi, bukannya lo bilang mereka kayak manusia biasa?" Tanya Olive. Keira memganggum sekarang. "Mungkin akrena itu gue ga takut. Kebanyakan dari mereka kayak manusia pada umumnya." Kata Keira, "yang bikin gue ngerti itu bukan bentukannya,Liv, tapi kelakuannya." Kata Keira lagi. "Emang kelakuannya kayak gimana?" Tanya Olive seidkit oenasaran. Keira menghela nafasnya. Dia mungkin akan oanjang lebar meneceriatakan apa yang sudah ia alami. Lebih detail mengenai kelakuan 'orang' yang meamang 'bukan sembaramg orang'. "Lo pernah mgeliat ornag keluar dari elmari lewat cermin ga?" Tanya Keira membuat Olive menggeleng, "nah begitu kelakuan mereka. Abusrd banget." Sahut Keira lagi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN