aku tergesa gesa memasuki pondok putri , keadaan yang semula ramai , mendadak menjadi begitu sepi, ini lagi lagi mengingatkan statusku yang sama sekali tidak pernah benar-benar aku miliki. satu kotak berukuran besar menarik pandanganku , aku tidak segan bertanya kotak apa itu? mungkinkah seperti yang aku bayangkan? ternyata benar kotak itu adalah tempat para santri berapresiasi dengan karya tulis mereka , nasib mereka sama seperti ku dulu , aku tidak bisa berkreasi bebas dengan karya karya ku karna santri di larang untuk membawa atau sekedar menyentuh alat elektronik di sana, begitu pula disini .
Untung saja di sini tidak semiris nasib ku dulu mereka masih bisa menyalurkan bakat bakat mereka lewat kotak kecil ini.
kata beberapa mbak abdi dhalem , ini akan di terbitkan pada bulu majalah khusus yang di terbitkan oleh pesantren.
dan aneh nya ini semua adalah ide dari Gus Gabriel , dia adalah orang pertama yang menghidupkan dunia junarlistik di sini . tidak heran puisi puisi nya sangat indah untuk gadis itu. aku lagi lagi tersenyum miris.
" eh.......Mira kau sudah ada di sini ,kenapa kau tidak menemani Gabriel?" aku terperangah , tidak menyangka akan bertemu umik di sini.
"ah.... iya unik , Gus eh.... mas Gabriel masih butuh waktu istirahat , Mira tidak mau mengganggu nya" jawab ku sekenak nya.
" lebih baik kau temani dia , siapa tau dia butuh sesuatu" bagaimana ini aku malas kembali ke rumah .tidak aku tidak mau kembali.
" mas Gabriel sedang tidur mik , seperti nya dia sangat lelah" aku menunduk ragu, umik.... plisss.... percaya...
"oh.... tidur"
" iya mik mas....." tiba tiba tangan kekar melingkar di pinggangku , bisik bisik santri sekitar mulai terdengar, aku memberanikan diri menoleh kepada arah itu , benar saja itu Gus Gabriel mengapa dia bersikap seperti ini, keadaan cukup canggung bagiku . aku mencoba menetralkan nafasku dan tidak berani menatap mata nya lagi.
"bohong mik dia yang ninggalin aku tadi" ucapnya sedikit merajuk . umik terkekeh pelan melihat kelakuan anak tunggal nya ini .
" mas lepasin gak enak sama santri putri" aku memberanikan diri membuka pembicaraan , aku sangat risih dengan seruan santri putri ,bagaimana tidak , Gus Gabriel kan terkenal dingin selama ini.
" biarin kamu kan istri aku " ucap nya enteng , aku tidak tau kenapa pipiku tiba tiba memanas , rasa nya jantungku bukan hanya berdetak namun dia sedang lari , kencang sekali , Gus Gabriel tersenyum gemas melihat ku seperti ini . tanpa permisi dia membopongku ala filem filem romantis .
*mik Gabriel pulang dulu , kasihan istri nya malu katanya , assalamualaikum"
"waalaikum salam" ucap umik seraya terkekeh pelan.
aku memilih menyembunyikan wajah ku di d**a bidang Gus Gabriel , seruan para santri makin memuncak , aku sangat malu dan tidak bisa menunjukkan wajah ku.jika ini hanya kepura puraannya aku harap semua akan berubah menjadi nyata segera.
**************
akhirnya setelah perjalanan singkat itu kami tiba di kamar kami. dia menurunkan ku di ranjang dengan pelan , jantungku berasa tak karuan mengingat jarak yang cukup dekat dengan nya , di duduk di sampingku mau tidak mau aku ikut duduk di dekat nya , dia mendekat , kurasa ada yang ingin dia bicarakan.
" kau marah?" kenapa dia masih bertanya , hm..... aku menghela nafas berat.
" bunten Gus"ucap ku sedikit tidak ikhlas.
" aku tau kau marah , karna aku kemarin terlalu kasar padamu bukan?"lagi lagi aku tidak ingin membalasnya , bibirku terlalu kelu untuk menjawabnya.
"jangan pernah berfikir yang tidak tidak ... hmmmm..." dia menghela nafas panjang , tangan nya membelai lembut pipiku mau tidak mau aku harus melihat mata zamrud itu.
" aku sudah berjanji akan membuka hatiku untukmu dan aku juga hanya akan menikah dengan mu , tidurlah aku ingin tidur siang bersama mu" aku mengangguk pasrah, dia menarik selimut sampai d**a , memeluk ku begitu hangat .
Gabriel
jika aku benar benar jatuh cinta maka tidak mau tau bagaimana pun caranya, aku harus tetap berada di sisinya.