PROLOG
Kala itu di saat seorang lelaki dengan wajah dinginnya tengah duduk di salah satu meja Kafe yang bernuansa alam sambil menikmati senja dengan segelas kopi hitam di depannya.
Dia baru pertama kali di sini dan benar saja. Kenikmatan yang disuguhkan oleh Kafe ini di tiap minumannya mampu membuat pikirannya sedikit lebih tenang. Otaknya yang semula mengebulkan asap kini terasa lebih reda.
Pekerjaannya akhir-akhir ini benar-benar menyita pikirannya. Semula ia tak begitu peduli dengan pekerjaan ini yang begitu menyita dirinya selama ini. Namun lama kelamaan semuanya terasa berat dan terlihat tabu.
Semua terasa hampa dan rasanya hambar.
Menyesap kopi hitamnya sambil menatap ke arah para waiters yang berlalu lalang di depannya hingga bola matanya terhenti pada sosok gadis perawakan tinggi sebahunya dengn rambut yang diikat ke belkang dengan berantakan dan menyisakan anak-anak rambutnya menggantung di sekitar mata dan telinganya.
Manis dan cantik.
Senyumannya yang begitu manis mampu membius mata dan hati Edward.
“Siapa gadis itu?” tanya Edward dalam hati.
Edward merogoh ponselnya dari saku celananya dan menelepon seseorang meminta tolong untuk membantunya. Ya, Edward benar-benar gila kan paras gadis itu.
“Cari tahu soal gadis yang aku kirim fotonya ke email kamu secepatnya.”
Kemudian, pria itu menutup panggilannya secara sepihak.
***